3 Tempat Wisata di Taiwan yang Ramah Muslim
Reporter
Antara
Editor
Tulus Wijanarko
Senin, 16 Juli 2018 15:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kian banyak turis Indonesia yang berkunjung ke Taiwan membuat pelaku industri wisata negeri itu berusaha memenuhi kebutuhan mereka, yang mayoritas kaum muslim. Mulai kawasan hiburan, restoran, hingga rumah sakit sudah dilengkapi musala dan menu makanan halal.
Berikut ini tiga titik yang terus berbenah meningkatkan kenyamanan bagi turis muslim itu.
1. Lihpao Land
Di sini tersedia musala dengan karpet-karpet berwarna ungu, kuning, hijau, dan biru hampir selebar sajadah. Ruangan itu cukup luas dan berkesan mewah dengan nuansa artistik, ditimpa cahaya lampu kekuningan.
Pada pintu terdapat logo bulan sabit bertulisan "Muslim Prayer Room". Musala ini terletak di Hotel Fullon, sebuah hotel bintang empat di Taiwan. Namun musala ini belum dilengkapi mukena, sarung, dan kitab suci Al-Quran.
Para pengunjung tempat hiburan seluas 200 hektare ini biasanya kalangan keluarga dengan anak-anak yang ingin merasakan sensasi berada di bianglala tertinggi di Taiwan (120 meter). Selain itu, masih ada berbagai permainan lain yang memacu adrenalin.
Di sebelah musala terdapat restoran mewah yang menyediakan menu halal. Menu itu misalnya pilihan salad salmon asap, sup tomat daging sapi, sup jamur, ayam rebus ala Mediterania, tumis kambing iris dadu, serta nasi seafood bertabur keju dan susu. Ada juga pizza ayam, kentang goreng keju, dan pilihan menu halal lain.
2. Janfunsun Fancy World
Di tempat hiburan keluarga bertema permainan ini terdapat ruang salat yang muat hingga enam orang. Musala ini sudah dilengkapi dengan petunjuk arah kiblat dan Al-Quran.
3. Formosan Aboriginal Culture Village
Ini merupakan sebuah tempat hiburan bertema permainan dengan replika kehidupan suku-suku asli Taiwan. Muslim bisa menjalankan ibadah salat di sebuah ruangan mungil bertulisan "Prayer Room" berkapasitas dua orang. Sayang, untuk mengambil air wudu, pengunjung harus menggunakan wastafel toilet yang berjarak 200 meter dari ruang tersebut.
Pengelola menyediakan sebuah toilet halal di antara beberapa toilet lain. Tulisan "toilet halal" itu mengacu pada toilet yang dilengkapi dengan selang penyemprot air. Ini berbeda dengan kebanyakan toilet Taiwan yang berkonsep toilet kering, yakni sebuah kamar kecil yang hanya dilengkapi dengan tisu pembersih, seperti di Eropa.
Di sini ada Restoran Maya yang menyediakan lima macam menu halal, seperti nasi sapi rebus kacang, nasi kari ayam, nasi kari kambing, nasi kari jamur, serta spageti Bolognese.
Menu untuk Muslim di restoran ini telah mendapat sertifikat halal dari Asosiasi Muslim Cina (CMA), lembaga yang berwenang mengeluarkan sertifikat halal untuk produk makanan, restoran, hingga hotel di Taiwan.
Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taiwan (TETO) di Jakarta menyebutkan jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Taiwan pada 2017 meningkat 46 persen dari tahun sebelumnya. Total 189 ribu orang Indonesia berkunjung ke Taiwan.
Jumlah itu, menurut Kepala TETO John C. Chen, diharapkan terus bertambah. “Seiring kesiapan Taiwan mengembangkan wisata ramah muslim,” katanya.
ANTARA
Artikel lain: Dua Rafflesia Gadutensis Mekar Sempurna di Bengkulu Utara