Pulau Paserang, Si Molek yang Tersembunyi di Selat Alas
Reporter
Tempo.co
Editor
Rita Nariswari
Sabtu, 14 Juli 2018 11:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Selat Alas yang berada di antara Pulau Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, menyembunyikan sejumlah pulau kecil nan cantik.
Di kawasan Gili Balu ini, Pulau Paserang salah satunya yang terlihat kemolekannya. Luasnya mencapai 47 hektare, sebagian besar berupa padang rumput. Tak jauh dari pulau ini, ada Pulau Kambing dan Pulau Belang.
Perjalanan saya menuju Pulau Paserang, dimulai dari Bandara Internasional Lombok di Praya, Lombok Tengah. Dilanjutkan dengan kendaraan sewaan menuju Pelabuhan Kayangan yang berjarak sekitar 99 kilometer dari bandara. Perjalanan sekitar 2,5 jam. Dilanjutkan dengan penyeberangan Selat Alas dengan kapal feri selama 1,5 jam. Tak jauh dari Pelabuhan Poto Tano di Sumbawa Barat, ada kampung nelayan. Di sini lah bisa ditemukan penyewaan perahu bermesin untuk menuju pulau-pulau di sekitar Selat Alas.
Saya memilih tiga pulau, salah satunya Pulau Paserang dan tarif kapal Rp 500 ribu. Menuju Pulau Paserang diperlukan waktu sekitar 20 menit. Mesin perahu menderu, hingga dermaga dengan sisi kiri-kanannya pantai berpasir putih pun ada di depan mata.
Pulau Paserang memiliki wilayah perbukitan juga sehingga bisa memandang sekeliling dari ketinggian. Untuk mencapai puncak bukit tidak perlu repot-repot karena jalan setapak yang sudah dilapis semen. Ciri lain dari pulau ini adalah keberadaan rumah kayu di bagian depan. Rencananya, akan dibuat fasilitas wisata lengkap di sini, termasuk kolam renang.
Di sisi depan berupa pantai landai dengan pasir putih yang lembut, di sisi lain terdapat bakau-bakau di tepian pulau ini. Sekitar seperempat bagian pantai yang ditutupi bakau.
Namun, berenang di tepian pesisirnya bahkan juga snorkeling menjadi kegiatan mengasyikkan di sini. Ada beberapa penghuni laut yang unik, termasuk ikan manta rays polka dot yang tiba-tiba melintas di bawah dermaga.
Sejenak saya tunggu lagi, barangkali ada teman-temannya, tapi tak kunjung datang juga. Namun, menurut pemilik perahu Bachtiar, jenis ikan tersebut memang kerap muncul di seputar Pulau Paserang.
Saya tiba di Pulau Paserang siang jelang sore hari, angin tertiup cukup kencang, membuat rerumputan yang tinggi di padang rumput melenggak-lenggok.
Selain menikmati pulau, saya datang untuk menikmati mentari tenggelamnya. Dan dalam perjalanan menuju pulau lain pun, keindahan alami tersebut muncul. Saya memilih menatapnya di tengah lautnya, di antara Pulau Paserang dan Pulau Kenawa.
RITA NARISWARI