Tambrauw, Surga Tersembunyi di Kepala Burung Papua Barat

Sabtu, 19 Mei 2018 06:51 WIB

Anak-anak bermain di Bukit Teletubbies, Distrik Kebar, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Tempo/Francisca Chrisrty Rosana

TEMPO.CO, Tambrauw - Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, masih kalah pamor oleh saudara dekatnya, Raja Ampat. Padahal wilayah di "ubun-ubun" kepala burung Pulau Papua ini memiliki pesona alam yang memikat.

Tambrauw pun masih belum dilirik wisatawan. Musababnya, Tambrauw selama ini hanya dikenal sebagai salah satu daerah lintasan yang menghubungkan dua kota besar di Papua Barat, yakni Sorong dan Manokwari.

Guna memaksimalkan potensi Tambrauw, mulai tahun ini, wilayah tersebut tengah disiapkan menjadi daerah wisata. “Karena Tambrauw memiliki potensi alam yang lengkap. Dari segi alam, Tambrauw kaya sekali,” kata Bupati Kabupaten Tambrauw Gabriel Asem kepada Tempo saat ditemui di Distrik Kebar, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, pada Kamis, 17 Mei 2018.

Tempo berkesempatan menjelajahi Kabupaten Tambrauw dalam ekspedisi bersama Kementerian Pariwisata pada 14-18 Mei 2018 dan mengunjungi beberapa potensi yang dimaksud. Sebagai wilayah yang membentang dari pegunungan sampai pesisir, Tambrauw menyimpan atraksi wisata yang belum dipoles berupa wisata bahari, alam, dan budaya.

Dari sisi bahari, Tambrauw memiliki pantai khusus tempat pengamatan penyu belimbing atau Dermochelys coriacea bertelur, yakni Pantai Jamursba Medi. Pantai ini berlokasi di Distrik Abun dengan panjang garis pantai mencapai 18 kilometer.

Advertising
Advertising

Lewat jalur laut dari Pelabuhan Sausapor di Distrik Sausapor atau ibu kota sementara Kabupaten Tambrauw, Jamursba Medi bisa ditempuh dalam waktu dua jam menggunakan speed boat.Matahari terbit di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Tempo/Francisca Chrisrty Rosana

Pantai ini pernah diulas dalam film dokumenter berjudul Journey to the South Pacific gubahan MacGillivary Freeman dan IMAX Entertainment. Konon, Jamursba Medi menjadi habitat penyu belimbing bertelur terbesar di dunia. Penyu ini melakukan migrasi dari California dan melakukan perjalanan selama lebih-kurang enam bulan untuk sampai di perairan Tambrauw melewati Samudra Pasifik.

Selain tempat bertelur penyu yang diklaim langka itu, Tambrauw menjadi tempat tapak tilas Perang Dunia II. Di beberapa tempat, seperti Distrik War (berwaktu tempuh 30 menit dari pusat Kota Sausapor), ditemukan delapan tank artileri yang tersebar di beberapa titik. Konon, tank ini milik sekutu.

Kondisi tank masih utuh. Namun hampir seluruh bagian berkarat dan ditutupi tanaman yang menjalar. Tank berada di tengah hutan, lebih-kurang 1 kilometer dari jalan raya. Hutan ini milik masyarakat adat yang dijaga baik oleh beberapa marga. Salah satunya marga Yekese.

Ditemukan pula beberapa peninggalan berupa tikar pacu yang tersebar di kebun-kebun milik warga. Juga landasan pacu peninggalan Macarthur.

Dari sisi alam, Kabupaten Tambrauw memiliki beberapa keunggulan yang belum tergali. Di Distrik Kebar, yang berwaktu tempuh empat jam dari Sausapor, misalnya, terdapat sebuah savana raksasa. Savana itu dijuluki Bukit Teletubbies, yang sebenarnya bernama asli Bukit Sontiri.

Bukit Sontiri seperti basin. Wilayahnya cekungan berbukit yang dikelilingi pegunungan. Pegunungan itu adalah landmark Tambrauw, yakni Pegunungan Tambrau. Dari jauh, bukit tampil membentang bak karpet alam. Bukit juga menjadi tempat pelintasan rusa-rusa liar. Dalam kondisi yang cukup cerah, sinar keemasan matahari terbit dan tenggelam akan menyulap Sontiri menjadi lembah bersepuh cahaya merah.

Bukit Teletubbies berjarak tak sampai 2 kilometer dari pusat Distrik Kebar. Di balik bukit itu, terdapat permandian air panas alami yang bersumber dari gas bumi atau geothermal. Permandian ini adalah War Aremi. Masyarakat kerap memanfaatkannya untuk relaksasi.

Adapun di Distrik Miyah, tersembunyi air terjun tujuh tingkat dengan ketinggian limpahan air mencapai 200 meter. Air terjun ini populer dengan nama Anenderat dan sarat akan kearifan lokal. Di situ, hidup masyarakat dengan adat yang kuat.

Distrik Miyah dikelilingi hutan konservasi. Di dalam hutan itu, berdiam cenderawasih, burung endemis Papua. Pagi-pagi benar, kicauan burung akan memenuhi langit Distrik Miyah.

Untuk menuju Kabupaten Tambrauw, wisatawan bisa memilih dua pintu masuk lewat jalur udara, antara lain Bandar Udara Dominique Eduard Osok, Sorong. Dari sini, perjalanan dilanjutkan menggunakan kendaraan double cabin melalui jalur darat dengan waktu tempuh sekitar empat jam menuju Sausapor.

Alternatif lain ialah melalui Bandar Udara Rendani, Manokwari. Dari bandara, perjalanan dilanjutkan menggunakan kendaraan double cabin menuju Kebar dengan waktu tempuh lebih-kurang empat jam. Bisa juga melalui jalur laut dari Sorong menuju Sausapor dengan waktu tempuh 2,5 jam.

Berita terkait

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

4 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

13 hari lalu

Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

Polda Papua belum mampu menangkap pelaku pembunuhan terhadap Brigadir Dua Oktovianus Buara.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

16 hari lalu

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

17 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

Kompolnas menyebut bentrokan antara anggota Brimob dan TNI AL di Sorong, Papua Barat, peristiwa yang memalukan

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

18 hari lalu

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

Diduga kuat terjadi salah paham antara anggota Brimob dan Pomal TNI AL di Pelabuhan laut Sorong, Ahad lalu.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

18 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

Komandan Satuan Brimob dan Kepala Unit Propam Polda Papua Barat turun tangan menyelidiki penyebab bentrokan di Pelabuhan Sorong

Baca Selengkapnya

Rangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong

18 hari lalu

Rangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merangkul Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat ditanya soal bentrok personel Brimob dan TNI AL di Sorong

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL dan Brimob di Kota Sorong, Polri: Harus Selalu Sinergi

18 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Kota Sorong, Polri: Harus Selalu Sinergi

Kapolda Papua Barat memastikan kasus bentrok antara anggota TNI AL dan anggota Brimob di Sorong itu akan diselesaikan secara tuntas.

Baca Selengkapnya

Bukan Sekali Kejadian Bentrok TNI Vs Polri, Terakhir Baku Pukul di Pelabuhan Kota Sorong

18 hari lalu

Bukan Sekali Kejadian Bentrok TNI Vs Polri, Terakhir Baku Pukul di Pelabuhan Kota Sorong

Bentrokan antara prajurit TNI dan personel Polri beberapa kali terjadi, terakhir 5 hari usai lebaran bentrok di pelabuhan Kota Sorong, Papua Barat.

Baca Selengkapnya

Reda Bentrok TNI AL vs Brimob Sorong Setelah Laksamana Bersikap

18 hari lalu

Reda Bentrok TNI AL vs Brimob Sorong Setelah Laksamana Bersikap

Laksamana Muhammad Ali menyatakan perselisihan anggota TNI AL dan Brimob Batalyon B Sorong berakhir damai.

Baca Selengkapnya