Mahasiswi Indonesia Sampai di Ketinggian 7000 Mdpl Gunung Everest

Sabtu, 5 Mei 2018 12:09 WIB

Pendaki wanita Universitas Parahyangan Mathilda Dwi Lestari (kanan) dan Fransisca Dimitri Inkiriwang dari tim The Women of Indonesia's Seven Summits Expedition Mahitala-Unpar (WISSEMU). Dua wanita tangguh ini terpilih menjadi Tokoh 17 Agustus Tempo.co tahun ini. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung -Dua mahasiswi tim The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala-Universitas Parahyangan Bandung sampai di ketinggian 7.000 meter Gunung Everest. Proses aklimatisasi atau adaptasi cuaca tahap selanjutnya naik ke ketinggian 7.400 meter dari permukaan laut (mdpl). Keduanya, Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari, kini dalam kondisi sehat.

Baca: 2 Mahasiswi Unpar Jadi Wanita RI Pertama Raih Puncak Alaska

Mereka telah kembali sampai di Everest Base Camp Tibet di ketinggian 5.150 mdpl. "Semua proses aklimatisasinya berjalan lancar. Nggak nyangka sekarang pernah sampai ke ketinggian 7000-an,” kata Mathilda lewat sambungan telepon satelit ke tim pendukung di Bandung, 3 Mei 2018.

Di ketinggian 7.000 mdpl, kadar oksigen menipis hingga hanya sepertiga dari biasanya di dataran rendah. Lewat siaran pers dari Mahitala, keduanya berkabar, proses aklimatisasi tahap akhir itu dimulai dari Everest Base Camp pada 26 April 2018. Hari pertama, tim bergerak menuju Intermediate Camp (IR) di ketinggian 5.800 mdpl. Lama perjalanan itu kurang lebih tujuh jam.

Setelah sampai, tim memutuskan untuk menginap semalam. Besok paginya, 27 April 2018 waktu setempat, mereka melanjutkan perjalanan menuju Advanced Base Camp (ABC) yang berada di ketinggian 6.400 mdpl.

Advertising
Advertising

Waktu tempuh perjalanan ke ABC jalur utara itu juga sekitar tujuh jam. Rute pendakian itu paling spektakuler di Himalaya karena melewati Sungai Es Morain dan pemandangan balok-balok es besar di sisi jalur pendakian. Langitnya berawan tebal dengan suhu mencapai - 11° Celcius.

Adaptasi dan menginap di ABC selama 3 malam hingga 30 April 2018. Mereka harus tidur dengan
bantuan tabung oksigen dengan bukaan gas 0,5 liter per menit dari tabung. Pendakian 1 Mei mengantar keduanya ke North Col di ketinggian 7.020 mdpl.

Dari enam puncak gunung tertinggi di tujuh benua, North Col menjadi lokasi tertinggi yang mereka daki. Lokasi itu merupakan punggungan tebing es yang dikenal sebagai jalur berbahaya. Dari tempat itu setiap pendaki harus melewati jurang es dengan bantuan tangga rebah dan jalur fix rope.

Titik terdekat untuk menginap dari North Col adalah Camp 1 di ketinggian 7.030 mdpl. Total waktu tempuhnya sekitar 8 jam untuk tiba di Camp 1. Bersuhu sekitar -19° Celcius dengan angin kencang dan hujan salju, mereka menginap semalam.

Langkah terbaru pada proses aklimatisasi ini berjalan ke daerah di ketinggian 7.400 mdpl atau separuh perjalanan menuju Camp 2. Tiap kali mencapai suatu titik ketinggian tertentu, mereka harus turun pulang ke Everest Base Camp untuk memaksimalkan proses aklimatisasi.

Berita terkait

Demi Keselamatan, Pendaki Gunung Everest dari Nepal bakal Diwajibkan Bawa Chip

26 Februari 2024

Demi Keselamatan, Pendaki Gunung Everest dari Nepal bakal Diwajibkan Bawa Chip

Chip ini diperkirakan akan mulai berlaku pada musim semi mendatang, yang bertepatan dengan dimulainya musim pendakian di Gunung Everest.

Baca Selengkapnya

10 Gunung Paling Mematikan di Dunia, Tidak Disarankan untuk Didaki

10 Januari 2024

10 Gunung Paling Mematikan di Dunia, Tidak Disarankan untuk Didaki

Terdapat beberapa gunung paling mematikan di dunia yang tidak disarankan untuk didaki. Gunung ini memiliki jalur ekstrem dan cuaca dingin.

Baca Selengkapnya

Tibet Beri Izin Orang Asing Mendaki Cho Oyu - Shishapangma, Gunung Tertinggi Keenam di Dunia

17 September 2023

Tibet Beri Izin Orang Asing Mendaki Cho Oyu - Shishapangma, Gunung Tertinggi Keenam di Dunia

Kedua gunung ini berada di pegunungan Himalaya, dekat dengan sisi barat gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Menarik Sherpa, Suku Terkuat Pemandu Pendaki Gunung Everest

24 Juni 2023

4 Fakta Menarik Sherpa, Suku Terkuat Pemandu Pendaki Gunung Everest

Suku Sherpa dikenal sebagai suku asli yang tinggal di lereng Gunung Everest. Simak fakta-faktanya dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

Mengenal Sherpa Tenzing Norgay, Mempersilakan Edmund Hillary Jejakkan Kaki Pertama di Gunung Everest

8 Juni 2023

Mengenal Sherpa Tenzing Norgay, Mempersilakan Edmund Hillary Jejakkan Kaki Pertama di Gunung Everest

Salah satu Sherpa paling terkenal sepanjang masa adalah Tenzing Norgay. Ia persilakan Edmund Hillary jejakkan kaki pertama di puncak Gunung Everest.

Baca Selengkapnya

Viral Selamatkan Pendaki Malaysia di Gunung Everest, Apa itu Sherpa?

7 Juni 2023

Viral Selamatkan Pendaki Malaysia di Gunung Everest, Apa itu Sherpa?

Viral di media sosial cerita Gelje Sherpa menyelamatkan nyawa pendaki Malaysia, Ravichandran, di Zona Kematian Gunung Everest. Apakah Sherpa itu?

Baca Selengkapnya

Pendaki Malaysia Dirisak Gara-gara Blokir Akun Sherpa Gunung Everest

6 Juni 2023

Pendaki Malaysia Dirisak Gara-gara Blokir Akun Sherpa Gunung Everest

Seorang pendaki Malaysia yang naik ke Gunung Everest hampir mati bila tak ditolong seorang Sherpa.

Baca Selengkapnya

Kisah Reinhold Messner si Dewa Gunung, Mendaki Puncak Gunung Tertinggi di Dunia tanpa Oksigen Tambahan

6 Juni 2023

Kisah Reinhold Messner si Dewa Gunung, Mendaki Puncak Gunung Tertinggi di Dunia tanpa Oksigen Tambahan

Meski kerap mendaki tanpa bawa banyak peralatan dan bantuan porter, Reinhold Messner bisa mencapai banyak puncak gunung tertinggi di dunia

Baca Selengkapnya

Pria Ini Pecahkan Rekor, 28 Kali Mendaki Puncak Everest

26 Mei 2023

Pria Ini Pecahkan Rekor, 28 Kali Mendaki Puncak Everest

Seorang pendaki Nepal yang mendaki Gunung Everest mencatatkan rekor ke-28 kalinya minggu ini.

Baca Selengkapnya

Pria Nepal ini Telah Mendaki Gunung Everest 28 Kali

23 Mei 2023

Pria Nepal ini Telah Mendaki Gunung Everest 28 Kali

Ia memecahkan rekornya sendiri untuk jumlah pendakian terbanyak di Gunung Everest.

Baca Selengkapnya