Perkedel, Penganan Favorit Turis Asing Saat Mendaki Gunung Semeru

Rabu, 11 April 2018 15:56 WIB

Seorang pengunjung berfoto selfie di Ranu Regulo di Desa Ranu Pani, Kec. Senduro, Lumajang, Jawa Timur, 30 April 2016. Ranu Regulo menjadi salah satu pilihan untuk transit bagi sejumlah pendaki sebelum menaiki puncak Gunung Semeru. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Jalur pendakian Gunung Semeru mulai kembali dibuka pada 4 April lalu. Sejak hari pertama, para pendaki sudah berbondong-bondong mengunjungi kawasan resort Ranu Pane di Lumajang, Jawa Timur.

Ranu Pane adalah desa terakhir tempat persinggahan pendaki sebelum melanjutkan perjalanan ke Gunung Semeru. Di antara para pendaki yang singgah di Ranu Pane dan hendak menanjak ke gunung tertinggi di Pulau Jawa itu, tampak wajah-wajah turis asing ikut.

Seorang pemilik homestay di desa tersebut, Thomas, mengatakan pondoknya kerap disinggahi turis Prancis, Jerman, Cina, dan Malaysia, sebelum mereka melakukan aktivitas penanjakan. “Pekan depan ada 70 orang dari Prancis mau menginap di sini sebelum nanjak (mendaki),” kata Thomas saat ditemui di Desa Ranu Pane pada Minggu, 8 April 2018.

Selain menyiapkan kamar, Thomas kudu menyediakan makanan buat para pendaki itu. Makanan tersebut khususnya disiapkan untuk bakal perjalanan. Mereka kebanyakan tak meminta menu berbumbu western. “Karena mereka punya makanan favorit, yaitu makanan-makanan lokal,” ujarnya. Menurut Thomas, pendaki dari masing-masing benua punya makanan kesukaannya sendiri-sendiri.

Pendaki Eropa, misalnya, mereka selalu memesan perkedel jagung dan perkedel kentang. Kentang yang dimasak berasal dari ladang penduduk setempat. Sehingga rasanya lebih segar. “Mereka suka dengan rasa kentangnya, yang segar dan diolah dengan bumbu,” kata Thomas.

Advertising
Advertising

Seperti orang Indonesia, turis asal Eropa memfungsikan perkedel sebagai lauk dan nasi sebagai makanan pokoknya. Selain perkedel, pecel juga digandrungi. Pecel khas Jawa Timur yang disajikan kepada turis ini berisi sayuran segar yang dipanen oleh warga lokal. Namun, khusus tamu asing, Thomas memasak bumbu pecel yang tak pedas.

Adapun turis Asia, seperti dari Cina atau Malaysia, mereka menyukai masakan berupa sayur, seperti lodeh, sop, dan rawon. “Khusus Malaysia, biasanya mereka minta menu-menu dimasak pedas,” kata Thomas.

Bahkan, untuk menambah citarasa pedas, kepada Thomas, para pendaki itu acap minta dibuatkan sambal ulek dan sambal bajak.

Teh lokal juga tak kalah menjadi favorit turis dari Asia, khususnya Cina, untuk menghangatkan tubuh. Saking gandrungnya dengan ras teh lokal yang sedikit sepat, orang-orang dari Cina kerap membawa pulang teh tersebut untuk oleh-oleh.

Artikel lain: Fakta Tentang Dublin, Kota Asal Band The Script

Berita terkait

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

7 hari lalu

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.

Baca Selengkapnya

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

14 hari lalu

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

Bencana banjir dan longsor yang dipicu intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru menimbulkan korban jiwa dan merusak sejumlah fasilitas

Baca Selengkapnya

Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

14 hari lalu

Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Setidaknya ada 11 jembatan di Lumajang yang dilaporkan rusak akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru.

Baca Selengkapnya

3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

14 hari lalu

3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

Satu warga meninggal akibat tertimbun material longsor dan dua warga meninggal akibat terbawa arus lahar dingin Gunung Semeru

Baca Selengkapnya

Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

15 hari lalu

Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

Aktivitas gunung berapi tidak hanya terjadi pada Gunung Ruang , tapi juga Lewotobi Laki-laki sampai Gamalama dan Semeru.

Baca Selengkapnya

Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

15 hari lalu

Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

Sepasang suami-istri menjadi korban lahar dingin Gunung Semeru. Mereka jatuh ke sungai saat jembatan yang mereka lintasi terputus.

Baca Selengkapnya

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

15 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Warga Lumajang Evakuasi Mandiri Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

15 hari lalu

Warga Lumajang Evakuasi Mandiri Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Banjir lahar dingin itu menyebabkan debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo meluap hingga merendam permukiman warga pada Kamis, pukul 19.30 WIB.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

18 hari lalu

Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

Badan Geologi masih mempertahankan status aktivitas Gunung Semeru berada di Level III atau Siaga dengan penambahan rekomendasi.

Baca Selengkapnya

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

18 hari lalu

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.

Baca Selengkapnya