Festival Jamu, Ini Bahan Rahasia Jamu Gendong

Sabtu, 17 Februari 2018 20:17 WIB

Kencur. klimg.com

TEMPO.CO, Yogyakarta - Para pengrajin jamu gendong atau jamu tradisional di Yogyakarta antusias mengikuti Festival Jamu yang digelar di Plaza Pasar Ngasem, Sabtu, 17 Februari 2018.

Dalam kesempatan itu, para pengrajin jamu tak hanya membagikan gratis ribuan gelas jamu untuk pengunjung tapi juga berbagi resep bagaimana jamu tradisional selama ini dibuat serta manfaatnya.

Baca juga: Minum Jamu Gratis di Yogyakarta, Ini Khasiatnya

"Ada tujuh bahan wajib yang harus ada saat membuat jamu tradisional," ujar Mariana Sutrisno, 63, pengrajin jamu asal Kiringan, Canden, Kecamatan Jetis Bantul, Yogyakarta kepada Tempo.

Adapun tujuh bahan jamu tradisional wajib itu antara lain kunyit, kencur, kedaung, cengkeh, kayu manis, jahe, dan kapulaga.

Advertising
Advertising

Misalnya saat akan membuat jamu asem atau beras kencur, bahan dasar yang digunakan sebagai rempah-rempah berasal dari campuran tujuh bahan itu sesuai takaran. Untuk semakin menambah rasa dan khasiat, air jamu biasa memakai rebusan gula aren dan gula batu.

"Masing masing bahan pokok ini punya manfaat untuk jamu yang akan dibuat," ujar Mariana yang sudah 28 tahun berjualan jamu gendong itu. Manfaat tujuh bahan dasar itu seperti menjaga agar jamu yang dibuat ramah pada saluran pencernaan dan juga memberi rasa pada jamu.

"Kalau bahan dasar ini ada, minum jamu sebelum makan pun tak akan sakit perut," ujar ibu empat anak itu. Mariana menuturkan orang seringkali salah beranggapan bahwa jamu yang sehat dan baik itu asal rasanya pahit. Padahal jika pembuatannya benar dan menggunakan tujuh bahan dasar itu jamu tak akan pahit.

"Jamu yang menyehatkan itu bukan yang asal pahit, karena itu cuma rasa yang bisa disiasati dengan bahan-bahan lain seperti madu," ujar pensiunan perawat di Rumah Sakit Bethesda Yogya itu.

Dalam Festival Minum Jamu itu sebanyak 2.500 gelas jamu berbagai jenis disediakan cuma-cuma untuk pengunjung. Para pengrajin juga mendemonstrasikan proses pembuatan jamu itu pada pengunjung.

Adapun jamu yang disediakan meliputi 18 jenis jamu. Yakni temulawak, secang, kencur, pahitan, semelak, sehat pria, galian singset, bir pletok, juga terlambat bulan.

Ada pula jamu tradisional yang populer seperti jamu watukan, serbat, pegalinu, sereh, kunyit asam, uyup-uyup, cabe puyang, wedang tetep, dan gula asam.

PRIBADI WICAKSONO

Artikel Lain: Imlek di Yogyakarta, Barongsai Jalan di Pedestrian Hingga Stasiun

Berita terkait

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Dimakamkan di Tapos Bogor Siang Ini

5 hari lalu

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Dimakamkan di Tapos Bogor Siang Ini

Mooryati Soedibyo meninggal dalam usia 96 tahun dan saat ini disemayamkan di rumah duka di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya

Mooryati Soedibyo Meninggal, Tantowi Yahya: Tokoh Visioner yang Jamu Ramuannya Mengharumkan Indonesia di Mancanegara

5 hari lalu

Mooryati Soedibyo Meninggal, Tantowi Yahya: Tokoh Visioner yang Jamu Ramuannya Mengharumkan Indonesia di Mancanegara

Mooryati Soedibyo mencetuskan kontes kecantikan nasional, Puteri Indonesia, yang biasa diadakan setiap Maret.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

7 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

11 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

47 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

52 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

55 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Jenis-jenis Jamu di Zaman Kerajaan

25 Februari 2024

Sejarah dan Jenis-jenis Jamu di Zaman Kerajaan

Jamu merupakan obat herbal tradisional khas Indonesia

Baca Selengkapnya

BI Racik 5 Jamu di Kebijakan 2024: Fokus Menguatkan Kurs Rupiah

1 Februari 2024

BI Racik 5 Jamu di Kebijakan 2024: Fokus Menguatkan Kurs Rupiah

BI terus berinovasi agar pasarnya lebih berkembang.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya