Imlek, Menyusuri Jejak Kampung Pecinan Tertua di Palembang

Kamis, 15 Februari 2018 14:46 WIB

Eng Sui sedang membersihkan altar sembahyang di rumah kapitan, Kampung Kapitan, Palembang. Tempo/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Palembang - Di tepi Sungai Musi, berseberangan dengan Benteng Kuto Besak, sebuah kampung pecinan berdiri. Kampung ini seperti kompleks permukiman mini dengan bangunan-bangunan tua yang mengelilinginya. Menjelang Imlek, mengunjungi kawasan ini bagai menapaki sejarah masuknya orang Tionghoa ke Palembang.

Di muka kampung itu, berdiri dua rumah induk. Keduanya tergolong rumah yang paling besar dan paling tinggi. Bentuk bangunannya khas rumah Tionghoa kuno. Atapnya berbentuk limasan dan gentingnya model lampau.

Ada jembatan yang menghubungkan kedua rumah. Jembatan itu melayang di atas jalan masuk perkampungan.

Rumah ini kerap menjadi perhatian orang-orang yang kebetulan melintas. Konon, pemiliknya adalah Perwira Tjoa, perwira Cina dari Dinasti Ming. Dialah pembawa peradaban Tionghoa pertama di tanah Sriwijaya.

Perwira Tjoa, yang lebih dikenal dengan sebutan kapitan, pernah didapuk sebagai pengatur wilayah pada zaman Belanda. Cucunya, Eng Sui, suami dari generasi ke-14 Tjoa, yang ditemui di Palembang pada Rabu sore, 14 Februari 2018, mengatakan keberadaan sang kapitan cukup berpengaruh bagi kehidupan perdagangan Palembang.

Advertising
Advertising

Pada masa jayanya, kapitan memboyong keluarganya ke tepi Sungai Musi itu. "Dia (kapitan) membawa rupang (patung dewa) dan pusaka-pusaka berharga ke sini langsung dari Tiongkok," kata Eng Sui, yang kini sudah berusia 69 tahun.

Kapitan lantas beranak-cucu di Palembang. Kini generasi terakhirnya adalah generasi ke-16. "Berarti kan sudah ratusan tahun kami ada di sini," kata Eng Sui.

Peninggalan-peninggalan Tjoa masih tersimpan rapi di rumah berusia hampir 500 tahun itu. Benda-benda tersebut dijuluki pusaka keluarga. "Kami tak mungkin menjualnya lagi karena sudah masuk cagar budaya," tutur Eng Sui.

Benda-benda itu di antaranya meliputi altar sembahyang, rupang, lemari, bingkai-bingkai foto, dan pernak-pernik yang terbuat dari kayu kuno.Rumah Kapitan di Kampung Kapitan, Kelurahan 7 Ulu, Palembang. Tempo/Francisca Christy Rosana

Rumah kapitan ramai menjelang Imlek. Orang-orang datang untuk bersembahyang. Eng Sui bercerita, pesembahyangnya bahkan datang dari luar kota, seperti Jakarta, bahkan luar negeri. "Setiap hari, kalau mau Imlek begini, ramai. Apalagi kalau pagi," katanya.

Pada hari-H tahun baru Cina, keluarga besar kapitan juga mempertahankan tradisi turun-temurun, yakni menggelar open house. Masyarakat umum diperkenankan datang untuk sekadar minum bersama.

"Kalau dulu sih makan bersama. Tapi karena ekonomi lemah, jadi sekarang tinggal minum aja," tuturnya.

Bila ingin berkunjung ke Kampung Kapitan, datanglah sebelum pukul 17.00. Bertandanglah seperti layaknya orang bertamu. Sebab, rumah ini masih dipakai oleh dua keluarga keturunan terakhir kapitan.

Bila menempuh perjalanan dari bandara, Anda bisa memilih naik taksi sampai ujung Jembatan Ampera. Lalu dilanjutkan jalan kaki menuju Kelurahan 7 Ulu. Biaya naik taksi dari bandara menuju kampung ini berkisar Rp 100 ribu.

Artikel lain: Jogja Air Show Diwarnai Pemecahan Rekor Paramotor Terbang Bersama

Berita terkait

Cap Go Meh, Singkawang Gelar Pawai Lampion Besok

27 Februari 2018

Cap Go Meh, Singkawang Gelar Pawai Lampion Besok

Panitia Imlek dan Cap Go Meh Singkawang akan menggelar pawai lampion yang dipusatkan di Kota Singkawang, Rabu malam, 28 Februari 2018.

Baca Selengkapnya

Gaet Turis Tiongkok, Bali Gelar Imlek Sincia With Love

26 Februari 2018

Gaet Turis Tiongkok, Bali Gelar Imlek Sincia With Love

Kegiatan Imlek ini merupakan salah satu bentuk upaya ITDC untuk meningkatkan angka kunjungan wisatawan asal Tiongkok ke Pulau Bali.

Baca Selengkapnya

Cap Go Meh di Palembang, Ada Akses Pejalan Kaki ke Pulau Kemaro

26 Februari 2018

Cap Go Meh di Palembang, Ada Akses Pejalan Kaki ke Pulau Kemaro

Jembatan ini disediakan untuk perayaan Imlek dan Cap Go Meh pada Maret 2018.

Baca Selengkapnya

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Hadirkan Taman Lampion

24 Februari 2018

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Hadirkan Taman Lampion

Imlek Light Festival yang menampilkan berbagai bentuk lampion akan menjadi daya tarik baru penyelenggaraan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Imlek 2018, Seniman Bali dan Tiongkok Bawakan Kesenian Janger

23 Februari 2018

Imlek 2018, Seniman Bali dan Tiongkok Bawakan Kesenian Janger

Sejumlah seniman dari Pulau Bali dan perwakilan Provinsi Yunan, Tiongkok, membawakan kesenian kolaborasi dalam perayaan Tahun Baru Imlek 2018.

Baca Selengkapnya

Umat Konghucu Manado Bersiap Sambut Cap Go Meh

20 Februari 2018

Umat Konghucu Manado Bersiap Sambut Cap Go Meh

Usai tahun baru Imlek, umat Konghucu Manado menyiapkan diri menyambut perayaan Cap Go Meh.

Baca Selengkapnya

912 Tatung Terdaftar Ikuti Cap Go Meh di Singkawang

20 Februari 2018

912 Tatung Terdaftar Ikuti Cap Go Meh di Singkawang

Tatung adalah dukun Tionghoa yang kerasukan roh leluhur atau biasa juga disebut lauya. Mereka akan beratraksi saat pesta budaya Cap Go Meh.

Baca Selengkapnya

Libur Imlek 2018, Angkasa Pura II Layani 1,9 Juta Penumpang

20 Februari 2018

Libur Imlek 2018, Angkasa Pura II Layani 1,9 Juta Penumpang

PT Angkasa Pura II Persero mencatat pada libur Imlek 2018 telah melayani 1,9 juta penumpang di semua bandara yang dikelola.

Baca Selengkapnya

Vihara di Bogor Sajikan Menu Vegetarian saat Imlek dan Cap Go Meh

19 Februari 2018

Vihara di Bogor Sajikan Menu Vegetarian saat Imlek dan Cap Go Meh

Vihara Dhanagun, Kota Bogor, Jawa Barat akan menyuguhkan hidangan vegetarian saat perayaan Cap Go Meh.

Baca Selengkapnya

Singkawang Siapkan Cap Go Meh dengan Banyak Pemecahan Rekor

19 Februari 2018

Singkawang Siapkan Cap Go Meh dengan Banyak Pemecahan Rekor

Santo Yosep Singkawang Group kembali memecahkan rekor MURI dengaan pembuatan naga terbanyak pada perayaan Imlek dan Cap Go Meh 2018.

Baca Selengkapnya