Tradisi Patekoan, Minum Teh Gratis di Glodok Jakarta

Minggu, 4 Februari 2018 06:01 WIB

Sejumlah wisatawan yang kebetulan lewat di Jalan Perniagaan mampir untuk menjajal sensasi minum teh tradisi Patekoan di depan gedung Pancoran Tea House, Jalan Pancoran Nomor 6A, Jakarta Barat, Sabtu, 3 Februari 2017. Tempo/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Delapan teko lawas berisi air teh dan puluhan gelas cangkir berdesain klasik sebagai pasangannya dipajang setiap hari di beranda gedung Pancoran Tea House. Tempat yang berlokasi di mulut Jalan Pancoran Raya Nomor 6, Glodok, Jakarta Barat, itu tengah menggelar tradisi Patekoan.

Baca juga: Asyiknya Menikmati Kopi di Kedai Tak Kie

Dalam tradisi Patekoan ini, air teh disuguhkan gratis buat siapa pun yang kebetulan lewat dan dahaga. “Tak terbatas kalangan, mau pedagang asongan, pekerja bank, bahkan pejabat yang lewat, boleh mampir untuk minum teh,” kata Huans Solaihan, pegiat wisata Jakarta Good Guide kepada Tempo pada Sabtu, 3 Februari 2018.

Tradisi Patekoan atau menghidangkan teh gratis untuk masyarakat ini adalah ritual turun-temurun. Mulanya dari Kapiten Gan Djie. Ia ialah seorang kapiten Cina atau Kapitein der Chineezen ketiga di Batavia.

Djie merupakan pemilik tunggal bangunan berarsitektur Tionghoa yang sekarang menjadi gedung Pancoran Tea House itu. Gedung ini dulunya apotek. Titel apotek tersebut ialah Chung Hwa; atau Apotheek Chung Hwa dalam ejaan Cina.

Advertising
Advertising

Si kapiten dan istrinya mempunyai jiwa sosial yang cukup tinggi. Pada masanya, ketika air bersih sulit didapat, Djie dan istri menyediakan wedang teh buat para pedagang keliling, buruh, dan orang-orang yang melintas.

Tradisi menyajikan teh ini dialiaskan Patekoan. Pat dalam bahasa Cina berarti delapan. Sedangkan tekoan merupakan bentuk tak baku dari kata teko atau sebutan untuk cerek minuman.

Adapun teko berjumlah delapan yang selalu disajikan di beranda bangunan berhubungan erat dengan mitos angka kebaikan. Delapan dipercaya sebagai angka keberuntungan lantaran garisnya tak terputus.

Karena itu, delapan teko yang disajikan dipercaya membawa kebaikan, baik untuk yang menghidangkan maupun yang dihidangi. “Lalu mengapa isinya teh, ya karena teh erat kaitannya dengan tradisi minum orang Cina,” ucap Huans.

Tradisi Patekoan sempat berhenti lantaran bangunan itu tidak beroperasi. Apalagi pasca-kerusuhan 1998. Namun, setelah Imlek 2016, tepatnya seusai bangunan ini difungsikan kembali menjadi rumah minum teh, tradisi Patekoan kembali dihidupkan.

Sekarang, orang-orang yang melintas di Jalan Pancoran Nomor 6—yang kini menjadi Jalan Perniagaan—bisa kembali menikmati warisan sosial Djie. Patekoan dapat dinikmati setiap hari, mulai pukul 08.00 hingga 19.00.

Ada dua tipe rasa teh yang disajikan, yakni pahit dan manis. Adapun teh yang dipakai untuk racikan tradisi Patekoan merupakan daun teh hasil panen para petani Nusantara.

Menjelang Imlek pada 16 Februari mendatang, tempat digelarnya Patekoan ramai didatangi pengunjung. Apalagi warga asli. Selain untuk bernostalgia akan kampung pecinan masa lampau, semangat kebajikan Dije masih terngiang sampai kini.

Berita terkait

Cap Go Meh, Singkawang Gelar Pawai Lampion Besok

27 Februari 2018

Cap Go Meh, Singkawang Gelar Pawai Lampion Besok

Panitia Imlek dan Cap Go Meh Singkawang akan menggelar pawai lampion yang dipusatkan di Kota Singkawang, Rabu malam, 28 Februari 2018.

Baca Selengkapnya

Gaet Turis Tiongkok, Bali Gelar Imlek Sincia With Love

26 Februari 2018

Gaet Turis Tiongkok, Bali Gelar Imlek Sincia With Love

Kegiatan Imlek ini merupakan salah satu bentuk upaya ITDC untuk meningkatkan angka kunjungan wisatawan asal Tiongkok ke Pulau Bali.

Baca Selengkapnya

Cap Go Meh di Palembang, Ada Akses Pejalan Kaki ke Pulau Kemaro

26 Februari 2018

Cap Go Meh di Palembang, Ada Akses Pejalan Kaki ke Pulau Kemaro

Jembatan ini disediakan untuk perayaan Imlek dan Cap Go Meh pada Maret 2018.

Baca Selengkapnya

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Hadirkan Taman Lampion

24 Februari 2018

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Hadirkan Taman Lampion

Imlek Light Festival yang menampilkan berbagai bentuk lampion akan menjadi daya tarik baru penyelenggaraan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Imlek 2018, Seniman Bali dan Tiongkok Bawakan Kesenian Janger

23 Februari 2018

Imlek 2018, Seniman Bali dan Tiongkok Bawakan Kesenian Janger

Sejumlah seniman dari Pulau Bali dan perwakilan Provinsi Yunan, Tiongkok, membawakan kesenian kolaborasi dalam perayaan Tahun Baru Imlek 2018.

Baca Selengkapnya

Umat Konghucu Manado Bersiap Sambut Cap Go Meh

20 Februari 2018

Umat Konghucu Manado Bersiap Sambut Cap Go Meh

Usai tahun baru Imlek, umat Konghucu Manado menyiapkan diri menyambut perayaan Cap Go Meh.

Baca Selengkapnya

912 Tatung Terdaftar Ikuti Cap Go Meh di Singkawang

20 Februari 2018

912 Tatung Terdaftar Ikuti Cap Go Meh di Singkawang

Tatung adalah dukun Tionghoa yang kerasukan roh leluhur atau biasa juga disebut lauya. Mereka akan beratraksi saat pesta budaya Cap Go Meh.

Baca Selengkapnya

Libur Imlek 2018, Angkasa Pura II Layani 1,9 Juta Penumpang

20 Februari 2018

Libur Imlek 2018, Angkasa Pura II Layani 1,9 Juta Penumpang

PT Angkasa Pura II Persero mencatat pada libur Imlek 2018 telah melayani 1,9 juta penumpang di semua bandara yang dikelola.

Baca Selengkapnya

Vihara di Bogor Sajikan Menu Vegetarian saat Imlek dan Cap Go Meh

19 Februari 2018

Vihara di Bogor Sajikan Menu Vegetarian saat Imlek dan Cap Go Meh

Vihara Dhanagun, Kota Bogor, Jawa Barat akan menyuguhkan hidangan vegetarian saat perayaan Cap Go Meh.

Baca Selengkapnya

Singkawang Siapkan Cap Go Meh dengan Banyak Pemecahan Rekor

19 Februari 2018

Singkawang Siapkan Cap Go Meh dengan Banyak Pemecahan Rekor

Santo Yosep Singkawang Group kembali memecahkan rekor MURI dengaan pembuatan naga terbanyak pada perayaan Imlek dan Cap Go Meh 2018.

Baca Selengkapnya