Jalan-jalan Melacak Jejak Kejayaan Majapahit di Surabaya

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 2 Januari 2018 07:21 WIB

Peserta mendayung perahu hias saat Festival Kalimas di Surabaya, 16 Mei 2015. Festival yang diikuti puluhan perahu hias tersebut dalam rangka memeriahkan HUT Surabaya ke-722 serta menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap kebersihan sungai. ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Surabaya - Pada abad 13 hingga 16, wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit di Nusantara berkembang meliputi Sumatra Utara hingga Maluku. Dengan armada laut yang kuat wilayah perniagaannya pun tidak terbatas di Nusantara saja, melainkan juga merambah hingga menuju Samudera Hindia.

Dominasi perdagangan Kerajaan Majapahit diberbagai daerah yang awalnya berada dikekuasaan Kerajaan Sriwijaya, berhasil menempatkan Kerajaan Majapahit sebagai pusat perdagangan baru.

Sejalan dengan perkembangan perdagangan antar Nusantara ini, lahir dan tumbuh beberapa bandar seperti Bandar Kambang Putih (di kota Tuban), dan Bandar Hujung Galuh (Surabaya).

Dalam upaya memperkenalkan kembali kejayaan kota bandar pada masa kerajaan Majapahit, House of Sampoerna (HoS) menggelar rangkaian program dengan tema “Bandar Warisan Majapahit” yang digelar pada 5 Desember 2017—7 Januari 2018.

Program tersebut dapat menjadi referensi bagi Anda yang tertarik berwisata di Surabaya dan sekitarnya sambil belajar sejarah. Lantas, apa saja yang dapat dijelajahi? Berikut rekomendasi Diyah Dwi Kurniasari, perwakilan dari HoS:

Advertising
Advertising

Pameran Museum “Bandar Kambang Putih“

Sebagai pusat perdagangan, Kambang Putih atau saat ini dikenal sebagai Kota Tuban, memiliki peranan penting bagi Kerajaan Majapahit yakni sebagai pusat pengumpulan komoditas dari sejumlah daerah di wilayah Nusantara, maupun komoditas yang dibawa masuk oleh pedagang asing.

Komoditas Nusantara yang menjadi daya tarik utama pedagang asing antara lain adalah pala, cengkeh, kayu manis dan lada.

Rempah-rempah yang berasal dari Nusantara bagian Timur ini masuk ke Kerajaan Majapahit dilakukan dengan cara tukar menukar dengan beras dan garam yang merupakan komoditas utama Jawa Timur.

Para pedagang asing ini mendapatkan rempahrempah dengan menukarnya dengan guci, mangkuk, dan piring keramik, kain sari dan dupa yang mereka bawa. Tidak hanya dengan tukar menukar, pedagang dari Cina telah menggunakan mata uang berupa uang Kepeng dalam proses jual beli.

Ramainya pertumbuhan perdagangan juga menumbuhkan masuknya berbagai budaya asing ke Nusantara, berbaur dengan budaya lokal. Interaksi yang terjadi antara masyarakat lokal dengan pedagang asing berdampak pada pembauran kedua budaya dalam kehidupan keseharian masyarakat.

Hal ini bisa ditemui pada motif Lokcan atau burung Hong dari Cina yang terdapat pada batik tenun Gedhog Tuban, maupun pada bentuk Kendi Susu Majapahit yang terinspirasi dari keramik yang dibawa pedagang Cina.

Sedangkan batu nisan dengan menggunakan huruf Arab yang banyak ditemukan di Tuban berasal dari pengaruh budaya Islam yang dibawa pedagang Gujarat India.

Dalam penyelenggaraan pameran museum ini HoS bekerjasama dengan UPTD Museum & Purbakala (Museum Kambang Putih) menghadirkan kurang lebih sekitar 15 koleksi yang diharapkan dapat memberikan gambaran akan kejayaan kota bandar Kambang Putih pada masa Kerajaan Majapahit atau yang saat ini dikenal dengan Kota Tuban.

Surabaya Heritage Track (SHT) “Bandar di Timur Jawa”

Pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, kondisi Kota Surabaya yang berperan sebagai jalur perdagangan sangat ramai hingga dijuluki sebagai “Kerajaan Niaga”. Sungai Kalimas merupakan sebuah berkah yang menjadikan kota Surabaya berkembang pesat.

Hal ini dirasakan hingga masa pemerintahan kolonial Belanda. Untuk lebih mengenal peran Surabaya sebagai kota bandarserta gerbang utama Kerajaan Majapahit dan collecting center dimasa kolonial Belanda, House of Sampoerna mengajak masyarakat untuk mengenal sejarah bandar dan perkebunan di Surabaya.

Selain itu, HoS mengajak pengunjung untuk mengeksplorasi berbagai lokasi melalui program tematik tur Surabaya Heritage Track (SHT) ’Bandar di Timur Jawa’ yang diadakan setiap Selasa – Kamis.

Pada tematik tur ini, trackers akan diajak mengunjungi kawasan Kalimas Barat yang menjadi saksi kejayaan Kota Surabaya sebagai kota bandar Kerajaan Majapahit hingga terbentuknya Kota Surabaya sebagai Collecting Center di masa pemerintahan kolonial Belanda.

Fungsi Kota Surabaya sebagai pusat pengumpulan hasil bumi dan komoditas dari berbagai daerah, membuat Surabaya dipenuhi dengan berbagai macam kantor perkebunan, bandar, pabrik, gudang, sarana transportasi baik darat maupun laut.

Selain itu di kawasan Kalimas Barat trackers dapat pula melihat gudang penyimpanan milik Borsumij (Borneo Sumatra Maatschapij), dan Jembatan Petekan yang membantu masuknya kapal – kapal ke Surabaya.

Perjalanan trackers berlanjut ke kantor PTPN XI yang merupakan salah satu kantor perkebunan terbesar di masa kolonial Belanda yang dikenal dengan nama Handels Vereeniging Amsterdam (HVA). HVA mengurusi segala komoditi perkebunan dari berbagai macam daerah yang diterima di Surabaya.

BISNIS.COM

Berita terkait

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

4 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

10 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

12 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

26 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

46 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya

Baca Selengkapnya

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

6 Februari 2024

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

Eri Cahyadi dinilai sejalan dengan semangat Pemuda Muhammdiyah menjadikan Surabaya yang maju dan religius.

Baca Selengkapnya

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

12 Januari 2024

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

Puluhan ribu umat Kristiani memeriahkan malam Natal di Taman Surya

Baca Selengkapnya

Ada Beasiswa Gandeng Kampus Top Jatim, Mengapa Banyak yang Tak Memanfaatkan?

6 November 2023

Ada Beasiswa Gandeng Kampus Top Jatim, Mengapa Banyak yang Tak Memanfaatkan?

Pimpinan DPRD Kota Surabaya meminta pemerintah kota setempat menjalankan program unggulan Beasiswa Pemuda Tangguh untuk jenjang SMA.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia U-17 2023: Penguat Sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo Mulai Dipasang

25 Oktober 2023

Piala Dunia U-17 2023: Penguat Sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo Mulai Dipasang

Pemerintah Kota Surabaya dan provider memasang penguat sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo menjelang Piala Dunia U-17 2023.

Baca Selengkapnya