Hari Pahlawan, Ruang Kerja Sudirman Kini Kamar Mewah Hotel
Reporter
Pribadi Wicaksono (Kontributor)
Editor
Tulus Wijanarko
Jumat, 10 November 2017 14:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Peringatan hari pahlawan menjadi momentum pengelola Grand Inna Malioboro Yogyakarta mengajak sejumlah veteran kemerdekaan napak tilas ke bekas ruang kerja Panglima Besar Jenderal Sudirman, Jumat, 10 November 2017.
Bekas ruang kerja Jenderal Sudirman itu menempati sebuah ruang paling besar dan luas Hotel Grand Inna Malioboro yang lokasinya berada di Jalan Malioboro. Ruang ini kini bernama bernama Sudirman Suite. Ini adalah kamar paling mewah di hotel bintang empat dengan tarif Rp 10 juta per malam.
"Seluruh kusen pintu dan jendela kamar Sudirman Suite ini masih dipertahankan sesuai aslinya meskipun sudah dipugar, jadi masih seperti saat Panglima Sudirman menempati ruang ini," ujar General Manager Hotel Grand Inna Malioboro Agus Arif Wibawanto di sela memandu para veteran napak tilas ruang itu.
Agus menuturkan Hotel Grand Inna Malioboro merupakan hotel legendaris di Yogyakarta. Hotel yang berdiri sejak tahun 1908 dan mulai beroperasi pada tahun 1911 merupakan saksi sejarah panjang perjuangan kemerdekaan.
Hotel Gran Inna Malioboro yang sebelumnya bernama Hotel Inna Garuda ini mengalami dua kali perluasan secara total namun tidak menghilangkan bangunan yang asli. Perluasan pertama dilaksanakan pada tahun 1984 dan diresmikan pada tahun 1985 oleh Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Perluasan kedua dilaksanakan pada tahun 1990 dan diresmikan pada tahun 1991 oleh Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam VIII. Pada Tahun 2012 kamar Sudirman Suite telah direnovasi dengan konsep modern, tanpa meninggalkan konsep “ Heritage / bangunan cagar budaya “.
Kamar ini terdiri dari 2 kamar tidur, 2 kamar mandi, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dan dapur kecil dengan luas 150m2, sehingga sangat cocok untuk keluarga. Harga kamar Sudirman Suite untuk satu malam adalah 10 juta termasuk makan pagi untuk 4 orang. Kamar ini memiliki pemandangan langsung ke Jalan Malioboro.
Semasa pendudukan Jepang, 1942-1945 Hotel Grand Inna Malioboro bernama Hotel Asahi. Namun setelah Jepang kalah hotel itu bernama Hotel Merdeka hingga berubah menjadi Hotel Inna Garuda dan Grand Inna Malioboro.
Sedangkan bekas ruang kerja Panglima Sudirman yang menjadi kamar paling istimewa Hotel Grand Inna Malioboro itu menempati nomor 291. Dari ruang berbentuk L itu bisa terlihat suasana Jalan Mangkubumi hingga Jalan Malioboro.
Kamar Sudirman itu dinamai Sudirman Suite karena waktu itu menjadi tempat kantor MBO (Markas Besar Oemoem) Tentara Keamanan Rakyat Pimpinan Panglima Besar Jenderal Sudirman.
"Panglima Sudirman menempati ruang itu kurang lebih dari 1946 sampai 1948, setelah itu beliau memimpin gerilya luar kota," ujar seorang veteran perang Serangan Oemoem 1 Maret 1949, Samdhy, 90 tahun.
Pada 1946, Yogyakarta menjadi ibukota Indonesia karena situasi politik dan keamanan nasional dan Hotel Merdeka ( Saat ini Grand Inna Malioboro ) sementara menjadi kompleks kantor untuk kabinet pemerintahan Indonesia pada waktu itu.
Selama beraktivitas di Yogya, Panglima Sudirman tidur di sebuah rumah di kawasan Bintaran yang kini menjadi Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jendral Sudirman
Semua peninggalan Panglima Besar Jenderal Sudirman, diantaranya, tempat tidur, meja kerja dan kursi, pakaian dinas , dan beberapa perlengkapan lainnya diserahkan kepada pengelola Museum Sudirman.
PRIBADI WICAKSONO (Yogyakarta)
Berita lain:
Kiat Melakukan Travelling Solo di Akhir Pekan
Kopi Indonesia Berjaya di Pameran Pariwisata Dunia di London