Jejak Prasejarah di Pulau Tanimbar Masih Diteliti Lebih Jauh

Reporter

Antara

Jumat, 10 November 2017 06:47 WIB

Nelayan mendorong perahu di Pulau Tarwa, Kepulauan Kei, Maluku Tenggara. Pulau Tarwa yang merupakan markas nelayan keturunan Bugis ini dijadikan sebagai pulau singgah bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Tanimbar Kei. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Tim arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku masih menganalisa hasil riset pencarian jejak prasejarah di Pulau Fordata, Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Riset itu dilakukan pada awal Maret 2017 lalu.

"Saat ini analisis masih dilakukan untuk menemukan seberapa tua usia hunian masa lalu yang ada," kata Arkelog Marlon Ririmasse di Ambon, Kamis, 9/11. Ahli kepurbakalaan itu mengatakan penelitian mencari jejak prasejarah di Fordata itu merupakan aktivitas riset arkeologis yang ketiga kalinya di salah satu pulau terdepan di Maluku tersebut.

Sebelumnya tim peneliti dari Balai Arkeologi Maluku telah melakukan studi penjajakan jejak prasejarah di Pulau Fordata pada 2014. Riset lanjutan dilakukan pada 2015.

Penelitian pada 2014 berhasil didata lebih dari 20 titik pengamatan, seperti indikasi situs-situs hunian prasejarah berupa ceruk dan gua, serta pemukiman kuno dari era prakolonial.

Sedikit berbeda dengan dua penelitian sebelumnya, penelitian pada 2017 difokuskan pada survei untuk pendataan titik baru dan ekskavasi arkeologi. Tujuannya untuk menemukan data kronologi hunian masa lalu.

Hasil riset tersebut menemukan jejak hunian yang diperkirakan berasal dari akhir prasejarah. Saat itu berhasil ditemukan aneka alat batu berukuran sedang dan kecil. Juga ditemukan himpunan fragmen tembikar dalam asosiasi dengan sampah domestik sisa konsumsi, seperti tulang ikan dan kerang.

"Penelitian lanjutan juga masih harus dilakukan di tahun mendatang hingga gambar jelas tentang peradaban masa lalu di Pulau Fordata bisa diungkap," katanya.

Kepala Balai Arkeologi Maluku Muhammad Husni mengatakan dari persfektif arkeologi, aktivitas penelitian kepurbakalaan di Pulau Fordata memiliki nilai strategis. Alasannya, di sana merupakan salah satu titik terdekat dengan daratan besar benua Australia sebagai titian proses migrasi manusia masa lalu.

Selain itu, Fordata merupakan titik penting dalam sejarah budaya Kepulauan Tanimbar yang dikenal dengan profil pusaka yang telah mendunia.

ANTARA

Berita lain:

Tak Cuma Rempah-rempah, Obyek Wisata Maluku Juga Menakjubkan

Advertising
Advertising

Malaysia Minat Kembangkan Wisata Halal Maluku

Berita terkait

Sebagian Artefak Terdampak Kebakaran Museum Nasional Sudah Dievakuasi, Polisi: Banyak yang Masih Utuh

19 September 2023

Sebagian Artefak Terdampak Kebakaran Museum Nasional Sudah Dievakuasi, Polisi: Banyak yang Masih Utuh

Artefak yang berhasil teridentifikasi usai kebakaran Museum Nasional sudah dievakuasi ke tempat yang aman.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Museum Nasional, Polisi Akui Sulit Bedakan Antara Benda Bersejarah dan Reruntuhan

17 September 2023

Kebakaran Museum Nasional, Polisi Akui Sulit Bedakan Antara Benda Bersejarah dan Reruntuhan

Polisi mengakui kesulitan melakukan identifikasi benda sejarah di Museum Nasional atau Museum Gajah

Baca Selengkapnya

Kelompok Hindu India Ajukan Petisi Larang Muslim Masuk Masjid Kuna, Ini Sebabnya

19 Mei 2022

Kelompok Hindu India Ajukan Petisi Larang Muslim Masuk Masjid Kuna, Ini Sebabnya

Kelompok Hindu India mengajukan petisi melarang Muslim memasuki masjid bersejarah di Mathura karena menduga ada peninggalan Hindu di dalamnya

Baca Selengkapnya

Kota Emas 3.000 Tahun yang Hilang Telah Ditemukan di Mesir

9 Maret 2022

Kota Emas 3.000 Tahun yang Hilang Telah Ditemukan di Mesir

Sebuah tim yang berisikan para arkeolog pada September 2020 memulai pencarian kuil kamar mayat di tepi barat Luxor di Mesir.

Baca Selengkapnya

7 Situs Warisan Dunia UNESCO yang Ada di Ukraina

2 Maret 2022

7 Situs Warisan Dunia UNESCO yang Ada di Ukraina

Ukraina terkenal akan budaya dan tradisinya yang kaya dan merupakan rumah bagi tujuh situs warisan dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya

Bunker Peninggalan Perang Dunia II di Simeulue akan Dijadikan Objek Wisata

30 Oktober 2021

Bunker Peninggalan Perang Dunia II di Simeulue akan Dijadikan Objek Wisata

Bunker peninggalan Jepang yang biasa disebut korok-korok oleh warga Simeulue diantaranya ada di Desa Labuan Bakti dan Desa Labuan Bajau.

Baca Selengkapnya

3 Benda Bersejarah Indonesia yang Selamat dari Perdagangan Ilegal Barang Antik

31 Agustus 2021

3 Benda Bersejarah Indonesia yang Selamat dari Perdagangan Ilegal Barang Antik

Nilai tiga barang antik berupa patung Seated Shiva, patung Seated Parvati, dan patung Seated Ganesha, ini sebesar Rp 1,23 triliun.

Baca Selengkapnya

Bekas Tambang Hingga Museum Purba di Indonesia Masuk Daftar Situs Warisan Dunia

7 Agustus 2021

Bekas Tambang Hingga Museum Purba di Indonesia Masuk Daftar Situs Warisan Dunia

Indonesia turut menyumbang beberapa tempat ke dalam situs warisan dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya

Keunikan Arslantepe Mound di Turki yang Jadi Situs Warisan Dunia Terbaru UNESCO

6 Agustus 2021

Keunikan Arslantepe Mound di Turki yang Jadi Situs Warisan Dunia Terbaru UNESCO

Masuknya The Arslantepe Mound menjadi tempat ke-18 yang menjadi Situs Warisan Dunia dari Turki.

Baca Selengkapnya

Makna 6 Monumen Simbol Persahabatan ASEAN di Taman Suropati

9 Juli 2021

Makna 6 Monumen Simbol Persahabatan ASEAN di Taman Suropati

Enam monumen bersejarah itu mulanya akan disebar di beberapa temoat, namun akhirnya diputuskan disimpan di Taman Suropati.

Baca Selengkapnya