Pelan-pelan Menata Banten Lama

Kamis, 19 Oktober 2017 16:55 WIB

Sejumlah santri bermain di Benteng Surosowan yang tidak terawat di kawasan Banten lama, Serang, Banten, Sabtu (27/4). Benteng Surosowan yang merupakan salah satu cagar budaya peninggalan kerajaan Banten keadaannya memprihatinkan dan tidak terawat. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Serang -Satu dari sejumlah tempat wisata andalan provinsi Banten adalah kawasan Banten Lama. Pada musim padat pengunjung, seperti libur lebaran atau libur sekolah, pemerintah provinsi Banten mengklaim bisa mendatangkan hingga 4000 wisatawan saban harinya.

“Banyak sekali wisatawan yang datang dari luar wilayah banten," kata Kepala Bidang Promosi Wisata pada Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olah Raga Kota Serang, Nursalim. Setiap hari tidak kurang dari 20 bus yang masuk, belum mobil pribadi yang datang ke kawasan Banten Lama.”

Objek wisata Banten Lama, jaraknya sekitar 10 kilometer dari Alun-Alun Kota Serang. Alias, hanya perlu 30 menit untuk menempuhnya. Tempat ini merupakan bagian dari objek-obyek wisata sejarah Indonesia. Sayangnya, kondisi Banten Lama masih jauh dari harapan wisatawan.

Gambaran kejayaan Kesultanan Banten, yang berada di wilayah Kasemen itu, memudar, menyisakan cerita saja. Kondisi tempat bersejarah tersebut tak terawat. Alasan pemerintah daerah setempat adalah anggaran yang terbatas. Biaya perawatan kawasan ini diambil dari anggaran pemerintah provinsi yang diambil secara bertahap. Coret-coretan terlihat di Benteng Surosowan di kawasan Banten lama, Serang, Banten, Sabtu (27/4). Benteng Surosowan yang merupakan salah satu cagar budaya peninggalan kerajaan Banten keadaannya memprihatinkan dan tidak terawat. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

Sejumlah obyek wisata di kawasan ini layak diselamatkan. Seperti sisa-sisa Vihara Avalokitesvara, yang pernah ludes terbakar pada tahun 2009 dan hanya menyisakan patung Dewi Kwan Im. Masyarakat lokal, luar daerah, bahkan dari luar negeri, tak sedikit yang tertarik melihat bangunan ini untuk beribadah, atau sekedar ingin mengetahui.

Pemerintah Provinsi Banten berupaya menata kawasan sekitar wilayah vihara ini. Mereka menata pedagang kaki lima, memilah zona khusus bernilai sejarah, serta memperbaiki kanal-kanal wisata di sekitar kawasan itu.

Penataan komples Banten Lama membuat kawasan ini bersih dan lebih rapi dari pedagang yang berkeliaran dan kaki lima. Halaman di sekitar masjid sudah dipasangi paving block menggantikan hamparan ilalang. Akses ke tempat ini pun masih dalam tahap perbaikan. Penataan ini diharapkan memberikan rasa nyaman bagi pengunjung yang datang.

ANTARA

Berita terkait

7 Tempat Wisata di Banten Populer, Punya Pemandangan yang Keren

13 Februari 2023

7 Tempat Wisata di Banten Populer, Punya Pemandangan yang Keren

Banten memiliki sejumlah tempat wisata menarik dan populer yang layak dikunjungi untuk berlibur. Di mana saja?

Baca Selengkapnya

Selain Habitat Badak Jawa, 5 Tempat Wisata Ini Wajib Dikunjungi Saat ke Taman Nasional Ujung Kulon

19 Desember 2022

Selain Habitat Badak Jawa, 5 Tempat Wisata Ini Wajib Dikunjungi Saat ke Taman Nasional Ujung Kulon

Dengan luas mencapai 122.956 hektar ini menjadikan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai taman nasional sekaligus wisata alam menarik untuk dijelajahi.

Baca Selengkapnya

Layani Wisata Medis, Rumah Sakit Ini Punya Robot Operasi yang Pertama Ada di Asia Pasifik

14 November 2022

Layani Wisata Medis, Rumah Sakit Ini Punya Robot Operasi yang Pertama Ada di Asia Pasifik

Banten kini memiliki enam rumah sakit yang menjadi destinasi wisata medis.

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Sawarna Bisa Naik Damri, Ini Jadwal dan Harga Tiketnya

28 September 2022

Wisata ke Pantai Sawarna Bisa Naik Damri, Ini Jadwal dan Harga Tiketnya

Rute menuju Pantai Sawarna itu akan melintasi Pandeglang, Rangkasbitung dan Bayah.

Baca Selengkapnya

Potensi Gelombang Tinggi di Pantai Selatan Banten, Wisatawan Diminta Waspada

16 September 2022

Potensi Gelombang Tinggi di Pantai Selatan Banten, Wisatawan Diminta Waspada

BMKG melaporkan ada potensi terjadi gelombang tinggi sekitar 4-6 meter pada 15-17 September 2022 di perairan Samudera Hindia selatan Banten.

Baca Selengkapnya

Tradisi Seba Baduy, Saat Masyarakat Baduy Silaturahmi dengan Pimpinan Daerah

7 Mei 2022

Tradisi Seba Baduy, Saat Masyarakat Baduy Silaturahmi dengan Pimpinan Daerah

Tradisi Seba Baduy dilaksanakan setelah masyarakat Baduy melaksanakan ritual Kawalu.

Baca Selengkapnya

Ritual Kawalu Usai, Kawasan Baduy Dalam Bisa Kembali Dikunjungi Wisatawan

28 April 2022

Ritual Kawalu Usai, Kawasan Baduy Dalam Bisa Kembali Dikunjungi Wisatawan

Selama tiga bulan sejak 5 Februari 2022, kawasan Baduy Dalam tertutup dari dunia luar untuk ritual Kawalu.

Baca Selengkapnya

Kisah Masjid Adzikri Muruy Kala Jadi Tempat Pengungsian Erupsi Gunung Krakatau

25 April 2022

Kisah Masjid Adzikri Muruy Kala Jadi Tempat Pengungsian Erupsi Gunung Krakatau

Masjid itu dibangun oleh Syech Asnawi Caringin pada 1890 atau tujuh tahun setelah Gunung Krakatau meletus pada 1883.

Baca Selengkapnya

Sejarah Masjid Cikoneng Manungtung yang Berdiri Kokoh Sejak 1888

12 April 2022

Sejarah Masjid Cikoneng Manungtung yang Berdiri Kokoh Sejak 1888

Berdasarkan pengakuan tokoh masyarakat bahwa Masjid Cikoneng Manungtung yang masih terawat itu dibangun sekitar 1888.

Baca Selengkapnya

Gelombang Tinggi, Wisatawan Pesisir Selatan Banten Diminta Tak Berenang

3 Maret 2022

Gelombang Tinggi, Wisatawan Pesisir Selatan Banten Diminta Tak Berenang

Wisatawan bisa tetap mengunjungi pabtai namun tetap perlu berhati-hati selama berada di sana.

Baca Selengkapnya