Wisata Pertanian Taiwan, Bersalin Rupa di Generasi Kedua

Minggu, 24 September 2017 14:01 WIB

Lee dan istrinya, pemilik perkebunan Persimmon Brother Farm, Taiwan (Dewi Rina)

TEMPO.CO, Taiwan -Sejumlah lahan pertanian yang melakukan ekspansi ke bisnis wisata di Taiwan, banyak dikelola oleh generasi muda. Mereka mewarisi perkebunan dari orang tua dan mengelolanya dengan cara sedikit berbeda.

Baca: Agrowisata Taiwan, dari Makanan Halal hingga Petik Buah Sendiri

Fang, pengelola wisata jamur Magical Mushroom Tribe adalah salah satunya. Setelah menamatkan pendidikan di Amerika Serikat, sejak dua tahun lalu diminta ayahnya kembali ke Taiwan untuk mengelola budi daya jamur milik keluarga.

Di atas lahan seluas lima hektare itu berdiri budi daya jamur modern yang dikombinasikan dengan wisata edukasi, permainan anak-anak dan restoran. Setelah membayar tiket masuk 100 NTD atau sekitar Rp 45 ribu, pengunjung dikenalkan dengan proses produksi jamur modern. Ada pula area bermain anak-anak juga toko souvenir. Di toko cendera mata, dijual oleh-oleh berbahan baku jamur yang diolah menjadi aneka produk mulai dari keripik, es krim, sosis hingga kosmetik.

Pengusaha lainnya adalah Jory, 33 tahun. Bersama sang kakak, perempuan ini mengelola kebun markisa warisan ayahnya di kawasan Puli, Taiwan. Sejak empat tahun lalu, mereka mengembangkan wisata memanen buah markisa langsung dari kebun seluas lima hektare itu.

Untuk memasuki kebun bernama Dhapingding ini, pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar 100 NTD atau sekitar Rp 45 ribu. Dari tiket yang dibayarkan, separuhnya bisa ditukar dengan markisa atau produk olahan seperti permen, jeli dan es krim.

Jory memasarkan wisata kebunnya melalui internet. Lewat dunia maya, ia mengundang langsung turis maupun agen perjalanan. Saat ini sebagian besar pengunjung kebun berasal dari turis domestik.

Persimmon Brother Farm juga dikelola oleh generasi kedua pasangan suami istri. Lee, sang suami mengatakan mendapat warisan kebun buah kelengkeng dan kesemek dari ayah mertuanya sekitar 10 tahun lalu. Sejak itu, ia menerapkan konsep budi daya pertanian secara organik yang memiliki nilai jual lebih tinggi. "Awalnya tak mudah, saya harus meyakinkan ayah mertua bahwa pertanian organik lebih baik dibandingkan konvesional karena menggunakan pupuk ramah lingkungan," ujarnya, Kamis, 21 September 2017.

Lee juga membuka kebunnya untuk turis sejak awal tahun ini. Pelancong bisa membeli buah-buahan segar dari kebun. "Harga produk pertanian berfluktuasi, dengan menjual langsung produksi pertanian ke masyarakat, petani tak terlalu dirugikan," ujar Ngan Kok Lim, Marketing Secretary Taiwan Leisure Farm Development Association atau TFLDA, Jumat, 24 September 2017.

Menurut catatan TLFDA, ada sebanyak 200 pengusaha agrikultur anggota asosiasi yang kini mengembangkan wisata pertanian sebagai bisnis sampingan. Mereka tersebar di seluruh wilayah di Taiwan.

DEWI RINA (TAIWAN)

Berita terkait

Pantai Terbaik Kedua se-Asia Ditutup Sementara

5 April 2018

Pantai Terbaik Kedua se-Asia Ditutup Sementara

White Beach, Pulau Boracay, merupakan tempat tujuan pantai terbaik kedua di Asia oleh TripAdvisor ditutup mulai 26 April, puncak liburan musim panas.

Baca Selengkapnya

Tempat Romantis Rayakan Valentine di Australia

14 Februari 2018

Tempat Romantis Rayakan Valentine di Australia

Salah satu lokasi untuk liburan romantis merayakan Valentine adalah di Perth, ibu kota Australia Barat. Hanya 4,5 jam penerbangan dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Indahnya Wisata di Resor Pertanian Taiwan

24 September 2017

Indahnya Wisata di Resor Pertanian Taiwan

Tak hanya mengandalkan hasil panen, petani di Taiwan juga membidik bisnis wisata dengan menyediakan penginapan dan aneka atraksi menarik.

Baca Selengkapnya

Tahun Ini Singapura Punya 6 Tempat Wisata Baru  

9 September 2017

Tahun Ini Singapura Punya 6 Tempat Wisata Baru  

Tahun ini, setidaknya ada enam sarana wisata baru yang telah dan akan diluncurkan pemerintah Singapura untuk menggaet lebih banyak wisatawan.

Baca Selengkapnya

Kiat Berwisata ke Jepang dengan Biaya Hemat  

9 September 2017

Kiat Berwisata ke Jepang dengan Biaya Hemat  

Meski Jepang terbilang sebagai destinasi wisata yang mahal, dengan perencanaan yang tepat, Anda bisa berlibur di Jepang dengan biaya hemat.

Baca Selengkapnya

Ada Tiga Cara untuk Mencapai Tembok Besar Cina dari Beijing  

5 September 2017

Ada Tiga Cara untuk Mencapai Tembok Besar Cina dari Beijing  

Tidak heran, bahkan untuk mencapai gerbang Tembok Besar Cina dari kota Beijing pun sudah menjadi perjuangan tersendiri. Begiu juga saat pulangnya.

Baca Selengkapnya

Di Tengah Cuaca Ekstrim, Tembok Besar Cina Tetap Ramai Turis  

5 September 2017

Di Tengah Cuaca Ekstrim, Tembok Besar Cina Tetap Ramai Turis  

Di tengah ancaman cuaca ekstrim masih banyak turis yang mengunjungi Tembok Besar Cina.

Baca Selengkapnya

Sejak Ada Jokowi, Madame Tussaud Hong Kong Ramai Turis Indonesia

9 Agustus 2017

Sejak Ada Jokowi, Madame Tussaud Hong Kong Ramai Turis Indonesia

KJRI Hong Kong menyatakan jumlah pengunjung asal Indonesia meningkat.

Baca Selengkapnya

Wisata Uji Nyali Menyusuri Skywalk di Atas Jurang di Cina

8 Juli 2017

Wisata Uji Nyali Menyusuri Skywalk di Atas Jurang di Cina

Skywalk yang terdiri dari konstruksi kaca ini berada 120 meter di atas jurang yang menganga.

Baca Selengkapnya

Tinggalkan Rusia, Perempuan Tajikistan Jadi Pemandu Wisata

1 Oktober 2016

Tinggalkan Rusia, Perempuan Tajikistan Jadi Pemandu Wisata

Pekerjaan memandu wisata ke gunung dianggap pekerjaan lelaki.

Baca Selengkapnya