Rupiah Loyo, Tip Melancong Lebih Irit di Luar Negeri  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 1 September 2015 04:04 WIB

Sejumlah peserta mendaki gunung Wugongshan saat mengikuti acara Festival Kemah Internasional I 2013 di Pingxiang, Jiangzxi, Cina, (15/9). Acara kemah ini diikuti 15.000 pelancong dari seluruh dunia. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Surabaya - Berbagai cara dapat dilakukan demi menghemat pengeluaran saat melancong ke luar negeri. Apalagi nilai tukar rupiah terhadap dolar saat ini mencapai lebih dari Rp 14 ribu per dolar Amerika Serikat. Tentu biaya akomodasi selama di negeri orang membengkak.

Namun bagi pejalan mandiri alias backpacker, hal itu bisa disiasati. “Caranya adalah dengan menurunkan fasilitas atau mengurangi tingkat kenyamanan, tapi tetap bisa having fun. Pilih hotel yang aman dan bersih yang biasanya satu kamar untuk empat orang menjadi untuk 8-10 orang,” kata pendiri Komunitas Backpacker Dunia Indonesia (BDI) Elok Dyah Messwati kepada Tempo, Minggu 30 Agustus 2015.

Elok menggambarkan, tarif hotel satu kamar berisi empat orang di kota Nice, Perancis Selatan, sekitar 25 Euro selama semalam. “Kalau di hotel yang sama satu kamar diisi 8 orang kan, lebih murah.”

Selain itu, menghemat ongkos bisa ditempuh dengan memilih makan di luar tempat-tempat mewah seperti restoran. Padahal terdapat pilihan yang lebih irit, yakni makan di warung atau pedagang pinggir jalan. “Di Eropa, beli kebab hanya seharga 2 Euro, sudah kenyang. Bisa juga beli buah-buahan, murah meriah,” kata Elok.

Alternatif lain adalah makan di toko modern yang memberikan fasilitas air hangat atau mesin penghangat. “Tinggal beli mi ayam, tambahkan sayur atau daging, lalu dipanasi. Murah, cuma seharga 20 dolar Hongkong atau setara Rp 40 ribu,” jelasnya. Ini menghemat separuh dari harga makanan café di Hongkong yang rata-rata setara dengan Rp 80 ribu.

Jurus penghematan lainnya adalah memilih dengan jeli tempat wisata di negara tujuan. “Ketika masuk tempat wisata, cari hari-hari tertentu yang gratis sehingga enggak menambah biaya,” ujarnya.

Meskipun menghemat biaya jajan, akomodasi, dan jalan-jalan ke tempat wisata, hal utama yang tak kalah penting ialah memesan tiket pesawat jauh-jauh hari. Para anggota komunitas BDI, kata Elok, biasa memesan tiket minimal antara 6 bulan hingga 1 tahun sebelum keberangkatan.

“Tiket ke Eropa yang biasanya minimal Rp 10 juta, bisa kita beli seharga Rp 6 juta saat promo maskapai penerbangan setahun sebelumnya. Ini kan, sudah hemat Rp 4 juta,” pungkasnya.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

55 hari lalu

Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menebut rencana merger dengan PT Aviasi Indonesia merupakan inisiatif Kementerian BUMN.

Baca Selengkapnya

Grup Garuda Masuk InJourney dalam Beberapa Bulan ke Depan, Sudah Sehat?

55 hari lalu

Grup Garuda Masuk InJourney dalam Beberapa Bulan ke Depan, Sudah Sehat?

InJourney mengklaim Garuda Indonesia dan Citilink bakal masuk ke holding aviasi pariwisata itu dalam beberapa bulan ke depan. Tanda Garuda sehat?

Baca Selengkapnya

Sandiaga Pamer Akomodasi di IKN, Hotel Nusantara Diklaim Beroperasi Agustus 2024

10 Januari 2024

Sandiaga Pamer Akomodasi di IKN, Hotel Nusantara Diklaim Beroperasi Agustus 2024

Proyek sektor Pariwisata di IKN diklaim jalan terus. Hotel Nusantara beroperasi tabun ini.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Usul Perda Pengelolaan Kepulauan Seribu Dicabut: Tidak Relevan dengan UU Cipta Kerja

7 November 2023

Heru Budi Usul Perda Pengelolaan Kepulauan Seribu Dicabut: Tidak Relevan dengan UU Cipta Kerja

Pj Gubernur DKI Heru Budi mengusulkan Perda DKI tentang penataan dan pengelolaan Kepulauan Seribu dicabut. UU Cipta Kerja disinggung.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Gagas Magnet Baru di Kediri Bagian Timur.

20 April 2023

Mas Dhito Gagas Magnet Baru di Kediri Bagian Timur.

Adanya bandara akan menjadikan banyak orang dari luar daerah datang ke Kabupaten Kediri.

Baca Selengkapnya

Universitas Pelita Harapan Buka Prodi S1 Pariwisata

20 April 2023

Universitas Pelita Harapan Buka Prodi S1 Pariwisata

Universitas Pelita Harapan (UPH) resmi membuka program studi S1 Pariwisata di Kampus Lippo Village Karawaci, Tangerang, Banten.

Baca Selengkapnya

Dinilai Ancam Bisnis Pariwisata, Rencana Tambang Laut PT Timah Tbk di Blok Olivier Ditolak

14 Maret 2023

Dinilai Ancam Bisnis Pariwisata, Rencana Tambang Laut PT Timah Tbk di Blok Olivier Ditolak

PT Timah Tbk. dikabarkan akan membuka penambangan timah di blok laut Olivier Perairan Manggar Kabupaten Belitung Timur.

Baca Selengkapnya

Tak Harus Jauh dan Mahal, Dosen Pariwisata Unair Bagikan Tips Libur Natal dan Tahun Baru 2023

23 Desember 2022

Tak Harus Jauh dan Mahal, Dosen Pariwisata Unair Bagikan Tips Libur Natal dan Tahun Baru 2023

Dosen Pariwisata Universitas Airlangga (Unair) M. Nilzam Aly membagikan beberapa tips untuk masyarakat dalam menghabiskan libur natal dan tahun baru.

Baca Selengkapnya

Hertz Bisnis Rental Mobil di Indonesia Gandeng Tunas Rent

24 November 2022

Hertz Bisnis Rental Mobil di Indonesia Gandeng Tunas Rent

Perusahaan rental mobil nasional Tunas Rent berdiri lebih dari 20 tahun lalu. Hertz melihat jumlah wisatawan dfi Indonesia sebagai peluang.

Baca Selengkapnya

SMK di Batam Jadi Pusat Belajar Guru Pariwisata se-Indonesia

29 Agustus 2022

SMK di Batam Jadi Pusat Belajar Guru Pariwisata se-Indonesia

Para guru pariwisata dari seluruh Indonesia akan belajar di SMKN 2 Batam. Mereka nantinya akan menyampaikan pada siswanya dan membuat paket wisata.

Baca Selengkapnya