Keindahan Candi Kalasan Terusik, Akibat Pembongkaran Total  

Reporter

Kamis, 27 Agustus 2015 22:04 WIB

Seorang pekerja membersihkan bagian atas Candi Kalasan dari serangan debu dan lumut, di Kalibening, Tirtamartani, Sleman, Yogyakarta, 25 Mei 2015. TEMPO/Pius Erlangga.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim Konservasi Candi Kalasan yang terdiri dari arkeolog, arsitek, ahli teknik sipil, juga ahli kimia dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta akhirnya sepakat untuk membongkar total candi yang berada Dusun Kalibening, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Lantaran peninggalan agama Budha itu mengalami pelapukan berat akibat pengapuran pada dinding-dinding candi.

“Prosentase pelapukannya belum diukur. Tapi tergolong sudah parah,” kata Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY Tri Hartono yang ditemui usai diskusi Kajian Konservasi Pelestarian Candi Kalasan bersama para ahli di Hotel Jambuluwuk Yogyakarta, Kamis, 27 Agustus 2015.

Tri menjelaskan, pengapuran itu terjadi lantaran badan candi terguyur air hujan dari bagian atas yang berlubang tanpa stupa. Juga bagian bawah candi tergenang air dari saluran irigasi di bawah tanah. Bahkan saat musim hujan, candi tersebut tergenang air hingga ketinggian 40 centimeter.

Data kerusakan candi buatan tahun 778 pada masa Raja Panangkaran yang hidup pada masa Mataram Kuno itu meliputi enam titik retakan pada bagian atap. Lebar retakan dari 0,5 centimeter – 6 centimeter. Bilik candi juga mengalami kerenggangan yang bervariasi antara 0,5 centimeter – 6 centimeter. Kemudian ada endapan pada dinding bilik timur di bagian pintu masuk berupa oksida besi. Serta ada mikroorganisme berupa algae yang tumbuh di batu yang lembab akibat rembesan air.

Dalam kesepakatan tersebut, hasil pembongkaran berupa pengembalian bangunan candi sesuai bentuk struktur candi yang pernah direkonstruksi oleh ahli arkeolog masa kolonial Belanda, Van Romondt pada 1928.

“Tapi mesti ada data-data yang lengkap. Apalagi banyak batu candi yang dulu diambil untuk bantalan rel kereta api,” kata Tri.

Sedangkan apabila dikembalikan pada kondisi saat ini, Tri khawatir karena konstruksi bangunannya tidak kokoh lagi. Mengingat pada 2006 lalu juga ikut terimbas gempa bumi meski tidak mengalami kerusakan parah.

Arkeolog UGM Djoko Dwiyanto menjelaskan, proses pembongkaran tersebut dengan melepas batu satu per satu dari atas hingga bawah. Nantinya juga akan dicarikan batu untuk membuat stupa candi. Sehingga lubang bagian atas yang saat ini ditutup dengan lapisan polikarbonat dengan diameter sekitar satu meter tak lagi menjadi jalan masuk air.

“Rencananya juga akan dipasang atap untuk memayungi badan candi. Itu upaya penyelamatan biar tak rusak,” kata Djoko yang juga Kepala Dewan Kebudayaan DIY itu.

Rencananya, proses detal engineering design (DED) akan dimulai pada 2016. Sedangkan pemugaran akan dilakukan pada 2017 dan diperkirakan selesai pada 2019. Alokasi biaya akan diupayakan dari APBN dari pos Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta dari dana keistimewaan DIY.

“Kalau pemugaran Candi Perwara butuh Rp 1,6 miliar dalam setahun. Candi Kalasan sekitar 4-5 kali lipatnya,” kata Djoko memperkirakan.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

6 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

14 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

17 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

28 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

32 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

52 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

58 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

6 Maret 2024

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.

Baca Selengkapnya