Tempat-tempat Berburu Akik di Pesisir Barat Aceh  

Reporter

Selasa, 7 April 2015 04:33 WIB

Bongkahan batu yang disebut Giok Aceh, ditawarkan dengan harga Rp 250 juta dalam acara GemStone Festival di halaman RRI, Bandung, 26 Februari 2015. Festival Gemstone merupakan acara untuk menampilkan berbagai jenis batu akik dengan keindahan dan keunikannya. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO , Banda Aceh: Di perbukitan Geuruete, Aceh Jaya, penjual akik menggelar batu-batu di atas terpal. Beberapa pengguna jalan menghentikan mobil dan motornya. Ada yang membeli dan sekadar melihat. Lokasi itu terletak pada 70 sampai 80 kilometer dari Banda Aceh.

“Ini batu mata biru, kami menamakannya seperti itu. Ada juga yang menyebut batu Bacan Geureute,” kata Hasyem, salah seorang penjual, saat Tempo singgah di sana akhir Maret 2015.

Menurut Hasyem, batu-batu ditambang di bagian bawah jurang gunung Geureute. Lokasinya berada di bawah jalan yang bersisian dengan tebing. Sebagian pembeli memborongnya dan menjualnya di Banda Aceh.

Masih di Kabupaten Aceh Jaya, di Kecamatan Teunom dan Panga, batu akik jenis kecubung, cempaka, dan lavender dijual hampir sepenjang jalan. Harganya lumayan murah dibandingkan dengan harga di Banda Aceh tergantung jenisnya. “Ini kecubung, seratus ribu satu kilogramnya,” kata Muhibuddin, penjual bahan akik di Panga.

Kecubung kalau sudah dijadikan mata cincin, rata-rata dijual Rp 100-200 ribu per biji di Kota Banda Aceh, ibukota Provinsi Aceh.

Harga bahan lavender juga sama. Jika berkualitas jelek, harganya dapat turun drastis, Rp 100 ribu untuk 10 kilogram. Batu ditumpuk di kios-kios, dalam karung beras dan di atas meja.

Panga dan Teunom memang dikenal sebagai penghasil batu akik cempaka, lavender dan kecubung. Batu-batu itu ditambang di perbukitan Kecamatan Panga yang jauh dari permukiman penduduk. “Satu jam perjalanan,” kata Muhibuddin.

Di Meulaboh, Aceh Barat, sekitar 250 kilometer dari Banda Aceh, aroma giok yang berkualitas bagus semakin terasa. Tapi bahan batu-batu itu tak dijual sembarangan di pasar-pasar dadakan. “Kalau mau beli, kita jumpai penjualnya. Tapi harganya mahal,” kata Nazar, seorang warga.

Menurut Nazar, bongkahan batu mahal biasanya disimpan di rumah dan jarang digelar di pasar. Hanya beberapa toko saja yang menjualnya. Itu pun sudah menjadi perhiasan mata cincin. Satu kilogram giok idocrase yang berjenis solar dan neon dapat dihargai Rp 25-30 juta per kilogram. Maklum, batu itu paling dicari oleh warga sekitar. Biasanya kalau sudah menjadi mata cincin dihargai Rp 5 juta-20 jutaan, bahkan lebih.

Giok itu dihasilkan di wilayah Pante Ceuremen, Aceh Barat dan Beutong, Nagan Raya. Saat Tempo berada di Jeuram, Nagan Raya, sekitar 300 kilometer dari Banda Aceh, batu-batu jenis giok yang berkualitas rendah juga dijual di pinggir-pinggir jalan. Salah satunya jenis nefrite dan giok bertotol sayur. “Nefrite ini kami jual satu juta ukuran 3 kilogram,” kata Ilyas.

Menurut Ilyas, batu jenis black jade paling murah. Bahkan Ilyas kerap menjadikan batu itu sebagai hadiah bagi mereka yang telah membeli batu jenis lain di lapaknya.

ADI WARSIDI

Berita terkait

Entrepreneur Baru Perlu Inovasi Teknologi, Teten: Tidak Lagi Keripik, Batik, Akik, Kosmetik

11 Agustus 2023

Entrepreneur Baru Perlu Inovasi Teknologi, Teten: Tidak Lagi Keripik, Batik, Akik, Kosmetik

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan entrepreneur baru harus lebih inovatif dan melahirkan sesuatu baru.

Baca Selengkapnya

Meski Sudah Tak Tren Lagi, 3 Sentra Batu Akik di Indonesia Masih Hidup

18 Juli 2023

Meski Sudah Tak Tren Lagi, 3 Sentra Batu Akik di Indonesia Masih Hidup

Batu akik sempat menjadi tren di Indonesia pada 2015. Berikut beberapa sentra batu akik yang masih berjualan hingga saat ini.

Baca Selengkapnya

Sebelum Lato-lato, Indonesia Pernah Demam Gelombang Cinta, Batu Akik hingga Janda Bolong

25 Januari 2023

Sebelum Lato-lato, Indonesia Pernah Demam Gelombang Cinta, Batu Akik hingga Janda Bolong

Hari ini, Indonesia sedang mengalami demam lato-lato, sebelumnya pernah dilanda demam gelombang cinta, batu akik hingga janda bolong.

Baca Selengkapnya

Ingat Zaman Demam Batu Akik, Ini 5 Jenis Batu Cincin yang Masih Dicari

30 Agustus 2022

Ingat Zaman Demam Batu Akik, Ini 5 Jenis Batu Cincin yang Masih Dicari

Demam batu akik pernah melanda Indonesia pada 2015 silam. Ada banyak ragam batu akik, yaitu Bacan, Zamrud, Topas, Kalimaya, dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Sidang Bansos Covid-19: Pejabat Kemensos Akui Terima Sepeda Brompton

10 Mei 2021

Sidang Bansos Covid-19: Pejabat Kemensos Akui Terima Sepeda Brompton

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial membantah menerima Rp 1 miliar dari terdakwa kasus suap bansos Covid-19.

Baca Selengkapnya

Fosil Gajah Purba Hampir Digosok Dijadikan Batu Akik

17 Januari 2020

Fosil Gajah Purba Hampir Digosok Dijadikan Batu Akik

Warga tidak menyadari batuan yang mereka temukan adalah fosil gajah purba. Ada fosil tulang dijadikan tungku buat memasak.

Baca Selengkapnya

Vlog Perdana Ahok: Akik Menyala Temani di Bui

25 Januari 2019

Vlog Perdana Ahok: Akik Menyala Temani di Bui

Ahok mengunggah video blog atau Vlog pertamanya di YouTube.

Baca Selengkapnya

Tacun Kasser, Mengubah Batu Akik Menjadi Miniatur Cantik

3 November 2018

Tacun Kasser, Mengubah Batu Akik Menjadi Miniatur Cantik

Tacun Kasser tak hanya mengasah batu akik jadi cincin, tapi menjadi miniatur yang menarik

Baca Selengkapnya

Tertipu Batu Akik Bertuah, Sepeda Motor Amblas Dibawa Pencuri

2 Maret 2018

Tertipu Batu Akik Bertuah, Sepeda Motor Amblas Dibawa Pencuri

Polres Metro Jakarta Selatan menangkap satu orang pelaku pencurian motor dengan modus penipuan menggunakan batu akik.

Baca Selengkapnya

Suvenir Asian Games 2018, Fadli Zon Usulkan Batu Akik Garut

28 Februari 2018

Suvenir Asian Games 2018, Fadli Zon Usulkan Batu Akik Garut

Batu akik Garut yang mempunyai beraneka ragam motif pernah diusulkan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon menjadi suvenir Asian Games 2018.

Baca Selengkapnya