Petugas mengontrol toilet didalam ruang ganti pemain di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Gede Bage, Bandung, Jawa Barat. 2 Oktober 2014. Stadion tersebut juga difasilitasi banyak mushola, 766 toilet, ruang VVIP dan landasan helikopter. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
TEMPO.CO, Banyuwangi - Menteri Pariwisata Arief Yahya, meminta kepala daerah untuk menjaga kebersihan di seluruh obyek wisata. Sebab dari hasil evaluasi, kotornya tempat wisata menjadi salah satu faktor rendahnya kunjungan wisatawan asing ke Indonesia dibanding Malasyia.
Arief memberikan nilai 40 untuk menunjukkan tingkat kebersihan di tempat wisata Indonesia. "Sampah menjadi masalah serius," kata Arief di Banyuwangi, Jumat, 21 November 2014. Padahal, kata dia, mudah saja untuk menjaga kebersihan yakni dengan menyediakan banyak tempat sampah di tempat wisata.
Selain sampah, Arief menyoroti kotornya toilet. Solusinya, kata dia, lebih baik toilet dikomersialkan agar bisa menjamin kebersihannya. "Investasi toilet cukup Rp 10 juta, bisa kembali dalam waktu 4 bulan. Karena dalam sebulan pemasukan bisa Rp 3 juta," kata mantan Direktur Umum PT Telekomunikasi Tbk ini.
Terbatasnya infrastruktur dan minimnya informasi pariwisata juga menjadi kendala. Arief memberikan nilai 30 terhadap buruknya infrastruktur dan nilai 40 terhadap layanan informasi. Berbagai persoalan ini menyebabkan pariwisata Indonesia hanya menempati urutan ke-70 dari 140 negara, jauh dibanding Malasyia yang berada di urutan ke-38.
Tingkat kunjungan wisatawan asing ke Indonesia baru mencapai 9 juta orang. Sementara Malasyia telah mencapai 26 juta dan Thailand 27 juta wisatawan.