TEMPO.CO, Wakatobi - Sampah menjadi masalah klasik dulu sampai kini yang menghantui pemandangan di lingkungan kita, juga di tempat wisata. Itu bisa kita lihat di sekitar Desa Liya, Wangi-Wangi dan Kahedupa, Kabupaten Wakatobi. Dua hari Tempo di sana, tampak kanal-kanal di sekeliling rumah penduduk dikerubungi sampah rumah tangga yang di beberapa sudut terlihat menumpuk.
"Ini kebiasaan hidup sehari-hari masyarakat yang tidak sadar sanitasi lingkungan," kata Project Leader WWF-Indonesia Program Wakatobi Sugiyanta, Rabu, 14 Mei 2014 di Kapal Motor Menami, kapal World Wide Funds for Nature (WWF) yang digunakan untuk menjalani ekspedisi pemantauan. (Baca: Wakatobi Jadi Cagar Biosfer Bumi)
Wakatobi dikenal sebagai destinasi wisata laut yang masyhur. Sayangnya, kata Sugiyanta, peningkatan okupasi wisatawan tidak segaris lurus dengan pengelolaan lingkungan oleh warga.
Tidak hanya mengancam sanitasi dan kesehatan warga, menurut Sugiyanta, sampah juga mengancam kesehatan kawasan segitiga terumbu karang (coral triangle), termasuk eksistensi ribuan jenis ikan dan terumbu karang di dalamnya.
Upaya edukasi telah dilakukan WWF-Indonesia. Pembersihan dilakukan bekerja sama dengan HINO Indonesia lewat kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang sudah dimulai saat ini. Program edukasi pengelolaan sampah menjadi prioritas utama. "Kami akan buat bank sampah dan diskusi publik dengan daerah Bantul yang telah memiliki pengolahan sampah yang baik," kata Sugiyanta.
WWF-Indonesia sendiri telah menyusun sebuah modul pengelolaan sampah di laut. Semisal mengubah sampah organik menjadi pupuk dan anorganik menjadi kerajinan tangan.
Wakatobi merupakan gugusan kepulauan yang terdiri atas empat pulau besar: Pulau Wangi-wangi, Pulau Kaledupa, Pulau Tomia dan Pulau Binongko. Wilayah ini masuk dalam kawasan perlindungan segitiga terumbu karang. (Baca juga: Ada 40 Lokasi Penyelaman Terbaik di Wakatobi)
HERU TRIYONO
Terpopuler
Nabrak di Bundaran HI, Pengemudi BMW Tantang Polisi
Tepis Fitnah Sara, Kiai NU Kampanye untuk Jokowi
Jadwal Pemadaman Listrik Jakarta Hari Ini
Berita terkait
Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri
26 Oktober 2023
BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.
Baca SelengkapnyaCerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor
19 September 2023
Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.
Baca SelengkapnyaKali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti
15 September 2023
Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.
Baca SelengkapnyaKali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu
11 Agustus 2023
Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.
Baca SelengkapnyaMengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri
30 November 2022
Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.
Baca SelengkapnyaRatusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri
6 Juli 2022
Warga menduga kematian ikan bandeng di keramba tersebut akibat limbah dari Kawasan Industri Lamicitra.
Baca SelengkapnyaGrup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang
31 Maret 2022
Aplikasi MASTERMINE diharapkan dapat menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil
29 Juli 2021
Pengelolaan limbah cair tekstil pascaproduksi ditujukan untuk menghilangkan atau mereduksi kadar bahan pencemar sehingga limbah cair industri memenuh
Baca SelengkapnyaKLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat
28 Juli 2021
KLHK menuturkan 59 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar berat.
Baca SelengkapnyaDua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi
2 Juni 2021
Diduga, kedua ormas itu berselisih soal pengelolaan limbah industri otomotif di sana.
Baca Selengkapnya