Batik Zaman Sultan Agung Dipamerkan di Malang

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 12 April 2014 06:46 WIB

Batik- batik yang di pamerkan dalam pameran The Luxury of Batik Keraton di Hotel Tugu Malang, Jawa Timur (11/4). TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Malang - Batik klasik khas keraton dihadirkan dalam pameran batik "The Luxury of Batik Keraton, Embroudery and Jewelry Exhibition," di Keraton Ballroom Hotel Tugu Malang, 12-27 April 2014. Batik ini diproduksi para perajin di sejumlah keraton di Surakarta, Yogyakarta, Cirebon, Sumenep, Pamekasan dan Bangkalan. "Motif dan coraknya khas," kata Crescentia, Executive Manager Hotel Tugu Malang, Jumat 11 April 2014.

Sebagian besar kain batik yang dipamerkan menggunakan warna sogan, yang menggunakan pewarnaan alami dari batang kayu pohon soga. Sedangkan motifnya bergambar keindahan dan kemewahan keraton. Batik keraton dianggap spesial karena terkesan glamor dan klasik yang biasa dikenakan putri keraton. Sejumlah rumah batik dilibatkan antara lain Lenan, Salma Batik Cirebon, Melati Batik Madura, dan Roemah Kebaya.

Dipamerkan juga batik "Wahyu Tumurun" yang diproduksi abad ke-17 pada masa pemerintahan Sultan Agung. Pengamat batik, Pujianto mengatakan jika batik Wahyu Tumurun memiliki nilai filosofis Jawa. Motif batik bergambar utama mahkota raja diselingi tumbuh-tumbuhan.

Arti filosofi batik tersebut, katanya, berupa sebuah harapan atas wahyu dari atas bagi kesejahteraan umat. "Warna dasar hitam merupakan simbol keabadian," katanya. Batik ini oleh sesepuh kerajaan melambangkan lika liku kehidupan biasa dikenakan saat pesta pernikahan putra raja. Dengan mengenakan kain batik saat pernikahan, diharapkan pasangan pengantin hidup abadi dan selalu mendapatkan wahyu.

Batik keraton dari sejumlah wilayah turut dipamerkan. Diantaranya, motif kereta peksi naga liman khas Keraton Cirebonan, motif parang barong khas Keraton Yogyakarta dan Solo, serta motif sekar jagad dan ler khas Keraton Sumenep. Harga yang ditawarkan juga terjangkau antara Rp 200 ribu sampai Rp 10 juta per lembar.

Selain itu juga dipamerkan batik "Gentongan" dari Madura. Pewarnaan kain batik dilakukan dalam sebuah gentong dengan metode pencelupan. Proses pewarnaan minimal setahun. Namun saat ini, proses pewarnaan cukup dilakukan selama 1,5 bulan. "Perajin di Madura masih menyimpan batik gentongan berusia ratusan tahun," katanya.

EKO WIDIANTO

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | MH370 | Pesawat Kepresidenan | Jokowi | Prabowo


Berita terpopuler:
Punya Pesawat Mirip RI, Presiden Ini Terjungkal
Siapa Dua Pilot Pesawat Baru Kepresidenan RI?
Jokowi: Saya Datang IHSG Naik

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

8 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

9 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

13 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

37 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

40 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

56 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya