Kepala UPT Malioboro Syarif Teguh mengatakan pengeras suara portabel ini dipasang di sepanjang sisi barat dan timur jalan guna menghibur wisatawan dan menghidupkan suasana klangenan di pusat perbelanjaan kota itu.
"Khususnya untuk para wisatawan dan pejalan kaki, agar dapat mendengar lagu-lagu instrumen klasik Jawa saat berbelanja dan berwisata," kata Syarif kepada Tempo, Selasa, 7 Januari 2014.
Namun untuk menjaga agar tak mengganggu kenyamanan wisatawan, pengeras suara ini diberi jarak sekitar 10 meter per unit. "Sekaligus untuk media informasi harian Malioboro bagi wisatawan,"kata dia.
Peletakannya juga disebar di kawasan singgah para wisatawan di seputar Malioboro. Contohnya, kawasan parkir Abu Bakar Ali hingga titik nol kilometer dan Pasar Beringharjo. Untuk pengoperasiannya, pihak UPT pun telah menyiapkan sedikitnya lima orang tenaga penyiar yang akan mengisi siaran Radio Malioboro secara bergilir. Radio ini bakal menyampaikan informasi melalui pengeras suara itu. Radio mengudara sekitar pukul 07.00 hingga 23.00 WIB.
Wisatawan juga dapat mengakses manfaat pengeras suara dan radio secara cepat jika mengalami musibah saat berada di Malioboro. "Seperti terpisah dari rombongan atau kehilangan barang," kata dia.
Rencananya, ratusan pengeras suara dioperasikan pada akhir triwulan pertama, sekitar Maret 2014. Pihak pengelola Malioboro juga memanfaatkan kucuran anggaran Rp 1 miliar dari pemerintah DIY untuk membangun dan memperbaiki sejumlah sarana, khususnya bangku-bangku taman yang sudah rusak.