TEMPO.CO, Sleman - Jajanan tradisional bisa menjadi camilan yang mengundang selera dan bagi orang yang hidup di kota-kota besar merupakan nostalgia lidah. Jajanan seperti klepon, getuk lindri, lapis tiwul dan blendhung (dari bahan jagung) sudah mulai terpinggirkan oleh jajanan pabrikan.
Festival jajanan tradisional akan digelar di Taman Kuliner Condongcatur, Depok, Sleman, pada 15 Desember 2013 mendatang. Festival tersebut selain menyajikan banyak banyak makanan tradisional, menyelenggarakan juga lomba membuat makanan itu sendiri. Kegiatan seperti lomba fotografi dan lomba kegiatan anak juga ada.
"Rata-rata yang bisa membuat makanan tradisional itu sudah berumur tidak muda lagi. Maka diadakan festival supaya yang muda juga bisa melestarikan," kata Tri Endah Yitnani, Kepala Dinas Pasar Kabupaten Sleman, Selasa, 3 Desember 2013.
Ia menyatakan, keterampilan para orang tua membuat makanan tradisional itu tidak diragukan lagi. Sayangnya, generasi muda saat ini justru jarang yang mau belajar untuk membuat makanan yang juga bisa menggoyang selera makan dan menjadi nostalgia bagi yang sudah lama tidak menikmatinya.
Bahkan, para orang tua yang membuat makanan tradisional itu menciptakan resep pembuatan makanan itu tanpa harus belajar tata boga di sekolah. Resep makanan turun-temurun itu memang harus dilestarikan.
"Resep-resep makanan ciptaan para leluhur itu patut diacungi jempol, maka perlu ada pelestariannya," kata dia.
Makanan tradisional memang masih bisa ditemui di pasar-pasar. Terutama pasar tradisional. Namun, zaman sekarang ini makanan banyak dicampur dengan bahan-bahan instan, hanya sedikit makanan yang menggunakan bahan alami. Bahan makanan yang seharusnya alami sudah banyak yang dicampur dengan rum atau bahan lain berdasar olahan kimiawi.
"Makanan tradisional sudah mulai terpinggirkan oleh makanan modern dan pabrikan," kata Endah.
Ada 24 stan yang akan menyediakan makanan tradisional saat festival yang dimulai pukul 09.00 WIB itu. Bahkan setiap stan menyediakan makanan gratis hingga Rp 500 ribu bagi para pengunjung.
Taman Kuliner yang sudah diresmikan sejak 2007 itu berdiri di atas lahan 1,5 hektare. Sayangnya, kios-kios makanan di lokasi itu masih sepi. Hanya di waktu-waktu tertentu saja lokasi itu ramai jika ada acara. Namun, setiap Rabu dan Sabtu dipastikan ramai karena ada lomba burung berkicau.
"Kalau ada acara pasti ramai, kalau tidak ada ya nyenyet (sepi sekali)," kata Supiyani, 52 tahun, salah satu penjual makanan di Taman Kuliner.
MUH SYAIFULLAH
Baca juga:
Turis Rusia Jadi Target Baru Wisata Jateng
Malang Akan Bangun Pusat Wisata Terpadu
Angker, Vila Nabila Malaysia Dipenuhi Wisatawan
Ketika Tukang Becak dan Ojek Asah Bahasa Inggris
Berita terkait
Rujak Uleg Surabaya yang Tak Sekedar Festival
1 hari lalu
Pemerintah Kota Surabaya menggelar Festival Rujak Uleg 2024 di Balai Kota, Ahad pagi, 19 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaSolo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner
8 hari lalu
Festival kuliner ini diharapkan jadi ajang promosi potensi kuliner daerah sekaligus memperkuat branding Solo sebagai Food Smart City.
Baca SelengkapnyaChef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai
9 hari lalu
Chef Juna dan Chef Renatta kenalkan Siput Popaco dan Sayur Lilin dari Morotai
Baca SelengkapnyaMembawa Kuliner Sichuan ke Jakarta
11 hari lalu
Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina
Baca SelengkapnyaPerkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor
12 hari lalu
PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.
Baca SelengkapnyaIkan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan
19 hari lalu
Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru
Baca SelengkapnyaSolo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!
22 hari lalu
Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024
Baca SelengkapnyaDatang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini
31 hari lalu
Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?
Baca Selengkapnya10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura
33 hari lalu
Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.
Baca SelengkapnyaJadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati
34 hari lalu
Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.
Baca Selengkapnya