Wisata Malioboro Jenuh, Kali Code Dipercantik  

Reporter

Senin, 11 November 2013 05:30 WIB

Perumahan warga bantaran Sungai Code terlihat dari jembatan Gondolayu Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kawasan wisata utama Kota Yogyakarta, Jalan Malioboro, dinilai sudah mencapai titik jenuh. Hal ini disebabkan semakin padatnya kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun di pusat perbelanjaan Kota Gudeg itu.

"Kami pada 2014 mendatang mulai menata kawasan Kali Code, tepat di belakang Jalan Malioboro sebagai area pedestrian sekaligus destinasi wisata alternatif baru untuk memecah kepadatan Malioboro," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menjawab pertanyaan Tempo, Ahad, 10 November 2013.

Haryadi mengatakan langkah strategis diperlukan untuk mengurai kepadatan dan kejenuhan wisata di Malioboro. Langkah paling dekat yang sudah digagas lama oleh pemerintah kota tak lain memberdayakan kawasan penyangga di sekitarnya, salah satunya kawasan Kali Code.

"Memang sulit karena kawasan bantaran kali ini sudah terlanjur padat dengan permukiman, dengan beragam persoalan dari lingkungan hingga sosial," kata Haryadi. Oleh sebab itu, untuk memulai menata kawasan itu pemerintah kota pun tak langsung serta-merta menyulap bantaran yang total panjangnya tujuh kilometer mulai dari jembatan Rumah Sakit Sardjito hingga Jembatan Tungkak itu. Pemerintah kota akan mengambil satu wilayah atau titik yang bisa menjadi pendorong titik lainnya untuk lebih cepat ditata.

"Sebagai sampelnya kami akan pilih kampung Suryatmajan, persis di belakang Malioboro," kata Haryadi. Kampung padat penduduk di bantaran Code itu akan disulap agar mencerminkan satu wilayah bantaran yang layak dikunjungi turis baik domestik maupun mancanegara.

"Misalnya soal arsitektur dan penataan permukimannya, bagaimana agar tidak tampak kumuh dan mendukung sarana kampung wisata dengan lanskap sungai," kata dia. Pemerintah dalam soal ini akan berupaya menata rumah-rumah di bantaran itu agar seragam menghadap sungai dengan tujuan warga tidak membuang sampah di sungau.

"Sungai akan menjadi pemandangan utama para warga sehingga terjaga kebersihannya," kata dia. Selain itu, di sepanjang jalan kampung di bantaran itu akan diberikan sebuah pemandangan segar dengan sejumlah ruang terbuka hijau seperti pergola.

"Kami akan siapkan juga sarana instalasi air bersih agar konsumsi air lebih terjaga dan wisatawan tidak jijik," kata dia.

Haryadi menuturkan, jika lingkungan dan kondisi sosial masyarakat telah dikelola dengan baik maka efek berupa aspek ekonomis akan didapatkan. "Kesejahteraan warga juga meningkat karena wisatawan jadi mau ke situ," kata dia.

Saat ini proyek tersebut tengah digodok bersama oleh pemerintah pusat, Balai Besar Sungai Wilayah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota. Biaya yang diperkirakan untuk mengubah wajah di satu kampung itu sendiri diperkirakan sekitar Rp 30 miliar.

"Akhir 2014 kami target satu kampung selesai ditata dan kemudian ke daerah lain di sepanjang bantaran Code," katanya.

PRIBADI WICAKSONO

Baca juga:

Kota Malang Memiliki 25 Bangunan Cagar Budaya

Balikpapan Siapkan Desa Khusus Wisata

KA Jaladara Gratis untuk Pelajar Tak Mampu

Tujuan Wisata Favorit 2014 Versi Lonely Planet

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

9 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

12 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

48 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

53 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

57 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Jelang Libur Nataru, Taman Pintar Yogyakarta Sudah Dibanjiri Wisatawan

14 Desember 2023

Jelang Libur Nataru, Taman Pintar Yogyakarta Sudah Dibanjiri Wisatawan

Kunjungan wisata di wahana keluarga Taman Pintar Yogyakarta tercatat mengalami peningkatan menjelang libur Nataru

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya