TEMPO.CO, Padang - Sepiring sate dengan ketupat dan tujuh tusuk rangkaian daging yang disiram kuah kekuningan itu tampak begitu menggugah selera. Aroma sedap juga menguar dari asap pemanggangan sate dan dari periuk besar tempat kuah sate panas yang masih mengepul.
Para penikmat sate padang tentu paham betul dengan cara penyajian sate dengan daging sapi ini. Setelah dipanggang sejenak, sate yang sudah dicampur ketupat kemudian disiram kuah kuning. Namun, mungkin ada yang belum mengenal sate Danguang-danguang.
Ini adalah salah satu gagrak sate Padang yang berasal dari daerah Danguang-danguang, Payakumbuh. Ciri khasnya, kuahnya berwarna kuning serta rasa kuahnya agak manis dan tak terlalu tajam bumbunya.
Gagrak sate Padang yang dikenal selama ini warna kuahnya merah bata dan kental. Satenya terbuat dari daging serta jeroan sapi seperti usus, jantung, dan lidah yang direbus dengan bumbu lalu dipotong-potong dan dirangkai dengan tusukan dari lidi. Sate lalu dibakar sebentar di atas bara tempurung dan diperciki minyak bawang goreng serta lemak yang dicairkan agar lebih gurih dan wangi.
Sate dimakan bersama ketupat, lalu disiram dengan kuah sate yang hangat dan ditaburi bawang goreng. Kuah sate yang gurih dan kental ini ini terbuat dari tepung beras dan kaldu daging serta banyak bumbu lengkuas, kunyit, daun jeruk purut, cabe bawang merah, ketumbar, dan rempah-rempah lainnya.
Sate Danguang-danguang ini rasanya lebih bersahaja karena tidak terlalu terasa aroma bumbu dan rempah. Pembuatannya sama dengan sate Padang lainnya, hanya saja bumbu rempahnya tidak terlalu banyak. Namun, bumbu segarnya yang lebih banyak, seperti kunyit, jahe, lengkuas, ketumbar, dan kapulaga.
Lalu kuahnya, selain menggunakan kaldu daging, juga ada penambahan santan kental dan sedikit gula aren. Ini yang membuat sate Danguang-danguang ini agak manis. Ini juga yang membedakannya dengan sate Padang lainnya yang tidak menggunakan santan dan gula.
Salah seorang penjual sate Danguaag-danguang di Padang adalah Aris, yang mangkal di Simpang Kinol Padang. Aris adalah generasi keempat keturunan Datuk Bahar, penjual sate Danguang-danguang pertama di Payakymbuh. Kakek buyutnya itu yang mempopulerkan sate Danguang-danguang di Payakumbuh dan menjualnya dengan garendong atau keranjang pikulan.
Sate Danguang-danguangnya terasa nikmat. Kuahnya kental, tidak terlalu manis, dan pedasnya juga hampir tidak terasa. Daging satenya empuk dan ketupatnya juga pulen. Seporsi Sate Danguang-danguang ini dibanderol Rp 19 ribu, dengan tiga ketupat dan tujuh tusuk daging sate.
FEBRIANTI
Tepopuler
Soekarwo Lantik Bupati Termuda Indonesia
Timwas Century Terima Banyak Informasi dari Anas
Polri: Video Kekerasan Densus 88 Terjadi 2007
Ini Tokoh-tokoh yang Mengilik Anas Soal Century
Berita terkait
Rujak Uleg Surabaya yang Tak Sekedar Festival
1 hari lalu
Pemerintah Kota Surabaya menggelar Festival Rujak Uleg 2024 di Balai Kota, Ahad pagi, 19 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaSolo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner
9 hari lalu
Festival kuliner ini diharapkan jadi ajang promosi potensi kuliner daerah sekaligus memperkuat branding Solo sebagai Food Smart City.
Baca SelengkapnyaChef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai
10 hari lalu
Chef Juna dan Chef Renatta kenalkan Siput Popaco dan Sayur Lilin dari Morotai
Baca SelengkapnyaMembawa Kuliner Sichuan ke Jakarta
12 hari lalu
Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina
Baca SelengkapnyaPerkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor
13 hari lalu
PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.
Baca SelengkapnyaIkan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan
19 hari lalu
Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru
Baca SelengkapnyaSolo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!
23 hari lalu
Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024
Baca SelengkapnyaDatang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini
32 hari lalu
Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?
Baca Selengkapnya10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura
34 hari lalu
Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.
Baca SelengkapnyaJadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati
35 hari lalu
Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.
Baca Selengkapnya