Linggarjati, Wisata Sejarah Yang Terlupakan  

Reporter

Minggu, 23 Desember 2012 03:01 WIB

Gedung Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat. Visitkuningan.com

TEMPO.CO, Kuningan--Gedung Perundingan Linggajati yang terletak di kaki Gunung Ceremai Kabupaten Kuningan menyimpan sejarah lama perjalanan bangsa Indonesia. Perundingan pertama kali antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Belanda pada 10-13 November 1946, mengukir nama Linggajati, sebuah desa kecil yang sejuk dan jauh dari keramaian.

Belanda mengakui kekuasaan de-facto pemerintah Indonesia meliputi Jawa, Madura dan Sumatra. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto paling lambat 1 Januari 1949. Belanda dan Indonesia membentuk Negara serikat. Indonesia dan Belanda membentuk Uni-Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

Namun akhirnya perundingan ini banyak ditentang karena wilayah Sulawesi, Kalimantan hingga Papua tidak termasuk ke dalam kedaulatan Indonesia. Belanda yang mempunyai strategi merebut Indonesia kembali terus melakukan persiapan untuk mengempur wilayah Indonesia, Juli 1947, Sutan Sjahrir, selaku Perdana Menteri dan perwakilan Indonesia dalam perundingan ini, akhirnya mengundurkan diri, putus asa karena Belanda mengkhianati Perjanjian Linggajati.

Belanda yang merasa di atas angin terus melakukan agresinya, hingga meletuskan perang kemerdekaan tahun 1947-1949. Perundingan berikutnya yakni Perjanjian di atas kapal perang Amerika Serikat bernama Renville, tangal 17-19 Januari 1948. Setelah agresi militer Belanda II, diadakan Konfrensi Meja Bundar di Den Haag 23 Agustus hingga 2 November 1949 yang memaksa belanda mengaku kedaulatan Republik Indonesia.

Nah, satu-satunya tempat perundingan antara Indonesia dengan Belanda dan masih ada yakni Gedung Perundingan Linggajati, terletak sekitar 15 kilometer dari Kota Kuningan dan 20 kilometer dari Kota Cirebon. Letaknya berada di bawah kaki Gunung Ceremai, di ketinggian 400 mdpl. Termasuk Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan.

Saat ini gedung yang dibangun permanen tahun 1930 semula merupakan tempat tinggal Van Ost Dome. Tahun 1935 dikontrak oleh Heiker (Belanda) dijadikan hotel Rustoord. 1942 ketika Jepang menjajah Indonesia diganti namanya menjadi Hotel Hokay Ryokan. Tahun 1945 hotel ini diberi nama Hotel Merdeka. Tahun 1946 menjadi tempat Perundingan LInggarjati.

Gedung ini memiliki 11 kamar, salah satunya kamar Lord Killearn, dari Inggris yang menjadi penengah perundingan ini. Ruang perundingan berada ditengah, terdiri dari 3 meja dan 9 kursi, di pojok ruang perundingan ada kursi dan meja notulen. Semua kursi tertulis nama mereka yang duduk sat perundingan berlangsung. Semua meja dan kursi masih asli. Lokasi gedung berada di ketinggian 12 meter dari tempat parkir. Di sekitar gedung ini ditumbuhin berbagai pepohonan rindang, sehingga kesejukan lebih terasa. Dibagian depan terdapat monumen Perundingan LInggajati degnan relief Sutan Sjahrir (kanan) Lord Killearn di tengah, dan Van Mook (kiri).

Di dalam gedung, pengunjung dibawa ke suasana tahun 1946, karena semua kasur, kursi kamar dan meja terbuat dari kayu jati dan rasamala di semua ruangan masih utuh. Di dinding gedung terpasang sejumlah foto saat perundingan, diantaranya 2 foto sejumlah wartawan asing yang meliput perundingan ini. Di teras gedung, lantainya masih asli juga tembok pembatas teras. Layaknya sebuah museum di ruang utama perundingan ada diorama saat perundingan berlangsung.

Bagi pengunjung wisata sejarah disediakan buku Perundingan Linggajati harga hanya Rp. 3.000. Pengunjung yang membawa kendaraan sendiri bisa masuk melalui jalan utama obyek wisata alam Linggarjati, atau daerah Pertigaan Caracas. Bagi yang naik angkutan umum, turun di pertigaan Linggarjati, naik angkot Cilimus-Linggarjati.

Meskipun termasuk bangunan tua, namun gedung ini menarik para wisatawan yang datang, baik anak sekolah, mahasiswa dan wisatawan dalam dan luar negeri. Luas gedung 500 meter persegi, halamanya seluas 2,5 hektar, seluruh halaman gedung dikelilingi pagar, sedangkan tangga menuju bangunan utama terbuat dari batu lempengan hitam. Selain kesejukan yang ditawarkan, sejarah di gedung ini harus diketahui generasi mendatang, karena gedung ini menjadi satu-satunya, gedung perundingan Indonesia-Belanda yang masih tegak bediri.

DEFFAN PURNAMA

Berita terkait

Pengelolaan Kebun Raya Cibodas Akan Dilelang  

20 Agustus 2013

Pengelolaan Kebun Raya Cibodas Akan Dilelang  

Ada empat lokasi wisata yang memiliki daya tarik tertinggi di kawasan Cianjur, yaitu Kebun Raya Cibodas, Pantai Jayanti, Ziarah Makam Cikundul, dan Waduk Cirata.

Baca Selengkapnya

300 Wisatawan Parangtritis Disengat Ubur-ubur  

11 Agustus 2013

300 Wisatawan Parangtritis Disengat Ubur-ubur  

Ubur-ubur datang bersamaan dengan datangnya musim kemarau

Baca Selengkapnya

100 Ribu Pengunjung Padati Kawasan Wisata Ancol

9 Agustus 2013

100 Ribu Pengunjung Padati Kawasan Wisata Ancol

Untuk lebaran tahun ini, Ancol dipadati sekitar 100 Ribu pengunjung.

Baca Selengkapnya

Hari Ini, Pengunjung Ragunan Diprediksi Membludak

9 Agustus 2013

Hari Ini, Pengunjung Ragunan Diprediksi Membludak

Tahun lalu, puncak kunjungan ada di H+2 ketika pengunjung Ragunan mencapai 142.999 orang.

Baca Selengkapnya

Borobudur Lebih Ketat Jelang Idul Fitri

8 Agustus 2013

Borobudur Lebih Ketat Jelang Idul Fitri

Pengelola Candi Borobudur juga memasang close circuit television atau kamera CCTV di sejumlah titik di kawasan candi.

Baca Selengkapnya

Payung-payung Cantik Warnai Langit Agueda Portugal  

26 Juli 2013

Payung-payung Cantik Warnai Langit Agueda Portugal  

Payung-payung tersebut membuat turis yang berkunjung ke Agueda, Portugal, terkagum-kagum.

Baca Selengkapnya

Jatim Park Group Bagi-bagi Tiket Gratis

10 Juli 2013

Jatim Park Group Bagi-bagi Tiket Gratis

Promo diberikan untuk menjaga tingkat kunjungan wisata yang menurun saat bulan puasa.

Baca Selengkapnya

Layak Dicoba, Resor Mewah Milik Bos Virgin Air

5 Juli 2013

Layak Dicoba, Resor Mewah Milik Bos Virgin Air

Untuk menginap di resor mewah ini, Anda harus siap mengeluarkan
biaya sebesar US $ 60 ribu atau sekitar Rp 596 juta per
malamnya. Apa fasilitasnya?

Baca Selengkapnya

Tantangan Penjelajah Kaldera Tambora

5 Juli 2013

Tantangan Penjelajah Kaldera Tambora

Lama waktu tempuh turun sejauh 2,8 kilometer ini diperhitungkan delapan jam dan pulangnya memerlukan waktu lebih lama, sekitar 12 jam.

Baca Selengkapnya

BBM Naik, Lokasi Wisata Bogor Padat Pengunjung

23 Juni 2013

BBM Naik, Lokasi Wisata Bogor Padat Pengunjung

Riska bahkan sudah menyiapkan uang untuk membeli ole-ole dan biaya makan di restroran untuk keluarganya.

Baca Selengkapnya