Naskah Kuno Keraton Cirebon Akan Didigitalisasi

Reporter

Editor

Grace gandhi

Selasa, 30 Oktober 2012 05:04 WIB

Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO , Cirebon: Naskah kuno di Keraton Kasepuhan akan didigitalisasi, sehingga nantinya masyarakat pun bisa mengetahui secara luas naskah-naskah kuno tersebut.

Sultan Sepuh XIV PRA Arif Natadiningrat mengatakan, "Naskah-naskah kuno akan segera direvitalisasi," kata Arif pada Senin, 29 Oktober 2012.

Arif menjelaskan, Keraton Kasepuhan memiliki sedikitnya 150 naskah kuno. Naskah kuno tertua berasal dari abad 16. Naskah kuno itu tadinya disimpan dalam sebuah peti. Tapi sekarang sudah disimpan dalam sebuah lemari kaca.

"Bahan kertasnya bermacam-macam," kata Arif. "Ada yang terbuat dari daun lontar, daun daluang dan kertas Eropa."

Untuk kepentingan ilmu pengetahuan, naskah-naskah kuno itu akan segera direvitalisasi. "Karena isi naskah kuno itu bermacam-macam. Mulai dari pengobatan, agama, dan banyak lagi lainnya," ujar dia.

Tahap pertama yang akan dilakukan terhadap 150 naskah kuno tersebut adalah mengamankan dan mengkonservasi naskah-naskah kuno. "Selanjutnya akan didigitalisasi," katanya. Pada tahap inilah masyarakat luas bisa mengakses langsung naskah-naskah kuno yang ada di Keraton Kasepuhan.

Tahap selanjutnya adalah menerjemahkan tulisan-tulisan dalam naskah ke bahasa latin. "Karena bahasa yang dipakai dalam naskah kuno bermacam-macam. Ada Jawa Kuno dan lainnya," ujarnya.

Untuk revitalisasi ratusan naskah kuno ini, menurut Arif, dibutuhkan berbagai ahli. Mulai ahli konservasi, ahli obyek visual untuk tahap digitalisasi, ahli pilologi untuk ahli bahasa, dan penerjemah.

Saat ditanyakan kapan revitalisasi naskah-naskah kuno dilakukan, Arif mengungkapkan, bersamaan dengan revitalisasi 8 bangunan kuno yang ada di Cirebon. Ke delapannya yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Kacirebonan, Keprabonan, Astana Gunung Sembung, Gua Sunyaragi, Masjid Agung Sang Cipta Rasa, dan Lawang Sanga.

"Jadi tidak hanya bangunan yang direvitalisasi, tapi juga naskah kuno, benda pusaka, dan lainnya," kata Arif.

Masterplan revitalisasi, Arif berharao akhir November sudah bisa selesai. Dana untuk pembuatan masterplan sebesar Rp 2 miliar. Sedangkan untuk revitalisasi dana awalnya dibutuhkan sekitar Rp 80 miliar. Rencananya dana ini akan ditanggung bersama antara pemerintah pusat, provinsi, dan kota.

Dadan Wildan, penulis buku Sejarah Gunung Jati, meminta agar naskah-naskah kuno yang ada di sejunlah keraton di Cirebon bisa direvitalisasi dan diperbaiki. "Daripada ke Belanda untuk mempelajari naskah kuno, lebih baik di negara sendiri," katanya.

Dia menambahkan, naskah-naskah kuno itu merupakan aset yang sangat berharga dari perjalanan sejarah dan ilmu pengetahuan.

IVANSYAH



Berita Lainnya:
Sultan Sepuh: 4 Keraton di Cirebon Mendesak Dipugar

Jokowi Pertemukan Seluruh Kerabat Keraton

Warga Yogyakarta Ancam Usir Pengaku Pakualam IX

Kisruh Pakualaman Jogja, Angling Siap Rekonsiliasi

Pakualaman Siapkan Sanksi Bagi Anglingkusumo

Berita terkait

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

26 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

48 hari lalu

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

14 Februari 2024

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

Sultan HB X seusai mencoblos hari ini memberikan pesan agar usai Pemilu, semua permasalahan, perbedaan antarcapres selesai.

Baca Selengkapnya

Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

9 Januari 2024

Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

Melalui hasil rapat panitia khusus disepakati ulang tahun Cirebon jatuh pada 1 Muharram 849 Hijriah

Baca Selengkapnya

3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

2 November 2023

3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

Cirebon punya berbagai destinasi wisata sejarah yang patut dikunjungi, di antaranya 3 Keraton, yakni Keraton Kasepuhan Cirebon, Kanoman, Kacirebonan.

Baca Selengkapnya

Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

20 September 2023

Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

Tanri Abeng menggelar talkshow yang membahas tentang wellness tourism dikaitkan dengan keberadaan 56 keraton di Indonesia.

Baca Selengkapnya

UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

19 September 2023

UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia dari Indonesia pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage.

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

29 April 2023

Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

Di Cirebon, terdapat 3 keraton yang memiliki sejarah yang unik, yakni Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Ini destinasi wisata di Cirebon.

Baca Selengkapnya

Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

28 Desember 2022

Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

Peristiwa konflik internal Keraton Surakarta yang memanas mewarnai pemberitaan media massa menjelang akhir tahun 2022

Baca Selengkapnya

Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

15 Oktober 2022

Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

Jika Anda ingin mencari kain batik dengan corak gaya modern, maka sangat direkomendasikan untuk pergi berbelanja di Batik Rumah Suryowijayan.

Baca Selengkapnya