TEMPO.CO , Labuan Bajo - Kanawa, nama pulau itu. Letaknya masih berada dalam wilayah Laut Flores, Nusa Tenggara Timur. Kira-kira hanya satu jam pelayaran dari Pelabuhan Pelni di Labuan Bajo. Itu pun menggunakan kapal kecil dengan motor berkecepatan rendah.
Dalam peta pariwisata Indonesia, Pulau Kanawa tidak terkenal seperti lokasi wisata lain. Tapi di buku wisata mancanegara, seperti Lonely Planet, tanah ini begitu direkomendasikan. Sebab ada sebuah resort di sana. Kanawa Island Diving namanya.
Berdasarkan review dari Lonely Planet, saya memutuskan bertandang ke Pulau Kanawa, Senin, 1 Oktober 2012. Waktu itu saya tidak berjalan sendiri. Melainkan bersama teman seperjalanan, Famega Syavira serta Vennie Melyani. Dengan bantuan petugas agen pariwisata dari Mega Tour Komodo, Vincent, kami mendapatkan satu tempat menginap di Pulau Kanawa untuk semalam.
Sayangnya, kami tak kebagian kamar berupa bungalo. Sebab rumah peristirahatan itu hanya ada 14 buah dan sudah terisi semua. Yang tersisa tinggal hut atau gubuk menyerupai saung serta tenda. Tidak berencana berkemah, kami pun memilih saung. Tanpa pendingin ruangan atau kipas angin. Bahkan untuk kamar mandi, kami harus berbagi dengan tamu lainnya.
Untuk menginap di Kanawa, kami harus membayar Rp 300 ribu plus pajak Rp 30 ribu per saung. Harga itu sudah termasuk biaya perahu untuk pulang-pergi dari Pelabuhan Pelni Labuan Bajo serta sarapan pagi. Kalau beruntung mendapatkan bungalow berkamar mandi pribadi, tarifnya sekitar Rp 350 ribu dengan pajak 10 persen. Sedangkan biaya tidur di tenda sewa sebesar Rp 100 ribu. “Kalau bawa tenda sendiri, biayanya Rp 80 ribu,” kata Vincent.
Mendengar kata gubuk, kami sedikit merasa khawatir akan kondisinya. Tak ada AC atau kipas angin, bisa-bisa kegerahan ketika tidur. Belum lagi posisi kamar mandi yang jauh dari saung. Serta listrik yang hanya menyala pukul 17.00-23.00. Pasti menyeramkan bila ke kamar mandi malam-malam. Begitulah pikiran kami. Serba negatif. Tapi apa daya. Hanya tinggal fasilitas itu yang tersisa.
“Jangan khawatir, Kanawa indah sekali. Tidak akan menyesal menginap di sana,” kata Vincent seakan berusaha menenangkan kami.
Sesuai jadwal pengelola Pulau Kanawa, kapal pengangkut tamu mengangkat sauh di Labuan Bajo sekitar pukul 11.30. Selain kami bertiga, ada dua lagi tamu mancanegara. Dan bersama kami, terdapat setumpuk semen, beberapa kerat minuman soda, dan bahan pangan. Semuanya itu untuk keperluan resort Pulau Kanawa.
Satu jam berlalu. Pulau Kanawa sudah di depan mata. Dermaga yang ada bukanlah terbangun dari susunan bata dan semen, melainkan hanya rakitan kayu. Udara memang tengah terik pada saat itu. Tapi dari jauh saja sudah terlihat bila tanah itu begitu eksotis. Jajaran bungalow berdiri pada tepi pantai, di antara pohon yang setengah meranggas.
Melihat itu, saya langsung terbayang Pulau Hawaii. Ada pasir putih, hijau pohon kelapa, dan bau asin laut. Tak ketinggalan goyangan penari hula-hula, lelaki penabuh gendang, dan kalungan bunga sebagai penyambut tamu. Sayang, tiga hal terkahir itu hanya ada di bayangan saja. (Baca lanjutannya pada Bulan Madu di Pulau Kanawa Bagian 2)
CORNILA DESYANA
Berita terpopuler lainnya:
Setengah Polos, Model Tabrak 7 Orang
Mantan FBI Sarankan Indonesia Belajar Ke Singapura
Wanita Ini Terima Tagihan Ponsel 11,7 Triliun Euro
3 Bahasa Terpopuler di Indonesia
Saat Diperiksa, Model Penabrak 7 Orang Malah Joget
DPR Akhirnya Loloskan Anggaran Gedung KPK
Alamat Model yang Tabrak Tujuh Korban Ternyata Palsu
Berita terkait
Iuran Wisata untuk Siapa
11 jam lalu
Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?
Baca SelengkapnyaTerkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina
3 hari lalu
BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTerkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai
4 hari lalu
Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan
4 hari lalu
Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.
Baca SelengkapnyaIuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang
5 hari lalu
Rencana pemerintah memberlakukan penarikan iuran pariwisata di tiket pesawat dinilai berpotensi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaTolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang
5 hari lalu
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Saputra menyatakan tidak setuju terhadap rencana penerapan iuran pariwisata di tiket pesawat.
Baca SelengkapnyaAkan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga
6 hari lalu
Jika dikenakan Rp1 ribu saja per penumpang pesawat untuk Dana Abadi pariwisata, pemerintah bisa mengantongi Rp80 miliar setahun.
Baca SelengkapnyaOvertourism di Kepulauan Canary Spanyol, Ribuan Orang Protes Tuntut Perubahan Model Pariwisata
7 hari lalu
Pengunjuk rasa percaya bahwa model pariwisata Kepulauan Canary tidak berkelanjutan dan harus diubah, merugikan penduduk lokal.
Baca SelengkapnyaReza Permadi Hadirkan Alat untuk Data Pengunjung Desa Wisata di 14th SIA 2023
12 hari lalu
Keunggulan AVMS adalah ia mudah digunakan oleh pengelola destinasi wisata atau desa wisata
Baca SelengkapnyaViral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab
12 hari lalu
Kemenparekraf angkat bicara soal video viral perusakan pohon sakura oleh WNI.
Baca Selengkapnya