TEMPO.CO, Surakarta--Surakarta akan menjadi tuan rumah festival teh internasional pada 12-15 Oktober 2012. Dalam festival teh yang baru pertama kali diselenggarakan itu, ada beberapa kegiatan seperti bazar teh, expo, workshop, dan ritual membuat teh.
Ketua penyelenggara festival Arys Buntoro mengatakan festival teh internasional berangkat dari keprihatinan terhadap komoditas teh saat ini. "Ada penurunan kualitas maupun kuantitas," katanya, Selasa, 9 Oktober 2012.
Mengutip data dari Lembaga Penelitian Teh dan Kina, dia mengatakan luas lahan teh pada 2006 seluas 139 ribu hektare, sedangkan pada 2010 menyusut menjadi 129 ribu hektare. Kemudian volume ekspor teh di 2006 tercatat 95,339 ton dan di 2010 turun menjadi 87,101 ton. "Teh belum dianggap komoditas yang menguntungkan. Sehingga banyak petani teh yang menjual lahannya, untuk dikonversi menjadi lahan karet dan kelapa sawit," ujarnya.
Dia berharap festival teh akan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap teh. Menurutnya jika dikelola dengan baik, teh bisa menjadi komoditas yang menguntungkan. "Di Jepang ada produk teh yang harus diseduh dengan air yang sangat dingin. Ada pula produk berupa bubuk," katanya.
Festival teh dimulai dengan lomba kuliner kreasi teh yang digelar 11 Oktober di pabrik teh Gunung Subur di Karanganyar. Kemudian penyelenggaraan expo pada 12-14 Oktober di Balai Kota Surakarta yang diikuti 50 perusahaan. Expo menghadirkan berbagai produk teh dan peralatan membuat teh.
Kemudian pada 13-14 Oktober diadakan workshop tentang teh yang diikuti peserta dari berbagai negara. Pembicara yang hadir seperti Soren M. Chr Bisgaard dari Jepang, Ip Wing-Chi dari Hong Kong, dan Rajah Banajarjee dari India.
"Materi yang disampaikan seperti budaya teh, manfaat teh, cara membuat teh, cara mengolah teh pasca panen, dan cara mengelola kebun teh," ujarnya. Bazar teh diselenggarakan di kawasan Ngarsopuro pada 12-13 Oktober. Di sepanjang Jalan Pangeran Diponegoro berjajar 1.000 pedagang teh tradisional yang menawarkan berbagai ragam rasa teh.
Sekretaris Dewan Teh Indonesia Harry Hendrarto mengatakan puncak acara pada 15 Oktober di Candi Cetho Karanganyar. Pakar teh dari Jepang, Soren akan mengadakan ritual membuat teh dengan budaya Jepang. Tujuannya untuk mohon kepada Tuhan agar semua pihak yang terlibat dalam bisnis teh diberi kemakmuran.
"Kami juga mengadakan business gathering pada 13 Oktober. Kami mengundang 200 mahasiswa dan siswa sekolah menengah kejuruan jurusan tata boga, untuk belajar bagaimana cara memulai bisnis teh," katanya.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita terkait
Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang
6 hari lalu
Festival yang menggelar beragam atraksi budaya diyakini mampu menghasilkan dampak positif untuk perekonomian.
Baca SelengkapnyaWali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang
10 hari lalu
Sederet pertunjukan seni budaya dipertontonkan selama tiga hari. Diharapkan generasi muda bisa melestarikan warisan budaya.
Baca Selengkapnya3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura
56 hari lalu
Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.
Baca SelengkapnyaFestival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya
21 Desember 2023
Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.
Baca SelengkapnyaBupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang
28 November 2023
Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa
Baca SelengkapnyaKaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung
21 November 2023
Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda
Baca SelengkapnyaEuforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom
6 November 2023
Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.
Baca SelengkapnyaInilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop
17 Oktober 2023
Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.
Baca SelengkapnyaMelihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk
24 September 2023
Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.
Baca SelengkapnyaPerayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta
27 Agustus 2023
Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.
Baca Selengkapnya