Perahu Pinisi yang Ini Bisa Dimakan  

Reporter

Senin, 10 September 2012 13:41 WIB

Proses pembuatan relief kapal Phinisi yang terbuat dari cokelat di Celebes Convention Centre, Makassar, Sulsel. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Makassar - Perhatian sebagian besar pengunjung Pameran Bahan Makanan di gedung Celebes Convention Center (CCC), Minggu, 9 September 2012, tertuju pada replika perahu pinisi. Perahu yang menjadi ciri khas suku Bugis di Sulawesi Selatan itu berwarna cokelat.

Sekilas tampak disusun dari bata berwarna kuning dengan tanah liat sebagai perekat. Namun ternyata, pembuatan perahu tersebut menggunakan cokelat asli berkualitas tinggi. Pengunjung pun tampak mencicipi serbuk-serbuk cokelat yang berjatuhan di sisi perahu. Replika perahu pinisi ini baru pertama kali ditampilkan di Makassar.

Cokelat yang digunakan adalah produksi Cokelat Tulip, Jakarta. Bahan dasar cokelat tersebut dilumerkan kemudian dibekukan kembali. Replika ini menggunakan tiga jenis bahan, yakni cokelat hitam, cokelat putih, dan susu. Itu sebabnya replika perahu pinisi tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung pameran terbesar di kawasan Indonesia timur yang berlangsung 6-9 September tersebut.

Project Manager Pameran, Vera Ngiam, mengatakan bahwa ditampilkannya replika perahu pinisi itu agar pameran memberikan nuansa baru. “Kami ingin menampilkan sesuatu yang lain,” katanya.

Vera menambahkan, penyelenggara pameran bertekad memecahkan rekor sebagai ukiran cokelat terbesar di Asia. Replika perahu tersebut panjangnya 2 meter, lebar 60 sentimeter, dan tinggi 2 meter. Perahu dengan berat 6,5 ton itu dikerjakan selama tiga hari.

Ambasador Cokelat Tulip, Louis Tanuhadi, menjelaskan, ditampilkannya replika perahu pinisi dari bahan cokelat bertujuan mempromosikan produksi kakao Sulawesi Selatan. ”Kita semua tahu bahwa Sulawesi Selatan adalah produsen kakao terbesar di Indonesia,” ujarnya.

Kendati demikian, meski produksi kakao Sulawesi Selatan melimpah, industri cokelat di dalam negeri belum mampu menampung dan mengolahnya. Industri coklat dalam negeri belum berkembang, seperti di Swiss, Prancis, dan Amerika. Akibatnya, produksi kakao Sulawesi Selatan lebih banyak diekspor ke luar negeri dalam keadaan mentah.

Kenyataan ini, menurut Louis, sungguh ironis. Sebab, kakao dari Sulawesi Selatan dan dari daerah lain di Indonesia diolah dalam bentuk makanan jadi di luar negeri, lalu diklaim oleh negeri produsen tersebut sebagai cokelat milik mereka. ”Hal ini harus diubah, semestinya kita sendiri yang mengolahnya,” ucapnya.

Itu sebabnya Cokelat Tulip bersedia menjadi sponsor utama pembuatan replika perahu pinisi berbahan cokelat tersebut. Bahkan, untuk membuat perahu yang menghabiskan biaya Rp 150 juta tersebut, Cokelat Tulip mendatangkan tiga seniman dari Malang, Jawa Timur. Tujuannya agar pada masa mendatang, produksi kakao dari Sulawesi Selatan bisa diolah sendiri dan tidak lagi diekspor ke luar negeri dalam keadaan mentah.

Seusai pameran, menurut Louis, ia akan mencari hotel di Makassar yang bersedia memajang replika perahu tersebut. Karena menggunakan cokelat berkualitas tinggi, replika perahu tersebut bisa bertahan hingga dua tahun jika disimpan di dalam sebuah ruangan dengan suhu dingin.

Kepala Dinas Perkebunan Sulawesi Selatan Burhanuddin Mustafa menjelaskan, tidak adanya sarana produksi membuat kakao dalam negeri diekspor ke luar negeri dalam keadaan mentah. Pihaknya sudah berusaha meminta Nestle, salah satu produsen cokelat terbesar di dunia, untuk mendirikan pabrik di Sulawesi Selatan. Namun belum membuahkan hasil.

Burhanuddin mengakui kualitas kakao Sulawesi Selatan masih rendah karena tidak melalui proses fermentasi. Proses ini tidak disukai petani karena membutuhkan waktu yang lama. Petani merasa tidak bisa menjual kakaonya dengan cepat. ”Padahal, petani butuh uang dalam waktu cepat,” tuturnya.

Saat ini, luas lahan kakao di Sulawesi Selatan mencapai kurang-lebih 270 ribu hektare, dengan total produksi mencapai 170 ribu ton biji kakao pada 2011. Sebagian besar kakao dari Sulawesi Selatan diekspor ke Amerika.

ANISWATI SYAHRIR


Berita Lainnya:
Wisatawan Harus Perhatikan Ini Sebelum ke Sail Morotai

Menjelang Sail Morotai, Harga Makanan Melonjak

Rawan Kebakaran, Pendakian Gunung Lawu Ditutup

Festival Budaya Kotagede Digelar Akhir Pekan Ini

Trik Jualan Pariwisata Ala Korea

Teror Pengaruhi Pariwisata Solo

Plang Malioboro Bukan Sekadar Penunjuk Arah

Yogyakarta Diusulkan Jadi Kota Budaya Dunia

11 Negara Ikuti Festival Perahu Naga di Makassar

Mari Ramaikan Museum Bahari Jakarta

Berita terkait

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

8 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

8 hari lalu

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

8 hari lalu

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

Kementerian Perdagangan menggelar pameran dekorasi rumah Indonesia di Taiwan, total transaksi yang diperoleh Rp 4,73 miliar.

Baca Selengkapnya

Duet Seniman Bandung, Louise dan Dzikra Gelar Pameran Karya Terbaru di Galeri Orbital

9 hari lalu

Duet Seniman Bandung, Louise dan Dzikra Gelar Pameran Karya Terbaru di Galeri Orbital

Pada kekaryaan pameran ini menurut Rifky, keduanya menemukan nilai artistik melalui kerja bersama di studio.

Baca Selengkapnya

Nostalgia Lewat Pameran Naruto di Singapura Mulai 28 Maret, Ada Apa Saja?

44 hari lalu

Nostalgia Lewat Pameran Naruto di Singapura Mulai 28 Maret, Ada Apa Saja?

Dari tanggal 28 Maret hingga 30 Juni 2024, pengunjung dapat menyaksikan memoar perjalanan Naruto, salah satu serial manga terlaris sepanjang masa

Baca Selengkapnya

Pameran China Homelife Berakhir, Sejumlah Perusahaan Tiongkok Diklaim Akan Berinvestasi

48 hari lalu

Pameran China Homelife Berakhir, Sejumlah Perusahaan Tiongkok Diklaim Akan Berinvestasi

Sebanyak 400 produsen dari Tiongkok serta lokal mengikuti China Homelife. Sejumlah perusahaan Tiongkok diklaim akan berinvestasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Artefak Rasulullah Dipamerkan di Batam, Mulai dari Cambuk hingga Tapak Kaki

50 hari lalu

Artefak Rasulullah Dipamerkan di Batam, Mulai dari Cambuk hingga Tapak Kaki

Pameran benda peninggalan Rasulullah ini pertama kali diselenggarakan di Kota Batam, berlangsung hanya tiga hari.

Baca Selengkapnya

Pameran Produk Bangunan Hingga Mebel di JIExpo, Banyak Produk Tiongkok

53 hari lalu

Pameran Produk Bangunan Hingga Mebel di JIExpo, Banyak Produk Tiongkok

Pameran dagang internasional digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta sejak Rabu, 13 Maret 2024 hingga Sabtu, 16 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Pameran Dagang Pembangunan dan Dekorasi Skala Internasional Dibuka Hari Ini

53 hari lalu

Pameran Dagang Pembangunan dan Dekorasi Skala Internasional Dibuka Hari Ini

Pameran Building and Decoration Expo (BD Expo), Appliances and Electronic Show (AES), serta China Homelife Indonesia digelar di JIExpo, Jakarta pada Rabu, 13 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Galeri Orbital Dago Bandung Gelar Pameran Menggambar Langsung Ten Portraits

57 hari lalu

Galeri Orbital Dago Bandung Gelar Pameran Menggambar Langsung Ten Portraits

Galeri Orbital Dago Bandung menggelar pameran karya yang menempatkan seniman menggambar langsung di lokasi.

Baca Selengkapnya