Lamang Tapai, Primadona Pasa Pabukoan  

Reporter

Editor

Rabu, 1 Agustus 2012 14:06 WIB

Lamang Tapai. TEMPO/Febri Yanti

TEMPO.CO , Jakarta - Lamang tapai menjadi makanan berbuka yang paling banyak dicari di pasa pabukoan atau pasar tempat menjual menu berbuka di Padang. Lamang tapai adalah lemang beras ketan putih dengan rasa gurih yang pas dipadu tapai ketan hitam yang manis, sedikit asam, dan segar dengan bau khas dari hasil peragian.

“Tidak lengkap rasanya kalau awal puasa tidak makan lamang tapai,” kata Hanipah Mawadin, warga Air Tawar Padang, yang sedang membeli lamang tapai di Pasa Pabukon di Jalan Proklamasi, Padang.

Pedagang lamang tapai pun gampang dicari di setiap tempat, tidak seperti hari biasa yang hanya ada di Pasar Raya Padang. “Saya hanya menjual lamang kalau puasa saja, karena membuatnya juga susah, dan paling banyak dibeli hanya bulan puasa,” kata Nuraini, yang ternyata menjadi penjual lamang dadakan setahun sekali selama puasa.

Setiap hari ia membuat 20 batang lamang. Seiris lamang setebal dua sentimeter dan sebungkus tapai ketan hitam dia jual Rp 5 ribu rupiah.
Membuat lamang yang enak butuh kerja keras. Memanggang lamang di bara api dan menunggunya matang butuh waktu empat hingga lima jam.

Bahan lamang yang utama ialah beras ketan putih dan santan yang diberi sedikit garam untuk rasa gurih. Beras ketan dicuci dan direndam semalaman lalu dimasukkan ke buluh bambu yang di dalamnya dilapisi daun pisang. Lalu, santan dimasukkan ke buluh bambu dan dibakar di tungku khusus yang bisa jfadi tempat menyandarkan buluh-buluh bambu lamang.


Untuk membuat tapai ketan hitam, ketan hitam yang sudah dikukus, didinginkan di atas tempat yang datar, lalu ditaburi ragi tapai hingga merata.

Setelah itu disusun dalam baskom yang sudah dilapisi daun pisang,
kemudian ditutup daun dan dibiarkan hingga dua atau tiga malam. Lamang ini sebenarnya makanan tradisi di Sumatera Barat yang dibuat setiap menyambut Ramadan, Lebaran dan Maulid Nabi. Di kampung-kampung, orang wajib membuat lamang sebagai kenduri hingga antaran ke rumah mertua untuk menjaga tali silaturahmi. Orang yang tinggal di kota, biasanya membeli di Pasa Pabukoan, karena membuat lamang cukup sulit dan lama.

Sebenarnya selain lamang beras ketan putih masih ada beberapa macam lamang, seperti lamang pisang, lamang labu, lamang ubi hingga lamang tepung ketan. Namun lamang jenis ini jarang dibuat, apalagi dijual.

FEBRIANTI

Berita Populer:
Suhu Dieng Tembus Minus 5 Derajat Celcius
Waspadai Modus Kejahatan Ini di Bandara
Yogyakarta Siapkan Wisata Air
Perbaikan Jalur Cianjur-Puncak Diprioritaskan
Begini Cara Robert Pattinson Lampiaskan Sakit Hati

Berita terkait

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

6 jam lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

11 jam lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

12 jam lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

1 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

3 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

Bandara Adi Soemarmo turun status dari internasional ke domestik. Bagaimana nasib pariwisata di Solo? Ini tanggapan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

4 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

7 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

8 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

8 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

9 hari lalu

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

Rencana pemerintah memberlakukan penarikan iuran pariwisata di tiket pesawat dinilai berpotensi melanggar undang-undang.

Baca Selengkapnya