Pekan Budaya Tionghoa: Kenangan Gus Dur Muncul, Tilik Kisahnya

Jumat, 15 Februari 2019 05:25 WIB

Pelangi Nusantara di Pekan Budaya Tionghoa

TEMPO.CO, Yogyakarta - Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat turut menghadiri pembukaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XIV yang digelar di Kampung Ketandan Malioboro Rabu petang 13 Februari 2019.

Baca juga: Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, Ada Kuliner Arab Sampai India

Pekan budaya yang digelar 13-19 Februari 2019 itu sendiri digelar untuk merayakan Tahun Baru Imlek.

"Setiap kali ada perayaan Imlek saya selalu ingat Gus Dur," ujar Irwan di sela pembukaan PBTY itu.

Irwan menuturkan, saat menghadiri PBTY di Yogya pertama kali yang digelar 2006 silam, ia merasakan benar bagaimana perasaan diskriminasi itu hilang.

"Hilangnya diskriminasi itu dampaknya membuat rasa bangga atas Indonesia makin besar, makin bangga saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, makin bangga untuk menggunakan produk lokal daripada asing," ujarnya.

Irwan menuturkan berkat Gus Dur lah perayaan Imlek boleh dirayakan dengan rasa tenang dan senang. Imlek juga menjadi hari libur nasional dan warga Tionghoa bisa mendatangi tempat ibadah untuk merayakannya.

"Saya saat imlek ini juga kirim WA (Whats App) ke Yenny Wahid (putri Gus Dur), untuk memberi ucapan dan berterimakasih atas jasa Gus Dur," ujar Irwan sembari menunjukkan percakapannya dengan Yenny Wahid melalui telepon genggam miliknya.

Dalam percakapan itu, Irwan turut mengunggah gambar foto Gus Dur yang dibentuk semacam kartu ucapan yang ia tambah dengan tulisan buatannya.

Dalam kartu ucapan yang dikirim Irwan untuk Yenny dan juga teman-teman Irwan itu tertulis 'Mari Kita doakan Gus Dur yang bisa membuat kita merayakan Tahun Baru Imlek seperti hari ini. Selamat tahun baru Imlek 2570. Sehat, hepi, dan sukses'

"Bukan cuma orang Tionghoa yang harus mengenang kebaikan Gus Dur, tapi juga bangsa ini," ujar Irwan.

Seperti diketahui selama 31 tahun, mulai dari 1968 hingga 1999, tahun baru Imlek dilarang dirayakan di tempat umum di Indonesia. Aturan itu tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 yang dibuat Orde Baru di bawah pemerintahan presiden Soeharto.

Lalu pada 2000, Inpres itu dicabut Gus Dur yang saat itu menjabat presiden. Warga Tionghoa kembali mendapatkan kebebasannya untuk merayakan Tahun Baru Imlek di negara ini. Sehingga Pekan Budaya Tionghoa pun bisa digelar seperti tahun ini.

Baca: 5 Kuliner yang Harus Dicoba di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta

Advertising
Advertising

Berita terkait

Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

12 hari lalu

Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.

Baca Selengkapnya

Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

12 hari lalu

Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

Pemerintah Kota Yogyakarta mengantisipasi aksi nuthuk harga dengan membuka kanal aduan melalui media sosial.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

16 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

19 hari lalu

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

25 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

27 hari lalu

Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

Prabowo Subianto, memilih Cina sebagai negara pertama yang dikunjunginya, menandai pentingnya hubungan Indonesia-Cina.

Baca Selengkapnya

Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

29 hari lalu

Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

Yogyakarta memiliki empat jalur yang utama sedangkan jalur alternatif ada tujuh, bisa digunakan pemudik saat libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

35 hari lalu

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

Sejumlah restoran serta kedai kopi di Jakarta dan sekitarnya menyuguhkan tema ala Yogyakarta untuk nostalgia. Menu mirip kuliner di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali PPP Gagal Masuk Senayan, Ini Profil Partai dengan Tagline Rumah Besar Umat Islam

37 hari lalu

Pertama Kali PPP Gagal Masuk Senayan, Ini Profil Partai dengan Tagline Rumah Besar Umat Islam

PPP salah satu partai terlama sejak Orde Baru, selain PDIP dan Golkar. Ini profil dan perolehan suara sejak Pemilu 1999, 2004, 2009, 2014, 2019, 2024

Baca Selengkapnya

Mengenal Makanan Gohyong, Bukan Kuliner Korea

39 hari lalu

Mengenal Makanan Gohyong, Bukan Kuliner Korea

Gohyong menjadi jananan kaki lima yang tengah naik daun saat ini. Namanya seperti kuliner Korea, ternyata akulturasi Tinghoa dan Betawi.

Baca Selengkapnya