Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melongok Toko Pernik Imlek Tertua di Teluk Betung  

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Warga menyerbu pernak-pernik Imlek di Toko Sukaraja, toko penyedia pernak-pernik imlek tertua di Teluk Betung, Bandar Lampung. TEMPO/Nurochman Arrazie
Warga menyerbu pernak-pernik Imlek di Toko Sukaraja, toko penyedia pernak-pernik imlek tertua di Teluk Betung, Bandar Lampung. TEMPO/Nurochman Arrazie
Iklan

TEMPO.CO, Bandar Lampung - Kalau kebetulan berkunjung ke Bandar Lampung pada libur Imlek akhir pekan ini, tak ada salahnya untuk mampir di salah satu toko penyedia kebutuhan Imlek di Teluk Betung. Berada di sudut Pasar Kangkung, Teluk Betung, Bandar Lampung, Toko Sukaraja memiliki sejarah panjang dalam perkembangan warga Tionghoa di Lampung.

Toko yang menyediakan berbagai perlengkapan sembahyang bagi agama Buddha dan Konghucu ini memadukan bisnis dan pelayanan terhadap umat. "Kami tidak boleh ambil untung banyak dan harus sabar melayani dan membimbing umat yang bertanya tentang kegunaan barang yang hendak dibeli," kata Yo Ching Ching, 41 tahun, pemilik Toko Sukaraja, Teluk Betung, Bandar Lampung, Jumat, 8 Februari 2013.

Yo mengatakan, toko miliknya merupakan yang tertua di Lampung. Toko yang khusus menjual pernak-pernik keperluan  untuk ibadah warga Tionghoa itu dirintis oleh kakeknya, Lie Siaw Siong, pada 1970-an silam. "Awalnya sebuah kios kecil dan menjual barang secara sembunyi-sembunyi. Barang yang dijual tidak boleh ada tulisan Cina. Kalau ketahuan bisa didenda oleh aparat," katanya.

Awalnya, Lie Siaw Siong dan istrinya, Lie Kiun Yeuw, yang bersuku Khe memulai usaha dengan berjualan hio dan lilin dengan berkeliling. Keduanya memproduksi dua alat tersebut secara mandiri. Mereka berkeliling Kota Bandar Lampung menawarkan dari rumah ke rumah warga Thionghoa.

Bertahun-tahun berjualan membuat dan menjual hio berkeliling, keduanya lantas memutuskan mendirikan sebuah kios di sudut Pasar Kangkung. Kios kecil itu tidak terlalu mencolok, karena pada saat itu, penguasa Orde Baru melarang keras memamerkan ornamen dan kaligrafi Tiongkok. "Kalau bukan karena cinta dan pengabdian, tidak mungkin bertahan. Untung dari bisnis seperti ini sangat kecil," katanya.

Toko Sukaraja berkembang pesat setelah Presiden Abdurrahman Wahid mengakui agama Konghucu dan mencabut larangan perayaan Imlek yang sudah berlangsung sejak Orde Baru berkuasa. Warga Tionghoa di kawasan Pecinan Teluk Betung, Bandar Lampung, selalu memadati toko berukuran 60 meter persegi itu setiap perayaan Cheng Beng, Ulambana, dan Tahun Baru Imlek. "Kalau hari-hari biasa sangat sepi. Tapi kami harus tetap buka karena selalu saja ada warga yang membutuhkan untuk sembahyang atau mengurus kematian," kata Jhon Siaw, yang selalu aktif menjelaskan kegunaan alat yang dibeli konsumen.

Yo Ching Ching dan Jhon Siaw merupakan generasi ketiga dari keluarga Lie yang mengelola toko itu. Kelima saudara Yo Ching Ching tidak ada satu pun yang mau mewarisi bisnis yang dirintis kakek mereka itu. Mereka lebih memilih bekerja di perusahaan swasta atau berbisnis lain di Jakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat ini, toko milik Yo Ching Ching menyediakan lebih dari 200-an jenis barang keperluan peribadahan bagi warga Tionghoa. Toko yang bernuansa klasik dan serbamerah itu menyediakan hio, lilin, lampion, uang kertas, hingga cumi-cumi kering untuk keperluan ibadah. Sebagian besar barang-barang di toko ini, kata dia, didatangkan langsung dari Negeri Tirai Bambu dan Taiwan.

Pasokan dalam negeri hanya sebatas hio, kue tutun, dan lilin. Pernik seperti lampion, amplop angpao, uang kertas, hingga arak masih impor. "Kami sering tidak mendapat pasokan barang karena kesulitan mendatangkan alat-alat seperti itu ke Indonesia. Tidak jarang untuk dua hingga tiga kali perayaan Imlek dipasok sekaligus dalam satu waktu. Untuk itu kami menghindari pernak-pernik tematik, seperti gambar babi, naga, dan simbol-simbol tahun. Bisa kedaluwarsa," Yo menambahkan.

Setiap menjelang Imlek, Yo mengaku omzet penjualannya melonjak hingga sepuluh kali lipat dibanding hari-hari biasa. Rata-rata setiap warga berbelanja keperluan perayaan Imlek sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 2 juta. "Lilin, kue tutun, dan hio beraneka aroma merupakan buruan utama. Rasanya tidak sah kalau tiga barang itu tidak ada," katanya.

Kim Yin, 52 tahun, warga Gudang Kaleng, Telukbetung, salah seorang konsumen, mengaku sejak tahun 1980-an selalu membeli perlengkapan ibadah di toko itu. Untuk keperluan perayaan Imlek, Kim, atau yang hiasa disapa Ayin, bisa berbelanja hingga Rp 1 juta. "Untuk sebuah tradisi tidak ada kata mahal. Ini bentuk bakti kita kepada orang tua dan leluhur," katanya.

NUROCHMAN ARRAZIE

Berita Terpopuler Lainnya:
Daging Impor, Luthfi-Suswono Bertemu Bos Indoguna

KPK: Ahmad Fathanah Operator Penerima Suap
Hakim Daming Tak Bisa Bedakan Sisir dan Sikat Gigi

Capres 2014, Jokowi Diibaratkan Sebagai Anak Macan

Indonesia Disebut Terlibat Program Rahasia CIA
Rhoma Irama Mirip Ronald Reagan, Kata Didik

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

16 hari lalu

Duduk dari kiri ke kanan: Sri Sultan Hamengkubuwono X, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati dan Amien Rais pada momentum Deklarasi Ciganjur, kediaman Gus Dur, 10 November 1998. (Repro buku Gerak dan Langkah)
Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.


Masuki Hari Raya Imlek, Potensi Hujan Sedang hingga Ekstrem Hadir di Pantura Dinihari

10 Februari 2024

Warga keturunan Tionghoa melaksanakan ibadah di Klenteng Hok Lay Kiong, Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 9 Februari 2024. Sembahyang malam pergantian Tahun Baru Imlek 2575/2024 itu sebagai ungkapan syukur atas segala rezeki dan keselamatan serta untuk pengharapan kehidupan lebih baik. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Masuki Hari Raya Imlek, Potensi Hujan Sedang hingga Ekstrem Hadir di Pantura Dinihari

Hari Raya Imlek dipahami selalu identik dengan hujan di pagi hari. Bagaimana menurut BMKG dan BRIN?


5 Resep Kue Mangkok untuk Imlek yang Enak dan Mekar

9 Februari 2024

Menjelang perayaan Imlek, sudahkah Anda menyiapkan kue mangkok? Jika belum, berikut resep kue mangkok yang enak dan mekar sempurna. Foto: Canva
5 Resep Kue Mangkok untuk Imlek yang Enak dan Mekar

Menjelang perayaan Imlek, sudahkah Anda menyiapkan kue mangkok? Jika belum, berikut resep kue mangkok yang enak dan mekar sempurna.


Tips Tetap Sehat saat Merayakan Imlek

8 Februari 2024

Ilustrasi makanan khas Imlek. Pexels/Angela Roma
Tips Tetap Sehat saat Merayakan Imlek

Perayaan Tahun Baru Imlek juga identik dengan makanan manis dan hidangan khas yang lezat. Berikut saran dokter agar kesehatan tetap terjaga.


Prediksi Cuaca BMKG Hari-hari Menuju Imlek 2024

31 Januari 2024

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
Prediksi Cuaca BMKG Hari-hari Menuju Imlek 2024

Mendekati Tahun Baru Imlek pada 10 Februari 2024, BMKG memberikan prediksi cuaca di Indonesia yang dominan hujan.


Sambut Imlek 2024 Menjadi Tahun Naga Kayu, Berikut Makna dan Sejarahnya

30 Januari 2024

Biksu berdiri di dekat dekorasi lentera naga yang disiapkan untuk perayaan Tahun Baru Imlek di Kuil Buddha Fo Guang Shan Dong Zen di Jenjarom, Malaysia 26 Januari 2024. REUTERS/Hasnoor Hussain
Sambut Imlek 2024 Menjadi Tahun Naga Kayu, Berikut Makna dan Sejarahnya

Naga dalam Naga Kayu merupakan simbol kekuatan, kehormatan dan kekuasaan di kebudayaan Cina melalui astrologi shio dalam urutan ke-5.


Food Destination, Agenda Kuliner Selama Setahun di Mal Ciputra

21 Januari 2024

Aneka kuliner dari berbagai tenant di Food Destination Mal Ciputra Jakarta. TEMPO | Rini K
Food Destination, Agenda Kuliner Selama Setahun di Mal Ciputra

Food Destination Mal Ciputra mengetengahkan empat tema berbeda hingga 2025.


Festival Cap Go Meh 5 Februari, Berikut 5 Tradisi Perayaannya

31 Januari 2023

Warga mengunjungi area yang didekorasi dengan lentera dalam sebuah Festival Lampion guna merayakan perayaan Cap Go Meh di Taman Yuyuan di pusat kota Shanghai, Cina, 26 Februari 2021. Cap Go Meh adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa. REUTERS/Aly Song
Festival Cap Go Meh 5 Februari, Berikut 5 Tradisi Perayaannya

Pada perayaan Cap Go Meh, orang biasanya makan bola nasi yang disebut tangyuan, menonton barongsai, dan menyalakan kembang api.


Bamsoet Dorong Persatuan dalam Keberagaman

24 Januari 2023

Ketua MPR RI Bambang saat menghadiri makan malam perayaan tahun baru Imlek 2574, di Restoran Tamarind and Lime, di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Minggu malam (22/1/23).
Bamsoet Dorong Persatuan dalam Keberagaman

Pengakuan negara terhadap tahun baru Imlek tidak lepas dari jasa Presiden Republik Indonesia


Jasa Marga: Hari Raya Imlek, Volume Kendaraan Naik 19,76 Persen

23 Januari 2023

Penampakan arus lalu lintas di Gerbang Tol Cikampek Utama, Kamis, 22 Desember 2022. Dok. Jasa Marga.
Jasa Marga: Hari Raya Imlek, Volume Kendaraan Naik 19,76 Persen

PT Jasa Marga menyebut volume kendaraan di jalan tol naik sebesar 19,76 saat Hari Raya Imlek.