TEMPO.CO, Purwakarta - Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, akan "dikepung" 16 desa wisata yang tengah berbenah diri di wilayah itu. Semua desa wisata itu akan menyuguhkan keunggulan masing-masing yang saling berbeda satu sama lain. "Supaya para pelancong yang datang ke Purwakarta memiliki banyak pilihan jika ingin berkunjung ke desa-desa wisata tersebut," kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kepada Tempo, Rabu, 8 Februari 2017.
Dedi telah mencanangkan 16 desa di wilayahnya menjadi desa tujuan wisata. Diharapkan, dengan program tersebut bisa meningkatkan arus wisatawan ke Purwakarta. Ke-16 desa tersebut adalah Desa Pasanggrahan, Desa Pusakamulya, Desa Sindangpanon, Desa Cihanjawar, Desa Pasanggrahan, Desa Sukamulya, dan Desa Sindangpanon.
Lalu ada juga Desa Cipeundeuy, Desa Pusakamulya, Desa Cibeber, Desa Cikumpay, Desa Cibungur, Desa Bungursari, Desa Wanayasa, Desa Raharja, Desa Sumurugul, dan Desa Babakan.
Dedi berjanji akan memberikan dukungan fasilitas berupa fasilitas infrastruktur jalan yang memadai. "Destinasi wisata pendakian Gunung Parang misalnya, kami tambahkan toilet khusus wisatawan. Jadi tidak toilet umum lagi," tutur Dedi. Warung-warung makanan di sana juga akan ditertibkan.
Beberapa akses jalan menuju lokasi yang perlu segera diperbaiki karena banyak dikeluhkan para pelancong lokal, regional, dan mancanegara, misalnya jalan menuju destinasi wisata Bukit Panenjoan dan Ujung Aspal atau Pasir Langlang serta Bukit Panenjoan.
Baca: Ujung Aspal, Destinasi Baru Wisata Alam di Purwakarta
Kepala Desa Cibeber, Anwar Sadat, yang desanya terpilih menjadi lokasi desa wisata, menyambut gembira kebijakan Bupati Dedi. "Ditetapkannya desa kami jadi desa wisata, akan memberikan efek domino dari sisi ekonomi kemasyarakatan," ujar dia.
Desa Cibeber dikenal sebagai desa yang memiliki panorama alam yang indah, kuliner sate maranggi yang khas dan dam Citeke yang dijadikan pusat kuliner terapung. "Kami segera berbenah," ujar Anwar.
ANANG SUTISNA
Baca juga: Batik Peranakan Dirembuk di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta