TEMPO.CO, Jakarta - Liburan mestinya menyenangkan dan bikin pikiran kembali segar. Namun, ada kalanya momen ini justru bikin stres. Salah satu penyebabnya adalah salah memilih waktu.
Scott Keyes, pendiri situs perjalanan Going.com, membagikan rekomendasinya, termasuk hari-hari yang harus dihindari dan waktu terbaik untuk terbang yakni saat libur nasional atau libur umum seperti saat Natal.
Tapi jika terpaksa bepergian saat Natal, Lebaran, tahun baru, dan libur nasional lainnya, pergilah di hari H.
"Anda akan melihat lebih sedikit orang bepergian," kata Keyes. "Dan dengan lebih sedikit orang, Anda dapat melihat tarif yang lebih rendah dan lebih sedikit gangguan," termasuk penundaan dan pembatalan.
Bikin frustrasi
Bepergian selama hari libur nasional sering kali bisa menjadi pengalaman yang membuat frustrasi karena kesibukan yang luar biasa. Banyak orang menantikan liburan ini sebagai kesempatan untuk bepergian, tetapi mereka mungkin tidak menyadari tantangan yang menanti mereka.
Selama waktu-waktu tersebut, kereta api, bus, dan bandara menjadi sangat padat. Banyaknya penumpang dapat menyebabkan keterlambatan dan pembatalan. Misalnya, pekerjaan pemeliharaan pada jalur kereta api sering kali bertepatan dengan hari libur, yang mengakibatkan waktu perjalanan yang lebih lama dan pengalihan rute yang tidak terduga.
Rasa frustrasi saat melewati kemacetan dapat mengubah perjalanan yang seharusnya santai menjadi perjalanan memutar yang menegangkan.
Selain kekacauan transportasi umum, kemacetan lalu lintas merupakan masalah signifikan lainnya selama hari libur nasional. Jalan raya dan jalan tol utama sering kali macet karena semua orang ingin ke tempat liburan. Kemacetan ini dapat menyebabkan waktu tempuh yang lebih lama. Banyak keluarga memilih untuk bepergian selama periode ini untuk memaksimalkan waktu istirahat mereka, yang hanya menambah jumlah mobil di jalan. Situasi ini tidak hanya menguji kesabaran tetapi juga dapat menyebabkan kecelakaan dan insiden kemarahan di jalan.
Harga naik
Faktor penting lainnya adalah kenaikan biaya yang terkait dengan perjalanan liburan. Maskapai penerbangan dan hotel sering kali menaikkan harga mereka selama waktu sibuk, sehingga jauh lebih mahal untuk memesan penerbangan dan akomodasi. Wisatawan mungkin mendapati bahwa mereka membayar dua hingga empat kali lebih banyak dari biasanya untuk layanan yang sama yang dapat mereka peroleh dengan harga lebih rendah selama periode non-liburan.
Kenaikan harga ini tidak hanya berlaku untuk transportasi, tetapi juga restoran, tiket taman hiburan, dan lainnya. Kenaikan harga terjadi karena tingginya permintaan. Akibatnya, perjalanan yang seharusnya terjangkau dapat dengan cepat menguras anggaran seseorang.
Tempat wisata sesak
Selain itu, saat bepergian selama hari libur nasional, pengunjung objek wisata dan restoran yang penuh sesak. Tempat wisata populer dapat menjadi sangat padat sehingga sulit untuk menikmati pengalaman sepenuhnya. Antrean panjang di museum, taman, dan restoran berarti wisatawan menghabiskan lebih banyak waktu menunggu daripada menikmati lingkungan sekitar.
Kepadatan ini dapat mengurangi kenikmatan perjalanan secara keseluruhan. Banyak orang merasa harus berdesak-desakan di antara kerumunan hanya untuk mengambil foto atau menikmati makanan, yang dapat membuat patah semangat.
Meskipun tampaknya jadi waktu yang ideal untuk bepergian karena libur panjang dari pekerjaan atau sekolah, hari libur umum sering kali bayak kekurangan. Bagi mereka yang mencari pengalaman menyenangkan, ada baiknya bepergian di periode non-liburan.
TIMES OF INDIA | NPR
Pilihan Editor: 5 Destinasi Berbahaya untuk Pelancong Solo Perempuan