Prinsip Ecotourism
Terkait rencana beach club, Chay menakarnya apakah masuk dalam perspektif ecotourism. Menurutnya ada tiga hal yang bisa digunakan sebagai tolok ukur investasi itu berpijak prinsip ecotourism.
Pertama, pemrakarsa investasi harus bisa menunjukkan hal-hal konservasi apa yang ditawarkan.
"Beach club ya beach club, mobil-mobil bagus akan datang di sana, tapi apakah dia mengarah pada konservasi? Apakah adanya di kawasan ekosistem karst? Ini harus jelas terutama terkait dengan eklusivitas itu," kata dia.
Faktor kedua, ujar Chay, siapa yang mendapatkan keuntungan atas investasi itu.
"Kita sepakat yang harusnya mendapatkan keuntungan haruslah masyarakat, itu bisa di-treat, tapi bentuknya apa?"
Faktor ketiga, siapapun yang datang-pulang ke proyek itu perlu mendapatkan pengalaman dan pemahaman terkait konservasi lingkungan.
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Adapun Deputy Director Pusat Sains Kelapa Sawit Instiper Yogyakarta, Agus Setyarso dalam forum itu mengungkap rencana investasi beach club untuk pariwisata wajib mematuhi prinsip dan aspek dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Menurut Director Forest Program WWF Indonesia 2000-2004 itu, ekosistem karst bisa saja dimanfaatkan sumber dayanya untuk pembangunan tempat wisata, lingkungan, pendidikan, kehutanan, perkebunan, dan juga jasa.
"Sepanjang pembangunanya tidak merusak kekayaan alam yang ada di dalamnya," kata dia.
Mengkaji karakter karst, kata Agus, jika lapisan itu dibor, maka di kedalaman 10-15 meter sudah bisa mendapatkan air bersih. Namun ketika dibor 60- 100 meter sudah bertemu air laut.
"Jadi kalau beach club itu digarap sembarangan tanpa melihat struktur biologi muka air di dalam tanah, begitu salah satu sumber bocor, air laut akan masuk seluruh wilayah di sekitar itu, semua sumber air akan menjadi asin," ujar dia.
Agus menyarankan pemerintah daerah tak hanya berfokus mendorong masuknya investasi untuk menunjang perekonomian, mamun juga melihat dampak berkelanjutan dari segala aspek termasuk lingkungannya.
"Jangan sampai jika pembangunan (beach club)diteruskan justru berpotensi menimbulkan bencana banjir, longsor, hingga kekeringan karena tidak adanya riset," kata dia.
PRIBADI WICAKSONO
Pilihan Editor: Fakta-fakta di Balik Batalnya Proyek Beach Club di Gunungkidul Yogyakarta