Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah Hubungan Madura dan Majapahit, Petilasan di Sampang

image-gnews
Situs Makam Rato Ebhu di Madura. Dok. Kemendikbud
Situs Makam Rato Ebhu di Madura. Dok. Kemendikbud
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Melalui Tulisan Lucas Pratanda, bukti yang ditemukan selama ini menyatakan adanya pengaruh Hindu-Budha di Pulau Madura. Di beberapa lokasi, seperti di wilayah Kabupaten Pamekasan dan Sumenep, pada akhir abad ke-19 masih dapat dikenali adanya sisa candi serta penemuan area-area Budha, yaitu Aksobhya dan Ratnasambhawa dan area Hindu, Siwa Mahadewa dan tokoh dewi (Vorderman, 1893).

Hal itu bisa dimengerti mengingat dominasi politik Majapahit cukup lama terhadap Pulau Madura bahkan jauh sebelumnya hingga awal kedatangan pengaruh Islam di tanah tersebut Terlebih lagi bila diingat bahwa Pulau Madura terletak sangat dekat dengan daratan Jawa, sehingga penduduknya mempunyai mobilitas yang tinggi. Kondisi tanah Pulau Madura yang kurang subur menjadikan mobilitas tinggi itu sebagai syarat mutlak dalam pemenuhan kebutuhan hidup melalui jalur perdagangan.

Dampak keruntuhan Majapahit yang terjadi pada tahun 1519 cepat terlihat di Pulau Madura. Selain disebabkan oleh adanya pertentangan dan perpecahan dalam keluarga raja dengan memperebutkan kekuasaan atas tahta, keruntuhan itu dipercepat oleh munculnya kekuatan politik baru di pesisir utara Jawa, yakni Demak (Djafar, 1978). Perbedaan landasan keagamaan antara Demak dan Majapahit itulah yang antara lain memungkinkan terjadinya penaklukan Majapahit oleh Demak (Ojafar, 1978).

Dalam konteks ini, dapat disebutkan bahwa sosialisasi Islam di Madura Barat telah berlangsung sejak masa pemerintahan Lembu Peteng, yang diangkat oleh Raja Majapahit berkedudukan di Madegan, Sampang. Ketika terjadi pertentangan antara Majapahit dan kekuatan-kekuatan pesisir utara Jawa, ia memihak penganut Islam. Pada masa Majapahit runtuh (1486 menurut Kronik Madura), Lembu Peteng 
berkuasa di Pamekasan (Hageman, 1857).

Sementara itu orang pertama di kalangan kaum bangsawan Madura yang kemudian memeluk agama Islam adalah Pangeran Pratanu pada tahun 1450 AJ atau 1528 (Graaf & Pigeaud,1974). Diceritakan bahwa atas permintaan putra mahkota yang bernama Pangeran Pratanu, Kyai Pragalbo memerintahkan Empu Bageno. seorang patih kerajaan, untuk belajar agama Islam ke Kudus. Setelah Empu Bageno sendiri diislamkan oleh Sunan Kudus, ia kembali ke Palakaran sebagai seorang muballigh. Pangeran Pratanu mengikuti jejak Empu Bagendo menjadi penganut Islam. 

Salah Satu Petilasan di Madura

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dilansir melalui Kebudayaan Kemendikbud.go.id, Secara administrasi Situs Makam Rato Ebhu terletak di Dusun Madegan Kelurahan Polagan, Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang. Secara geografis, Situs makam berada pada ketinggian sekitar 10 meter dari permukaan air laut dengan jarak sekitar 4 km dari Kota Sampang menuju kearah selatan.

Kelurahan Polagan sendiri termasuk daerah dataran rendah, dengan batas administrasi sebelah utara adalah Kelurahan Rongtengah, sebelah timur Kelurahan Banyuanyar, sebelah selatan Selat Madura, sebelah barat Desa Aengsareh  dan Kelurahan Karangdalam

Keberadaan Situs Makam Rato Ebhu, tidak terlepas dari tokoh Rato Ebhu dan  sejarah Madura secara keseluruhan, serta wilayah Sampang khususnya, karena dari garis keturunan keluarga pemimpin-pemimpin Madura lahir, baik yang berkedudukan di Madura.

Sejarah Sampang, tidak terlepas dari sejarah Kerajaan Majapahit. Seperti kita ketahui bahwa kerajaan Majapahit pada masa itu menguasai hampir seluruh wilayah kepulauan di Nusantara, termasuk wilayah Madura.

Pilihan Editor: Asal Usul Tradisi Karapan Sapi Warisan Budaya Indonesia dari Madura

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

19 jam lalu

Area yang menjadi lokasi temuan fragmen gerabah diduga wadah air era Majapahit di Bantul, Yogyakarta. (Dok. Dinas Kebudayaan)
AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.


Solusi Sampah Kabupaten Sumenep, Ubah Daerah Sampah Jadi Destinasi Pariwisata

3 hari lalu

Solusi Sampah Kabupaten Sumenep, Ubah Daerah Sampah Jadi Destinasi Pariwisata

Achmad Fauzi berhasil mengubah daerah sampah menjadi destinasi wisata.


Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

3 hari lalu

Pameran foto peninggalan Kerajaan Majapahit karya Nigel Bullough, yang dipamerkan di House of Sampoerna Surabaya, Senin malam (7/9). Pameran tersebut untuk memperingati 650 tahun perjalanan Raja Hayam Wuruk mengelilingi bagian timur Jawa. Foto: ANTAR
Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

Tak hanya dipimpin raja, Majapahit pernah dipimpin perempuan. Siapa saja mereka?


Selain RA Kartini, Ini Peran Besar 2 Sosok Perempuan Tangguh Lain dari Jepara

5 hari lalu

Ratu Kalinyamat hidup saat masa awal perkembangan Islam di Nusantara. Ia dikenal sebagai penguasa wilayah Jepara yang sangat pemberani dan ahli perang. Ratu Kalinyamat memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya dalam melawan bangsa Portugis pada abad ke-16. Berkat kemampuannya membangun kekuatan maritim yang hebat membuat raja-raja di kawasan lain meminta bantuannya untuk mengirimkan pasukan guna melawan Portugis. Foto: Istimewa
Selain RA Kartini, Ini Peran Besar 2 Sosok Perempuan Tangguh Lain dari Jepara

Jepara memberikan kontribusi besar dalam sejarah dan budaya dengan 'melahirkan' sosok RA Kartini, Ratu Kalinyamat, dan Ratu Shima.


5 Daerah Penghasil Bawang Merah Di Indonesia

6 hari lalu

Buruh tani memanen bawang merah di area persawahan Desa Paron, Kediri, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/tom.
5 Daerah Penghasil Bawang Merah Di Indonesia

Kenaikan harga bawang merah dipengaruhi penurunan produksi di sejumlah daerah penghasil.


Pencuri Motor Milik Polwan di Bangkalan Tertangkap, Berulang Kali Bobol Kos-kosan

6 hari lalu

Kapolres Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya merilis penangkapan pencuri motor anggota polisi wanita (polwan) di Polres Bangkalan, Senin 22 April 2024) (ANTARA/ HO-Polres Bangkalan)
Pencuri Motor Milik Polwan di Bangkalan Tertangkap, Berulang Kali Bobol Kos-kosan

Kedua pencuri motor itu mengaku sudah beberapa kali membobol kos-kosan sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM).


Petasan Pernikahan Hancurkan Rumah Calon Pengantin di Madura, Seorang Kerabat Tewas

8 hari lalu

Rumah hancur akibat petasan di di Dusun Sembilangan Timur, Desa Sembilangan, Kecamatan Kota, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Jumat, 19 April 2024. TEMPO/Musthofa Bisri
Petasan Pernikahan Hancurkan Rumah Calon Pengantin di Madura, Seorang Kerabat Tewas

Petasan yang hendak dibawa ke rumah calon mempelai wanita tersebut meledak hingga menghancurkan rumah dan menewaskan seorang kerabat.


Tradisi Unik Lebaran Ketupat di 5 Daerah, Salah Satunya Madura Rayakan Tellasan Topak

9 hari lalu

Puluhan Gunungan Ketupat didoakan sebelum diperebutkan dalam Lebaran Ketupat di Bukit Sidoguro kawasan Rawa Jombor, Krakitan, Bayat, Klaten, 13 Juli 2016. TEMPO/Bram Selo Agung
Tradisi Unik Lebaran Ketupat di 5 Daerah, Salah Satunya Madura Rayakan Tellasan Topak

Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi yang berbeda untuk merayakan lebaran ketupat yang biasanya pada 7 atau 8 syawal.


Kronologi Pemuda Demak Rusak Pagar Jembatan Agar Truk Sound Horeg Bisa Lewat

19 hari lalu

Foto hasil tangkapan layar dari salah satu akun Facebook milik warga yang menggunggah video aksi perusakan jembatan di Desa Babatan, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak, demi truk pengangkut sound horeg atau buttle sound bisa lewat, 8 April 2024. (ANTARA/HO-Kho.)
Kronologi Pemuda Demak Rusak Pagar Jembatan Agar Truk Sound Horeg Bisa Lewat

Pagar jembatan beton di Desa Babatan, Kecamatan Kebonagung, Demak, Jawa Tengah dirusak pemuda agar truk berisi sound system untuk takbiran bisa lewat.


Lebaran Ketupat Telah Ada Sejak Abad ke-15, Berikut Jejaknya

20 hari lalu

Ilustrasi pedagang ketupat. Robertus Pudyanto/Getty Images
Lebaran Ketupat Telah Ada Sejak Abad ke-15, Berikut Jejaknya

Pada masa pemerintahan Kerajaan Demak yang dipimpin Raden Patah pada abad ke-15, ketupat menjadi simbol perayaan hari raya Islam.