Baca juga:
Komodo betina sedang menunggui sarangnya di Pulau Rinca, Labuan Bajo, NTT. Tempo/Francisca Christy Rosana
Air Liur
Mengutip Journal of Wildlife Diseases, air liur komodo juga memiliki berbagai bakteri mematikan lainnya, yaitu terdapat 28 bakteri gram-negatif (escherichia coli) dan 19 bakteri gram-positif (patogen). Bakteri yang terisolasi dalam liur komodo ini menyebabkan septikemia, yakni kondisi peradangan serius akibat infeksi. Sebagian besar yang terkena gigitan komodo, baik manusia ataupun hewan akan mengalami infeksi selama satu atau dua hari atau bahkan dapat menyebabkan kematian.
Infeksi di bagian tubuh manusia karena gigitan komodo akan mengalami kesakitan yang hebat sampai bagian siku, bengkak secara cepat dalam beberapa menit, dan bahkan mengalami gangguan pembekuan darah selama beberapa jam atau hari. Liur komodo pun bisa mematikan hewan.
Ketika memangsa rusa, komodo dengan cepat menggigitnya. Sesaat setelah digigit, rusa berhasil kabur. Namun, komodo masih mengikuti jejaknya dengan kepekaan mencium bau darah rusa. Saat rusa sudah sudah lemas dan tidak berdaya sekitar 2-3 hari, barulah komodo menyantap rusa dengan lahap.
Komodo tidak seperti harimau yang langsung menyerang dan melahap seketika, tetapi melukai mangsa dan sabar menantinya sampai lemah.
Gigi, Ekor, Kuku
Senjata mematikan lainnya adalah gigi, ekor, dan kuku. Mengutip dari Komodo Dragon: On Location, komodo memiliki gigi layaknya ikan hiu dengan panjang 2,5 sentimeter. Gigi komodo berbentuk segitiga, lancip, dan berukuran kecil yang berjumlah 60 buah.
Dengan gigi dan cengkraman rahang yang kuat, komodo dapat melepaskan seluruh bagian badan mangsanya dan melahapnya sampai lumat. Gigi ini tidak untuk mengunyah, melainkan untuk menelan mangsanya secara langsung, seperti ular. Jika mangsanya terlalu keras untuk dilahap dan dicengkram, gigi komodo akan tanggal. Namun, dalam waktu 3 hari gigi akan tumbuh kembali.
Ekor komodo yang memiliki sabetan sangat kuat untuk melawan mangsanya hingga lemah. Komodo yang memiliki panjangnya 3 meter dengan rata-rata berat mencapai 70 kilogram, ditambah kecepatan berlari dan kemampuan berenangnya, membuat sabetan ekor komodo tidak terkalahkan. Namun, biasanya komodo menggunakan ekornya ketika bertarung dengan komodo lainnya di musim kawin.
Senjata kuku yang yang panjang dan tajam berjumlah masing-masing lima di kakinya dapat melukai kulit hewan lainnya sampai terlepas dari badannya. Kuku komodo digunakan dalam keadaan badan tegak atau setengah berdiri. Sama seperti ekor, biasanya komodo menggunakan kukunya untuk bertarung dengan komodo lainnya ketika musim kawin.
RACHEL FARAHDIBA R
Baca juga: Bea Masuk Pulau Komodo Naik Mulai Besok, Berikut Profil Binatang Purba Itu