Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hati-hati, Belum Semua Destinasi di Ketinggian Yogyakarta Punya Penangkal Petir

image-gnews
Bendera Merah Putih berkibar di puncak Gunung Api Purba yang terletak di Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta, 10 Februari 2017.  TEMPO/Pius Erlangga
Bendera Merah Putih berkibar di puncak Gunung Api Purba yang terletak di Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta, 10 Februari 2017. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah destinasi wisata yang berada di kawasan tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum seluruhnya dilengkapi fasilitas penangkal petir. Padahal alat itu dibutuhkan untuk menghalau petir yang biasanya menyertai hujan lebat yang intensitasnya makin tinggi seperti belakangan ini.

Destinasi Gunung Api Purba Nglanggeran Gunung Kidul misalnya, saat ini baru memiliki penangkal petir sederhana untuk menjaga kawasan itu aman dari sambaran petir saat hujan lebat turun. "Kalau penangkal yang sifatnya menangkap petir kami sudah pasang di beberapa titik, tapi untuk penangkal yang bisa mengalihkan atau menjauhkan petir kami belum punya,” ujar Sekretaris Kelompok Sadar Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran Gunungkidul Sugeng Handoko kepada Tempo, Jumat, 5 Februari 2021.

Sugeng mengakui penangkal petir yang mampu menjauhkan atau menghalau petir itu harganya cukup mahal bagi mereka sehingga belum bisa diusahakan sendiri oleh pengelola. Pihaknya pun berharap ada bantuan pemerintah untuk membantu menyediakan fasilitas itu sehingga kawasan itu benar-benar aman saat musim hujan tiba.

“Harga penangkal petir itu sekitar Rp 21-25 juta, itu bisa menjauhkan petir sampai radius 150 meter jika dipasang di satu titik,” ujar Sugeng.

Untuk kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran itu, Sugeng mengatakan butuh setidaknya 5 titik penangkal petir. Penangkal petir itu termasuk untuk mengamankan jaringan intranet di kawasan itu yang sudah beberapa kali rusak tersambar petir.

“Saat ini jika hujan disertai petir, kami selalu menurunkan tim untuk mengedukasi wisatawan yang datang, termasuk jika cuaca tidak mendukung kami tidak izinkan naik Nglanggeran,” kata Sugeng.

Hal serupa diungkap pengelola kawasan Hutan Mangunan Bantul Yogyakarta, Purwo Harsono yang akrab disapa Ipung. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Koperasi Noto Wono, koperasi yang menaungi sejumlah destinasi wisata di Desa Mangunan itu menuturkan jika destinasi itu belum disokong alat penangkal petir. "Jadi kalau pas hujan angin, kami minta wisatawan segera meninggalkan hutan atau berlindung ke aula dan gazebo,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ipung menuturkan sejauh ini memang belum pernah ada peristiwa bencana akibat petir di kawasan itu saat hujan deras. Namun pihaknya tetap akan mengupayakan agar fasilitas itu bisa tersedia demi antisipasi.

“Kami akan usulkan kepada pemerintah untuk membantu alat itu di kawasan ini,” kata Ipung.

Adapun Ketua pengelola destinasi Tebing Breksi Sleman, Kholid Widianto menuturkan kawasan itu bisa dibilang memiliki fasilitas lebih lengkap untuk menangkal potensi sambaran petir saat hujan lebat datang. Di kawasan puncak tebing itu sejak 2016 sudah diberi sejumlah penangkal petir khusus untuk mengamankan area itu.

Penangkal petir di Tebing Breksi antara lain dipasang di atas puncak tebing satu unit untuk meng-cover area lingkar radius 75 meter. Kemudian ada juga satu unit penangkal petir yang dipasang di area Balai Perekonomian Desa Tebing Breksi serta dua unit penangkal petir di sisi timur.

Meski sudah punya penangkal petir, Kholid mengatakan jika hujan sudah mau turun, pengunjung tetap diberi informasi agar segera mencari tempat berteduh. "Khususnya wisatawan yang masih berada di atas puncak tebing kami minta untuk turun demi keamanan saat hujan turun,” ujarnya.

Baca jugaWisatawan Diminta Waspadai Curah Hujan Tinggi di 7 Tempat Wisata Yogyakarta Ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

3 jam lalu

Proses evakuasi korban jatuh ke jurang di tebing Pantai Ngluwo Gunungkidul, Ahad, 28 April 2024 (Dok. Istimewa)
Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.


Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

6 jam lalu

Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.


NTB Berhasil Mengelola Sampah Hingga 64 persen

10 jam lalu

NTB Berhasil Mengelola Sampah Hingga 64 persen

Sebagai tujuan wisata nasional berkomitmen menjaga destinasi tetap bersih dan nyaman.


UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

11 jam lalu

Hari pertama Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer - Seleksi Nasional Berbasis Tes di Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin 8 Mei 2023. Gelombang pertama UTBK-SNBT digelar 8-14 Mei 2023. (ANTARA/HO-Unpad)
UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

UTBK yang berlangsung dalam satu hingga dua gelombang mulai 30 April-7 Mei 2024, kemudian 14-20 Mei 2024.


Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

19 jam lalu

Ilustrasi Ramalan Cuaca. fishershypnosis.com
Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

BMKG memprediksi seluruh wilayah Jakarta memiliki cuaca cerah berawan sepanjang pagi ini, Senin 29 April 2024.


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

1 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

1 hari lalu

Salah satu sudut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang tengah direvitalisasi hingga Juni 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.


Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

2 hari lalu

Kowloon Motor Bus Hong Kong. Unsplash.com/Wanghao Shang
Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan


BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

2 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. skymetweather.com
BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Potensi hujan sedang hingga hujan lebat disertai petir dan angin kencang dipengaruhi oleh Madden Julian Oscillation.


Kincir Angin Ikonik Moulin Rouge Paris Roboh, Pertunjukan Tetap Lanjut

2 hari lalu

Moulin Rogue Paris. Instagram.com/@moulinrougeofficiel
Kincir Angin Ikonik Moulin Rouge Paris Roboh, Pertunjukan Tetap Lanjut

Kincir angin Moulin Rouge telah berputar selama 135 tahun, dan yang pertama menyala saat pembukaan pada 1889