TEMPO.CO, Jakarta - Snorkeling bersama hiu paus menjadi atraksi unggulan di Cebu yang bakal bisa dinikmati kembali oleh wisatawan. Setelah ditutup berbulan-bulan, tujuan wisata utama di Filipina itu bakal menerima turis lagi.
Gubernur Cebu, Gwendolyn Garcia, menemui para pemilik resor dan pejabat kota Oslob Rabu, 15 Juli 2020, untuk membahas pedoman untuk dimulainya kembali kegiatan pariwisata.
Dinuki dari Sun Star, untuk mencegah penularan penyakit Covid-19, pemilik resor diharuskan untuk membeli peralatan disinfektan, memasang penghalang pada mesin kasir, menyediakan alkohol dan pembersih, dan menyediakan seduhan air yang dicampur dengan calamansi dan madu.
Karyawan dan pengunjung resor harus mengenakan masker dan pelindung wajah. Perahu cadik, rompi pelampung dan peralatan lain yang digunakan dalam pengamatan hiu paus harus didesinfeksi secara teratur.
Berbagi masker dan tabung selam di antara mereka yang snorkeling atau menyelam tidak akan diizinkan. Untuk mengontrol kedatangan, wisatawan akan diminta untuk terlebih dahulu memesan aktivitas pilihan mereka. Pembayaran dilakukan online pada situs web yang akan segera diluncurkan.
Cebu berada di bawah karantina masyarakat umum yang dimodifikasi (MGCQ) dengan aksi lokal yang ketat sampai hari Rabu, 15 Juli 2020. Di bawah MGCQ, perusahaan pariwisata dapat dibuka kembali dengan tamu hanya 50 persen dari kapasitas operasi.
Gubernur Garcia teah mengeluarkan perintah eksekutif yang berisi pedoman untuk pembukaan kembali industri pariwisata, setelah bertemu dengan semua pemangku kepentingan. Sebelum ke Oslob, ia juga bertemu dengan para pemangku kepentingan pariwisata kota Moalboal dan Dalaguete.
Pertemuan konsultasi juga dijadwalkan di Badian dan Alegria serta di Pulau Bantayan.
Salah satu sisi dari Basilika del Santo Nino di Cebu, Filipina. Tempo/Rita Nariswari
Kebangkitan industri pariwisata secara bertahap terlihat memicu ekonomi, yang melambat karena wabah virus corona. Seluruh provinsi ditempatkan di bawah karantina pada 30 Maret.
Semua bisnis yang tidak penting ditutup sementara, sistem transportasi umum ditangguhkan dan masyarakat Filipina diharuskan tinggal di rumah. Kecuali bagi personel penting dan mereka yang mencari pasokan kebutuhan pokok.