Untuk mempromosikan Fukushima, pemerintah Jepang memilih prefektur itu sebagai garis awal estafet obor Olimpiade Tokyo 2020. Lokasi pelepasan obor tersebut dilaksanakan di J-Village, fasilitas pelatihan sepak bola top di Jepang. J-Village dipilih karena hanya 12,4 mil dari PLTN Fukushima. Ia menjadi simbol revitalisasi pariwisata dan kehidupan yang normal kembali, pasca radiasi nuklir.
Dari sana, obor diarak ke utara melalui kota-kota pesisir yang terus pulih sejak 2011, termasuk Soma. Kota itu kini menjadi jalur pendakian terbaru dan terpanjang di selatan Jepang. Jalur Pesisir Michinoku sejauh 620 mil itu, dipilih untuk mempromosikan revitalisasi Fukushima dan untuk menarik wisatawan mancanegara.
Mandi air panas di pemandian umum (onsen) merupakan ritual wajib bila ke Kota Fukushima. Ia menawarkan area Iizaka Onsen, berupa sembilan pemandian umum dan menikmati ryokan (penginapan Jepang) seperti Nakamuraya. Pemiliknya, Hiroshi Abe adalah generasi ke-7, dari pendiri Nakamuraya. Ia menunjukkan barang-barang antik dan detail arsitektur, dari perapian terbuka di lobi, hingga ke kamar-kamar yang dulu digunakan oleh para samurai.
Tarifnya, seperti di seluruh Fukushima, 20 persen lebih murah dibanding kota-kota besar di Jepang, seperti Kyoto. Di sebelah selatan Kota Fukushima adalah kota benteng Nihonmatsu, tempat Daishichi Sake Brewery, yang populer dengan sake-nya.
Daishichi Sake Brewery didirikan pada 1752 dan saat ini dipimpin oleh Hideharu Ohta, yang merupakan generasi ke-10 dari pendiri Daishichi. Pabrik sake itu hanya menggunakan metode kimoto tradisional, yang dikembangkan pada 1700.
Daishichi Sake Brewery didirikan pada 1752 menghasilkan sake yang awet dan tumbuh matang seperti wine dari tahun ke tahun. Foto: @hanaizumi.roman.official
Namun sebagian proses dari kimoto tradisional yang banyak memakan waktu, kini digantikan proses yang lebih modern sehingga prosesnya menjadi lebih cepat tanpa meninggalkan rasa orisinilnya. Bahkan, Daishichi mampu membuat sake yang tahan terhadap oksidasi, dan matang dari waktu ke waktu seperti wine.
Kota Samurai
Kota kastil Prefektur Fukushima yang paling terkenal adalah Aizuwakamatsu, yang menjuluki dirinya Samurai City dan terletak di Aizu, wilayah paling barat dari Fukushima.
Kota ini merupakan benteng terakhir para samurai. Setelah Shogun Tokugawa, yang telah memerintah Jepang selama lebih dari 250 tahun, digulingkan dan Kaisar kembali berkuasa, Perang Boshin pecah antara samurai yang setia pada shogun dan pasukan Kaisar Jepang. Di sinilah, di Kastil Tsurugajo, klan Aizu yang perkasa bertarung dan kalah dalam pertempuran samurai terakhir.