TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisata nomaden memang sedang tren. Nomaden bukan berarti berpindah-pindah, tapi cenderung dalam gaya dalam memilih akomodasi. Wisata nomaden tak harus bergantung pada akomodasi baku, seperti hotel, homestay, atau penginapan lainnya prosedur lain yang ribet.
Cukup tidur di dalam tenda atau sleeping bag, sembari menikmati barbekyu lezat, mengitari api unggun di malam hari di bawah kerlap-kerlip bintang.
Membidik pasar wisatawan yang hobi kemping dan bermalam dengan suasana alam terbuka itulah yang kini tengah diincar PT Taman Wisata Candi (TWC) pengelola Candi Prambanan. Program ini bekerja sama dengan trip organizer Samanata.
Mereka mengenalkan paket wisata berkonsep kemping di dalam area Candi Prambanan bernama Heritage on Van-Cation, saat event Jogja Volks Wagen Festival (JVWF) yang dihelat pada 9-10 November 2019 lalu.
Paket wisata kenping, Heritage on Van-cation jadi andalan baru menggaet wisatawan yang rindu berkemah di alam terbuka. TEMPO/Pribadi Wicaksono
"Paket wisata ini konsepnya kemping beneran di samping Candi Prambanan pakai tenda dan diselingi jalan-jalan ke sejumlah destinasi memakai mobil VW," ujar staf pemasaran Samanata, Selvi Pratama Putri kepada TEMPO saat pameran JVWF lalu.
Paket wisata yang ditawarkan itu salah satunya berlaku untuk waktu dua hari satu malam. Dalam paket ini sebelum bermalam di tenda, di samping Candi Prambanan, peserta diajak mengunjungi sejumlah destinasi di Yogyakarta menggunakan mobil VW Combi, VW Kodok atau VW Safari.
Tentu saja, destinasi yang jaraknya tak terlalu jauh dari Candi Prambanan. Itinerary atau rencana perjalanannya, diatur agar peserta tak sekadar menikmati keindahan lanskap, namun juga budaya.
Hari pertama siang hari misalnya peserta kemping diajak menyambangi industri perajin aksesoris kulit, Bucini Leather, yang berada di Desa Klodangan, Karang Asam, Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman.
Lalu trip berlanjut ke industri rumahan Tulakir Fiberglass yang
berada di Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.
Wisatawan di sekitar Prambanan. TEMPO
Sore harinya peserta mulai memasuki kawasan Candi Prambanan dan diajak mengeksplorasi candi itu, sembari berburu spot sunset terbaik. Saat makan malam, peserta diajak menyantap kuliner lokal sebelum diajak menyaksikan Sendratari Ramayana di pelataran candi.
Usai itu, peserta lalu beranjak menuju tenda-tenda yang didirikan untuk menikmati api unggun, barbekyu, dan juga aktivitas pendukung seperti nonton film di alam terbuka.
Saat bermalam peserta selain bisa tidur di tenda dome yang disediakan juga bisa tidur di dalam VW Combi, yang sudah dipenuhi bantal empuk.
Pagi hari acara dilanjutkan dengan menikmati sunrise di sekitar area kemping, sebelum bersepeda ria di sekitar Prambanan. Gwes bareng ini juga menyambangi industri rumahan pembuatan tahu serta emping melinjo. Selain itu peserta diajak berkunjung ke sentra produksi angklung, sembari belajar bersama memainkan alat musik tradisional itu.
Untuk tambahan paket, bisa pula disisipkan kunjungan ke obyek wisata lain seperti Candi Plaosan.
Harga paket Heritage on Van-Cation ini beragam. Paling murah Rp920 ribu per orang (2 hari 1 malam) dengan jumlah minimal empat peserta. Harga paket ini sudah meliputi seluruhnya. Mulai dari turnya, masuk area candi Prambanannya, menonton sendratari, makan, barbekyu dan api unggun, juga sewa VW beserta supir serta guide lokal.
"Walau ini konsepnya kemping, namun peserta tinggal duduk dan ikut saja karena semua sudah dipersiapkan,"ujar Selvi.
PRIBADI WICAKSONO