TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah tiang listrik yang berdiri di Jalan Permata Berlian, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mendadak terkenal. Sejak tiang itu ditabrak mobil yang ditumpangi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto pada Kamis malam lalu, lokasinya masih ramai didatangi masyarakat hingga kemarin.
“Hebat iki tiang, yo, sakti koyok seng nabrak (hebat tiang ini, ya, sakti seperti yang nabrak),” kata Joko, warga Simprug yang singgah di lokasi itu, kemarin siang. Dia bersama yang lain ikut-ikutan menepuk-nepuk tiang listrik yang masih berdiri tegak itu.
Tiang listrik yang mendapat kiriman karangan bunga sebagai satire atas Setya, yang baru saja ditetapkan kembali sebagai tersangka korupsi kasus kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) oleh KPK, terus menjadi tontonan warga. Setya, yang juga Ketua Umum Partai Golkar, harus dilarikan ke rumah sakit akibat tabrakan minor tersebut.
Sepanjang siang kemarin saja terhitung ratusan orang yang datang silih berganti. Sebagian besar melakukan swafoto di lokasi itu. Belum lagi setiap pengendara yang mengabadikan tiang dari kendaraannya ketika melewatinya. Bahkan Tempo beberapa kali diminta mengambil foto oleh orang yang datang sendiri.
“Saya penasaran sekali kenapa tiang listrik ini tidak penyok, apalagi roboh. Pohonnya juga hanya keserempet. Mobilnya juga tidak masuk parit, aneh,” kata Eko, warga lain yang ditemui Tempo di lokasi kejadian.
Berbagai julukan pun diberikan masyarakat kepada tiang itu. Ada yang menyebutnya tiang Papa Setnov, tiang sakti, hingga tiang perkasa. Gumpalan koran terpaksa direkayasa pada tiang itu untuk menegaskan kejadian kecelakaan pada Kamis malam lalu. "Wah, tiangnya yang benjol," ucap sebagian masyarakat yang datang.
Wakil Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Kingkin Winisuda mengatakan telah memeriksa lokasi kecelakaan tersebut. Dia mengatakan menggunakan teknik traffic accident analyst untuk mengukur kecepatan kendaraan sesaat sebelum terjadi kecelakaan. “Kami bisa melihat sebelum, saat, dan setelah kejadian laka lantas,” ujarnya.
Hasil pengukuran dari teknik itu nantinya akan dicocokkan dengan hasil pengukuran petugas lain. Sejauh ini, Kingkin menduga kecelakaan itu tunggal dan mobil yang ditumpangi Setya Novanto berkecepatan di atas 60 kilometer per jam. “Di atas 60 itu berarti kecepatan tinggi karena ini area permukiman,” tuturnya.
DEWI NURITA | CHITRA PARAMAESTI
Berita lain:
Tip Aman Makan Durian
5 Langkah Memilih Buah Durian Enak