Produk Kerajinan Kerang Banyuwangi Tembus ke Mancanegara

Reporter

Selasa, 25 Juli 2017 06:03 WIB

Ilustrasi kerajinan kulit kerang. shutterstock.com

TEMPO.CO, Banyuwangi - Mina sedang asyik melumuri lem buatan ke badan lampu hias. Setelah itu, satu per satu, ia menempelkan kerang dan hiasan lainnya agar lampu hiasan produk Husna Art menjadi cantik dan siap untuk diekspor ke mancanegara.

Tak hanya Mina, tapi belasan pekerja lainnya di sentra produksi (workshop) Husna Art sedang sibuk menyelesaikan berbagai produk kerajinan kerang untuk membuat lampu hias untuk rumah atau perkantoran. Mereka bekerja di "workshop" (sentra produksi) Husna Art, kecamatan Muncar, Banyuwangi, saat kunjungan delegasi PNM dan para jurnalis berkunjung ke sana, Kamis (20/7).

"Sekitar 75 persen produk kerajinan kerang untuk produk lampu hias ini diekspor ke mancanegara di antaranya ke Jerman, Jepang dan Australia. Sedangkan sisanya sekitar 25 persen dipasarkan ke pasar dalam negeri," kata Yitno Pribadi, pengusaha UKM sekaligus perajin kerang, di Banyuwangi.

Yitno kemudian mengambil boks pembungkus lampu hias bermerek Paul Neuhaus. "Produk lampu hias Husna Art nantinya akan masuk ke mal-mal di Jerman dengan merek ini. Jadi semua lampu hias yang sudah selesai dibungkus dengan boks ini," katanya.

Perajin asal Banyuwangi itu mengaku bisa mengekspor satu kontainer per bulan berisi lampu hias dari kerajinan kerang dengan berbagai ukuran. "Kadang-kadang juga bisa mengirim beberapa kontainer per bulan jika banyak pesanan dari luar negeri," ujar dia.

Eksportir kerajinan kerang ini merupakan lulusan sekolah perhotelan dan sudah dua puluh tahun bekerja malang melintang di berbagai hotel dan berbagai tujuan wisata. Berkat keinginan atas masa depan dan hari tua yang lebih baik, Yitno langsung banting usaha membuat kerajinan kerang di Tegalalang, Ubud, Bali.

"Setelah dua puluh tahun bekerja di hotel kemudian banting setir menjadi perajin kerang demi masa depan yang lebih baik serta menolong warga sekampung dengan membuka lapangan kerja," tutur dia.

Setelah produk kerajinan kerangnya sukses dan banyak dibeli turis di Bali, ia kemudian membuat sentra produksi di Banyuwangi, kampung halamannya. ""Biaya produksi di Banyuwangi lebih murah dan bahan produksinya juga banyak tersedia di sini," katanya.

Pengusaha kerajinan kerang ini sudah memiliki dua workshop, yakni di Tegalalang, Ubud, Bali dan di Kecamatan Muncar, Banyuwangi. "Kami baru saja pulang kampung ke Banyuwangi dan membangun workshop ini dua tahun lalu. Membuka lapangan kerja buat para pemudi di kampung saya," kata Yitno, yang awal karirnya merupakan pekerja hotel di berbagai kota di dalam negeri.

Kesuksesan produk kerajinan kerang Husna Art hingga bisa tembus ke pasar mancanegara tak lepas dari sentuhan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), sebuah BUMN yang bergerak di bidang pemberdayaan usaha mikro dan UKM, melalui program Ulamm yakni pembiayaan untuk usaha mikro kecil dan menengah.

"Kami mendapat bantuan modal usaha sebesar Rp200 juta. Berkat bantuan Ulamm PNM lah usaha kami terus berkembang. Kami mau nanti plafon bantuan modalnya bisa naik Rp600 juta," kata Yitno sambil berkelekar.

Ia mengaku senang dengan program Ulamm PNM, karena nasabah bukan hanya dapat bantuan modal usaha namun juga pembinaan agar usaha ini terus berkembang dan kuat. Para staf PNM sering datang mengunjungi kami, berdialog dan diskusi," ujar Yitno.

Bisnis Yitno terus berkembang. Di bengkel kerjanya di Banyuwangi, usahanya tidak saja membuat lampu hiasan dari kerajinan kerang, tapi juga menjual tanaman hias, hortikultura beserta pot tanaman.

Batik Satrio Sentuhan Ulamm juga membuat usaha Nanang Edi Supriyono, perajin batik dengan merek Batik Satrio, makin maju dan berkembang. Nanang, dulunya merupakan buruh pabrik, kemudian kena PHK. Dengan modal Rp850.000, ia membuat usaha kerajinan batik.

"Usaha batik ini sempat jatuh bangun juga. Bahkan hampir bangkrut. Namun berkat bantuan PT PNM melalui program Ulamm, usaha saya mulai bangkit, maju dan berkembang," kata Nanang, saat ditemui tim PNM dan rombongan wartawan, di gerai batik sekaligus cafe dan resto Batik Satrio, di Dusun Krajan, Desa Seneporejo, Siliragung, Banyuwangi.

Pemuda berambut gondrong kemudian dikuncir bak seorang seniman, kemudian menuturkan usaha batik yang dirintis sejak 2001. Awalnya, Nanang membuat "bed cover" untuk dijual di Ubud Bali. Kemudian membuat produk batik Bali, kain batik untuk di pantai. Usahanya makin berkembang ketika PNM, melalui program Ulamm, memberikan pinjaman modal mulai dari Rp150 juta, kemudian naik menjadi Rp200 juta, terakhir dapat suntikan modal usaha Rp600 juta.

Dengan sentuhan program Ulamm, Nanang kini memiliki sentra produksi dan gerai batik serta kafe dan resto Desa Seneporejo, Siliragung, Banyuwangi. Tepat di jalan raya antara kota Banyuwangi dengan destinasi wisata Pantai Pulau Merah. "Jadi jika turis mau wisata ke Pantai Pulau Merah silahkan mammpir ke sini," kata Nanang.

Selain itu, Batik Satrio juga punya toko suvenir kaos di Pantai Pulau Merah. Selain membuat batik Bali, Nanang juga membuat batik tradisional Banyuwangi dan batik Solo untuk pasar Jawa Tengah dan Jakarta, serta kota lainnya.

"Produksi Batik Satrio kini telah merambah ke berbagai kota di Indonesia, bukan hanya Bali. Di antaranya Jakarta, Bandung, Kalimantan, Sulawesi, dan lainnya. Serta di pasar mancanegara seperti Prancis, Italia, Haiti, dan negara lainnya," aku Nanang.

"Keberhasilan Yitno dan Nanang merupakan sebagian kecil dari pengusaha kecil yang sukses tumbuh, besar dan berkembang berkat sentuan modal usaha dari program Ulamm," kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT PNM Arief Mulyadi Sejak program Ulamm masuk ke Banyuwangi sejak tahun 2011, PNM telah menyalurkan modal usaha sebesar Rp298,7 miliar kepada 3.346 pelaku UMKM. Dan posisi 7 Mei 2017, jumlah nasabah aktif Ulamm di Kabupaten Banyuwangi mencapai 983 nasabah, tambah Arief.

Sedangkan untuk Provinsi Jawa Timur, PNM telah menyalurkan modal usaha sebesar Rp4,05 triliun kepada 54.053 pelaku UMKM sejak tahun 2009. "Posisi Mei 2017, jumlah nasabah aktif Ulamm di Jawa Timur mencapai 13.181, dengan total tagihan (outstanding) Rp895,82 persen, katanya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas merasa sangat senang dengan program Ulaam dan Mekaar (pembiayaan kepada perempuan prasejahtera dan aktif ekonomi) di daerahnya karena sangat membantu program kerja Pemkab Banyuwangi untuk memperkuat dan memberdayakan ekonomi kerakyatan.





ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

1 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

11 hari lalu

PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

Nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Unit Cempaka Banjarmasin, Salasiah, berhasil mengolah rumput purun menjadi berbagai produk yang fungsional seperti tikar, topi, dompet dan tas sebagai produk andalan.

Baca Selengkapnya

Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

56 hari lalu

Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

Berawal dari kecintaannya dengan bunga, desainer kerajinan ini membuat perhiasan dari bunga kering dan akhirnya bisa meraup omzet hingga ratusan juta.

Baca Selengkapnya

Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

57 hari lalu

Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

Event pameran kerajinan dan furniture internasional atau Jogja International Furniture & Craft Fair atau Jiffina kembali digelar di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta 2-5 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Buka Inacraft 2024, Teten Sebut RI Punya Pangsa Pasar 1,25 Persen dalam Industri Kerajinan di Dunia

28 Februari 2024

Buka Inacraft 2024, Teten Sebut RI Punya Pangsa Pasar 1,25 Persen dalam Industri Kerajinan di Dunia

Menkop UKM, Teten Masduki, memproyeksikan pangsa pasar RI dalam industri kerajinan dapat terus meningkat.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Bengkel Keris Cek Eri, Upaya Selamatkan Pusaka Palembang dari Kepunahan

27 Desember 2023

Mampir ke Bengkel Keris Cek Eri, Upaya Selamatkan Pusaka Palembang dari Kepunahan

Cek Eri termasuk dalam segelintir orang yang berikhtiar selamat keris Palembang. Ia membuat hulu juga mengerjakan warangka keris Palembang

Baca Selengkapnya

Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

16 Desember 2023

Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

Pulau Ngenang di Batam yang menjadi tempat tinggal suku Melayu kini menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara.

Baca Selengkapnya

7 Keindahan Alas Purwo di Banyuwangi Beserta Sejarah dan Aksesnya

28 Oktober 2023

7 Keindahan Alas Purwo di Banyuwangi Beserta Sejarah dan Aksesnya

Alas Purwo memiliki banyak objek wisata yang menarik dengan keindahan alamnya yang memikat.

Baca Selengkapnya

Menengok Keseruan Festival Bambu Lord of the Pring di Bantul

3 Oktober 2023

Menengok Keseruan Festival Bambu Lord of the Pring di Bantul

Kerajinan bambu Munthuk, Bantul, Yogyakarta, telah memiliki pasar dalam negeri dan mancanegara.

Baca Selengkapnya

Pecinta Kerajinan, Inacraft Bakal Digelar 4-8 Oktober Ini di JCC

27 September 2023

Pecinta Kerajinan, Inacraft Bakal Digelar 4-8 Oktober Ini di JCC

Inacraft on October 2023 juga akan menghadirkan fasilitas khusus yang disebut dengan Talam Inacraft.

Baca Selengkapnya