Ini Transformasi Tanah Bekas Tambang di Sunway City

Reporter

Minggu, 21 Mei 2017 22:59 WIB

Perubahan tanah bekas tambang menjadi kawasan kota elit Sunway City, Malaysia. dok.Sunway City

TEMPO.CO, Selangor - Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir berkali kali memuji pemandangan kota wisata terpadu Sunway Lagoon, Malaysia. “Impressive, saya tidak menyangka ini bekas waste land,” kata Boy, sapaan Garibaldi awal Mei 2017 di Selangor, Malaysia.

Boy tidak terlihat letih ketika diajak berjalan menyusuri jalan layang untuk pejalan kaki yang menghubungkan berbagai gedung di kawasan Sunway City. “Tidak terlihat daerah ini dulu bekas kawasan pertambangan timah,” kata Boy.

Sunway City memang tidak terlihat sama sekali sebagai daerah yang pernah menjadi kawasan bekas tambang timah. Daerah yang dapat ditempuh selama 20 menit dari Kuala Lumpur ini adalah kota terintegrasi di bawah naungan Sunway Group. “Pembangunan ini berawal dari mimpi pendiri kami 43 tahun lalu,” kata Presiden Sunway Dato’ Chew Chee Kin di Menara Sunway.

Dari puncak gedung Menara Sunway terlihat ada sebuah wahana air, salah satu wahana Taman Bermain Sunway Lagoon, yang dikelilingi gedung gedung tinggi. Wahana air itulah salah satu lubang bekas tambang timah yang sudah tidak diproduksi lagi. Menurut Senior General manager Group Brand Marketing dan Communications Jane Poh, timnya mengubah lubang bekas tambang terbuka itu menjadi wahana bermain karena daerah mereka daerah tropis. “Jadi air menjadi daya tarik penting bagi masyarakat di daerah ini,” katanya. Hasilnya, taman bermain itu menjadi salah satu tujuan wisata dunia. Sunway City sendiri rata-rata didatangi sebanyak 42 juta orang pertahun.

Sekeliling kolam dan taman bermain itu berisi gedung gedung yang saling terhubung oleh jalan layang untuk pejalan kaki. Tempo ikut menyusuri jalan setapak yang menghubungkan daerah seluas 800 hektar itu.

Dari Menara Sunway, Tempo melewati sebuah hotel berbintang lima yang memiliki 468 kamar, Sunway Resort Hotel & Spa. Di hotel ini, lobi atau pintu masuk yang sejajar dengan jalan raya berada di lantai 10. Hal ini karena hotel yang dibangun itu dekat dengan kawasan lubang bekas tambang. Pemandangan bagian belakang hotel itu akan memperlihatkan wahana air yang juga lubang utama bekas tambang itu. Dari pintu belakang, jalanan akan sejajar dengan kawasan taman bermain.

Ada jalan yang saling menghubungkan gedung-gedung yang berada di kawasan Sunway City. Dari Sunway Resort Hotel & Spa, Tempo diarahkan ke jalan penghubung menuju tempat perbelanjaan yang penuh pengunjung Sunway Pyramid Shopping Mall.

Setelah berkeliling di tempat perbelanjaan itu, Tempo mengunjungi Sunway University. Selama perjalanan menuju Sunway University melewati jalan layang penghubung, para pejalan kaki dapat menikmati pemandangan taman bemain yang berada di bawah jembatan penghubung itu. Ada kawasan arena bermain kapal besar yang diayun-ayun, mirip wahana bermain di Ancol, kora-kora. Terlihat pula kawasan wahana rumah hantu bernama ‘The Lost City of Gold, Scream Coast’ yang didekor dengan dominan warna hitam. Selain pemandangan, para pejalan kaki juga diberi semangat untuk terus melangkah dengan tulisan yang tertera di langit langit jembatan penghubung. Salah satu tulisannya adalah ‘Let’s Break Some Sweat Walk Your Fats Off’.

Memasuki kawasan Sunway University, pemandangan yang langsung terlihat adalah ratusan pelajar yang sedang sibuk dengan laptop mereka. Ada pula mahasiswa yang terlihat berdiskusi dengan teman-temannya atau santai membaca buku. “Mahasiswa kami datang dari berbagai negara. Jumlah siswa asing terbanyak datang dari Indonesia,” kata Direktur Kantor Internasional dan Proyek Spesial Sunway University Lim Shui Chin di sela presentasinya.

Perjalanan belum berakhir. Setelah mendapatkan penjelasan tentang Sunway University, Tempo melanjutkan perjalanan ke Monash University yang juga berada di kawasan Sunway. Perjalanan itu masih menggunakan jalan penghubung yang beratap, sehingga para pejalan kaki akan terlindungi dari teriknya matahari.

Dari Monash University, Tempo melanjutkan perjalanan ke Sunway Medical Centre. Perjalanan kali ini menggunakan Bus Rapid Transit-System (BRT). Perjalanan hanya berjarak satu halte untuk tiba di rumah sakit itu. Setelah melakukan tur keliling rumah sakit, Tempo dan rombongan pun kembali menggunakan BRT dan berhenti di halte Sunway Lagoon untuk kembali ke Sunway Resort Hotel & Spa yang pintu masuknya berdekatan.

Kepala Subdirektorat Perlindungan Lingkungan Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Lana Saria, mengatakan pembangunan lahan pasca tambang seperti yang terjadi di Sunway City, bisa juga dilakukan di Indonesia. Menurut Lana, pembangunan itu harus tercantum dalam rencana pasca tambang perusahaan. “Syarat lain, pembangunan kawasan pasca tambang bisa dilakukan dengan persetujuan oleh perusahaan, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat,” kata Jumat 19 Mei di Gedung Tempo.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

2 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

15 jam lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

1 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

1 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

3 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

3 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

4 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya