TEMPO.CO, Semarang - Wali Kota Semarang Hendar Prihadi menginisiasi pembangunan Kampung Jawi sebagai salah satu kampung tematik di wilayah itu untuk melestarikan kebudayaan Jawa. "Sekarang sudah bisa dilihat hasilnya. Begitu masuk kampung, masyarakat disuguhi wayang raksasa yang dilukis di atas jalan," kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi di Semarang, Selasa (7/03).
Baca juga: Wisata Mangrove Semarang Kian Diminati
Saat menyusuri Kampung Jawi, Semarang, masyarakat akan disuguhkan dengan iringan suara khas gamelan, tek-tek, karawitan, dan jathilan. Suara itu berasal dari dari sanggar-sanggar yang ada di kampung itu.
Lukisan-lukisan mural bertemakan kebudayaan Jawa juga menghiasi dinding-dinding perkampungan. Gal itu kian mengukuhkan identitas Kampung Jawi sebagai kampung budaya.
Pembangunan Kampung Jawi itu adalah bagian dari program pembangunan 32 kampung tematik. Terletak di wilayah Kalialang Lama RT 2/RW 1, Sukorejo, Gunungpati, Semarang, perkampungan yang semula dikenal dengan daerah tandus dan rawan longsor perlahan mulai berubah wajah.
"Jadi, kalau di tempat lain ada Kampung Inggris, di Kota Semarang justru ada Kampung Jawi," tegas orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Di Kampung Jawi, kata dia, kebudayaan Jawa tidak hanya dilestarikan dengan pertunjuka kesenian, tetapi diterapkan juga dalam keseharian kehidupan masyarakat. "Diharapkan banyak yang mau datang ke sini untuk langsung mempelajari budaya Jawa," katanya.
Baca juga: Kota Lama Semarang Bisa Ditata Seperti Di Polandia
Sementara itu, Lurah Sukorejo, Dwiyanto menambahkan sebenarnya embrio kebudayaan Jawa sudah ada sejak lama di Kampung Jawi, dibandingkan dengan kelurahan lain di Kecamatan Gunungpati, Semarang.
Bahkan, kata dia, anak-anak di perkampungan itu sudah dikenalkan bahasa Jawa melalui lingkungan keluarga dan berlanjut ke teman sebaya. Lalu setiap Minggu ada pelatihan pranatacara atau pembawa acara.
"Jadi, sesuai dengan potensi wilayah. Kami hanya sedikit memoles supaya lebih berkembang, seperti pelatihan kesenian Jawa dan beberapa infrastruktur untuk semakin menghidupkan ruh budaya Jawa," kata dia.
ANTARA