Festival Pasola Akan Digelar Februari dan Maret
Editor
Tulus widjanarko
Sabtu, 4 Februari 2017 12:57 WIB
TEMPO.CO, Kupang - Sekretaris Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur Welly Rohimone mengatakan bahwa jadwal pelaksanaan Festival Pasola di Pulau Sumba tahun 2017 sudah ditetapkan. Festival ini akan digelar pada bulan Februadi dan Maret 2017
Penetapan jadwal tahunan itu dilakukan setelah melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten. "Tema tahun ini adalah “Ayo ke Sumba”. Festival Pasola hanya sekali setahun, nikmati keindahan Sumba, negeri para merapu," katanya, Jumat, di Kupang.
Berita lain:
Banyuwangi Festival Digairahkan 72 Acara Sepanjang ...
Kepuasan Penuh Saat Melancong Ke Sungaipenuh
Pariwisata Toraja, Sensasi Minum Kopi Dataran Tinggi
Selengkapnya, jadwal Festival Pasola adalah sebagai berikut:
18 Februari di Lamboya (Sumba Barat) dan Kampung Homba Kalaiyo (Sumba Barat Daya).
20 dan 21 Februari di Kampung Bondo Kawangu dan Kampung Rara Winyo, Sumba Barat Daya.
17 Maret di Kampung Maliti Bondo Ate
18 Maret di Kampung Waiha, Sumba Barat Daya.
20 Maret di Kampung Wainyapu, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Pasola adalah tradisi perang-perangan dengan menunggang kuda sambil menyerang lawan dengan lembing di Pulau Sumba. Sebelum Pasola biasanya diawali dengan pelaksanaan adat nyale.
Adat nyale adalah salah satu upacara guna memanjatkan rasa syukur atas anugerah yang didapatkan, yang ditandai dengan datangnya musim panen dan cacing laut yang melimpah di pinggir pantai.
Adat tersebut dilaksanakan pada waktu bulan purnama saat cacing-cacing laut (dalam bahasa setempat disebut nyale) keluar di tepi pantai.
Para Rato (pemuka suku) akan memprediksi saat nyale keluar pada pagi hari, setelah hari mulai terang.
Nyale kemudian dibawa ke majelis para Rato untuk dibuktikan kebenarannya dan diteliti bentuk serta warnanya. Bila nyale gemuk, sehat, dan berwarna-warni, pertanda tahun tersebut akan mendapatkan kebaikan dan panen yang berhasil.
Sebaliknya, bila nyale kurus dan rapuh, akan dipercayai akan mendapatkan malapetaka.
Setelah penangkapan nyale, baru pasola boleh dilaksanakan. Pasola dilaksanakan di padang yang luas, disaksikan warga dari kedua kelompok yang bertanding. Acara ini biasanya mendapat perhatian masyarakat umum, dan wisatawan asing, maupun lokal.
ANTARA