Kabupaten Siak Galakkan Pemakaian Ikat Kepala Tanjak  

Reporter

Sabtu, 4 Februari 2017 08:28 WIB

Banguanan Istana Siak Sri Inderapura di kota Siak, Riau, 30 Oktober 2014. Istana tersebut dibangun pada tahun 1889 saat masa pemerintahan Sultan Syarif Hasim. TEMPO/Riyan Nofitra

TEMPO.CO, Jakarta – Kabupaten Siak, Provinsi Riau, berikhtiar melestarikan pemakaian tanjak, sebuah ikat kepala khas kebudayaan Melayu di kalangan masyarakat. Hal ini dimaksudkan guna menghidupkan kembali ciri khas suku tersebut.

Bupati Siak Syamsuar di Siak, Jumat, 3 Februari 2017, menerapkan kebijakan pemakaian tanjak di kalangan Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah Kabupaten Siak setiap Kamis dan momen-momen tertentu.

Berita lain: Banyuwangi Festival Digairahkan 72 Acara Sepanjang ...

”Pemakaian tanjak digalakkan untuk menghidupkan kembali identitas kebudayaan Melayu di tengah masyarakat . Sebelumnya, gerakan berbusana dan berbahasa Melayu juga sudah kami terapkan di Kabupaten Siak,” Kata Bupati Siak Syamsuar.

Dia mengatakan gerakan bertanjak adalah salah satu cara untuk mempopulerkan kembali kebudayaan Melayu pada masyarakat itu sendiri ataupun luar.

Tanjak dianggap sebagai kewibawaan di kalangan masyarakat Melayu, yang digunakan untuk penutup kepala. Pada zaman dahulu, semakin tinggi dan kompleks bentuknya menunjukkan status sosial si pemakainya.

Berita lain: Kepuasan Penuh Saat Melancong Ke Sungaipenuh

Erwin Waka, Ketua Komunitas Tanjak Kabupaten Siak, berkomitmen akan menghidupkan kembali pemakaian tanjak di kalangan masyarakat, terutama anak muda. Menurut dia, tradisi memakai tanjak sudah mulai hilang di kalangan anak muda Melayu.

Dia mengatakan saat ini perajin tanjak sudah mulai memproduksi ikat kepala tersebut dan bisa didapatkan di Pasar Seni Siak. Beberapa minggu terakhir, keuntungan dan jumlah permintaan sudah mulai meningkat.

Dia berencana berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memperkenalkan tanjak kepada setiap pengunjung yang datang ke istana Siak. Dengan begitu, wisatawan yang datang di luar Riau akan mengenal salah satu ciri khas kebudayaan Melayu.

”Nantinya, pengunjung laki-laki akan menggunakan tanjak, dan perempuan memakai selendang,” ucapnya.

ANTARA



Berita terkait

Pelaku 17 Subsektor Ekonomi Kreatif Berkumpul di Batam Creative Festival

20 September 2022

Pelaku 17 Subsektor Ekonomi Kreatif Berkumpul di Batam Creative Festival

Batam Creative Festival adalah salah satu media kampanye Gerakan Ekonomi Kreatif di Kota Batam.

Baca Selengkapnya

Bandara Sultan Syarif Kasim Riau Diajukan untuk Kembali Layani Wisatawan Asing

5 April 2022

Bandara Sultan Syarif Kasim Riau Diajukan untuk Kembali Layani Wisatawan Asing

Riau dinilai memiliki potensi pariwisata yang menjanjikan untuk para wisatawan asing, khususnya dari Malaysia dan Singapura.

Baca Selengkapnya

Riau Punya Puncak Kompe, Pesona Wisata Alam Seperti Raja Ampat

6 September 2021

Riau Punya Puncak Kompe, Pesona Wisata Alam Seperti Raja Ampat

Gubernur Riau Syamsuar mengajak masyarakat mengunjungi Puncak Kompe dan menikmati indahnya pemandangan di sana.

Baca Selengkapnya

Lokasi Latihan Pengeboman TNI AU di Kampar akan Jadi Destinasi Wisata Militer

10 Agustus 2021

Lokasi Latihan Pengeboman TNI AU di Kampar akan Jadi Destinasi Wisata Militer

Kabupaten Kampar mendukung pengembangan lokasi latihan TNI AU menjadi destinasi wisata militer untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pulau Bintan Siap Menyambut Wisatawan di Era New Normal

19 Juli 2020

Pulau Bintan Siap Menyambut Wisatawan di Era New Normal

Pulau Bintan sudah siap menerima wisatawan dengan persyaratan kesehatan yang ketat.

Baca Selengkapnya

Besok Objek Wisata Istana Siak di Riau Buka

21 Juni 2020

Besok Objek Wisata Istana Siak di Riau Buka

Pengunjung tak bisa langsung masuk ke Istana Siak seperti sebelum pandemi Covid-19. Ada peraturan baru yang harus dipatuhi.

Baca Selengkapnya

Dilaporkan Ada Harimau Sumatera di Kawasan Wisata Danau Khayangan

12 Maret 2020

Dilaporkan Ada Harimau Sumatera di Kawasan Wisata Danau Khayangan

Wisatawan dilarang mendekat ke kawasan wisata Danau Khayangan di Kota Pekanbaru, Riau, karena diduga ada harimau di sana.

Baca Selengkapnya

Bukit Suligi Riau Raih Anugerah Pesona Indonesia 2019

23 November 2019

Bukit Suligi Riau Raih Anugerah Pesona Indonesia 2019

Bukit Suligi dikenal dengan sebutan Samudera Awan. Lestari berkat kesadaran wisata kepala desa dan perangkatnya.

Baca Selengkapnya

Pasar Digital yang Ramah Lingkungan Diadakan di Riau

31 Maret 2018

Pasar Digital yang Ramah Lingkungan Diadakan di Riau

Dinas Pariwisata Provinsi Riau menggelar konsep destinasi wisata baru berupa pasar digital "Pekan Rantau Melayu" di Hutan Kota Pekanbaru.

Baca Selengkapnya

Awal Tahun, Turis Mancanegara di Riau Dapat Air Mata Pengantin

2 Januari 2018

Awal Tahun, Turis Mancanegara di Riau Dapat Air Mata Pengantin

Turis mancanegara yang melancong ke Provinsi Riau pada hari pertama 2018, disambut minuman air mata pengantin.

Baca Selengkapnya