Wisata Kaldera Bromo Dibuka, Agen Wisata Menggeliat

Reporter

Rabu, 2 Maret 2016 23:03 WIB

Dua pemuda menyuguhkan Tari Ujung saat gunung Bromo mengeluarkan abu vulkanik di Seruni Point, Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, 30 Januari 2016. Aktivitas vulkanis Gunung Bromo terus meningkat. Selain melontarkan lava pijar, gunung dengan ketinggian 2.329 mdpl tersebut juga memuntahkan material berupa pasir dan kerikil. ANTARA/Didik Suhartono

TEMPO.CO, Surabaya – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) sudah membuka kembali akses sejak Sabtu, 27 Februari 2016 lalu. Meski telah dibuka, wisata kaldera Gunung Bromo itu masih sepi. Pengusaha tur wisata menyatakan butuh minimal satu bulan untuk menarik minat para wisatawan.

“Baru dibuka minggu lalu, jadi anggota kami baru tahu. Mereka baru mulai menjual paket wisatanya, nggak bisa instan,” ujar Wakil Ketua Asosiasi Tur dan Agensi Perjalanan Indonesia (Asita) DPD Jawa Timur, Gondo Hartono kepada Tempo, Rabu, 2 Maret 2016.

Gondo mengungkapkan, butuh waktu sekitar satu bulan untuk menawarkan paket tur Gunung Bromo kepada wisatawan domestik. Sebab, wisatawan domestik berpotensi melakukan perjalanan sebulan ke depan karena menyesuaikan dengan liburan panjang. “Kecuali wisatawan yang tinggalnya dekat dengan Jawa Timur, mereka bisa langsung datang.”

Sedangkan untuk wisatawan mancanegara, para pengusaha membutuhkan waktu lebih lama. Gondo memperkirakan waktu antara 2 hingga 3 bulan untuk menyusun paket tur dan menjualnya. “Setelah dipromosikan, wisatawan mancanegara juga perlu booking dulu,” kata dia.

Menurut dia, masih terdapat banyak kendala guna mendatangkan wisatawan baik domestik maupun mancanegara, ke Jawa Timur. Meski sejatinya memiliki potensi yang tak kalah dibandingkan Bali, kemasan promosi pariwisata provinsi ini dinilai kurang apik. (Baca: Wisata Kaldera Bromo Kembali Dibuka, Pengunjung Masih Sepi)

Gondo mengungkapkan, biro perjalanan di luar negeri masih belum melirik potensi wisata di Jawa Timur. Selain itu, Gunung Bromo misalnya, perlu dipromosikan lebih dari sekadar sebagai wisata alam. “Mustinya tidak hanya lihat alam indahnya Bromo. Tapi apa yang bisa dilihat di tengah perjalanan, misalnya kuliner dan oleh-oleh yang bisa dibawa pulang,” tutur dia.

Kurangnya promosi itu dibenarkan oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur (Jatim). Ketua PHRI Jatim, M. Soleh, menilai kemasan pariwisata provinsi ini kurang menarik.

Selain itu, pengelolaan tempat wisata oleh pemerintah provinsi, kurang profesional. Soleh menyebutkan, hal itu tercermin dari jumlah pos penarikan karcis masuk yang cenderung mempersulit wisatawan. “Pos penarikan karcis meskipun resmi, ada tiga sehingga memperlambat perjalanan. Seharusnya dijadikan satu saja,” ujar dia. Tarif yang memiliki standar juga mempengaruhi citra pelayanan.

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sudah membuka kembali akses sejak Sabtu, 27 Februari 2016 lalu. Sesuai rekomendasi PVMBG berupa penurunan status Gunung Bromo menjadi waspada (level 2), kawasan kaldera Bromo dibuka secara terbatas. Masyarakat dan wisatawan dapat beraktivitas di kaldera Tengger atau lautan pasir, namun tak diperkenankan ke kawah Gunung Bromo. (Baca: Ketika Gemuruh dan Erupsi Bromo Pikat Wisatawan Prancis)

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

4 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

5 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

6 hari lalu

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

Gunung Bromo akan ditutup sementara mulai dari 25 April 2024

Baca Selengkapnya

Sembilan Destinasi Wisata Terfavorit Selama Lebaran, Malioboro sampai Bromo

13 hari lalu

Sembilan Destinasi Wisata Terfavorit Selama Lebaran, Malioboro sampai Bromo

Kemenparekraf mengungkap sejumlah destinasi wisata yang menjadi tujuan utama wisatawan selama libur Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

19 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Sambut Lebaran, Sebanyak 3,5 Ton Sampah Gunung Bromo Dibersihkan

21 hari lalu

Sambut Lebaran, Sebanyak 3,5 Ton Sampah Gunung Bromo Dibersihkan

Sekitar 85 persen volume sampah yang diangkut dari Gunung Bromo berasal dari area Tengger Laut Pasir dan Penanjakan.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Kawasan Bromo Belum Sepenuhnya Bisa Diatasi, Ini Sebabnya

25 hari lalu

Masalah Sampah di Kawasan Bromo Belum Sepenuhnya Bisa Diatasi, Ini Sebabnya

Hingga sekarang belum ada peraturan mengenai penanganan sampah di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Baca Selengkapnya

Banyak Sampah, Kawasan Wisata Gunung Bromo Ditutup

26 hari lalu

Banyak Sampah, Kawasan Wisata Gunung Bromo Ditutup

Penutupan sementara bertujuan memulihkan kawasan dengan cara membersihkan sampah-sampah dari kawasan Bromo.

Baca Selengkapnya

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

40 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Gunung Bromo Ditutup untuk Kunjungan Wisatawan saat Hari Raya Nyepi

51 hari lalu

Gunung Bromo Ditutup untuk Kunjungan Wisatawan saat Hari Raya Nyepi

Penutupan kawasan wisata Gunung Bromo dilakukan untuk menghormati Hari Raya Nyepi, Tahun Baru Saka 1946.

Baca Selengkapnya