Berkemah dengan Peralatan Lengkap Bisa Dilakukan di Bogor

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 15 Februari 2016 23:00 WIB

Rancangan pembangunan resort mewah di Blackadore Caye milik aktoer terkenal, Leonardo DiCaprio. The New York Times melaporkan bahwa DiCaprio akan membangun 68 resort villa dan 48 rumah pribadi di pulau yang luasnya 22 hektar tersebut. nytimes.com

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Anda yang ingin berkemah, namun enggan dipusingkan oleh segala peralatan untuk bertempat tinggal sementara di alam terbuka, The Highland Park Resort-Hotel Bogor menjadi pilihan.

Udara di Highland Park bersih dan segar. Saat memasuki area lobi, pengunjung akan disambut wahana air yang belatar belakang gunung Salak. Menuju lantai dua yang difungsikan sebagai restoran, pengunjung dapat bersantap sekaligus menikmati pemandangan gunung Salak.

Terletak tepat di kaki gunung Salak, resor yang memiliki luas area 10,8 hektar itu tidak hanya menyajikan pemandangan gunung bak di lukisan, namun juga fasilitas layaknya hotel mewah.

Tenda kemah berlantai keramik, lengkap dengan tempat tidur empuk, lemari, televisi layar datar dan pendingin ruangan. Interior tenda yang dibalut bentangan kain menambah kesan mewah. Tak ketinggalan, tenda tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas toilet dan kamar mandi modern.

Sebagai perpaduan barat dan timur, The Highland Park Resort-Hotel menawarkan dua jenis perkemahan. The Apache Camp yang meniru kediaman suku Indian Apache dari Amerika, dan The Mongolian Camp yang meniru kediaman suku Mongol dari Mongolia.

"The Highland Park Resort-Hotel Bogor ada dua atmosfer, The Mongolian Camp dan The Apache Camp. Kami ambil konsep barat yaitu The Apache Camp, yang timur mewakili Asia yaitu The Mongolian Camp," kata I Made Candra Wiyanto, Hotel Manager The Highland Park Resort-Hotel.

"Tapi keduanya kami bungkus dengan kearifan lokal. Karena ini berada di Jawa Barat, ada sentuhan Sunda, seperti angklung, kemudian dipadu dengan cara kami menyaji dan logat kami. Pendidikan hospitality yang kami terima di bangku pendidikan, kami upayakan untuk diimplementasikan berikut dengan kekayaan lokal," sambung dia.

The Highland Park Resort-Hotel memiliki total 85 camp yang terdiri dari The Apache Camp, The Mongolian Camp, dan 4 rumah pohon.

The Apache Camp sebanyak 27 camp dan 2 barak. Sementara The Mongolian Camp memiliki 52 camp yang terdiri dari 16 camp superior dan 2 barak superior, 28 camp standar dan 2 barak standar, serta 4 camp delux.

The Mongolian Camp memiliki dua macam tenda, ada yang dibangun dengan tembok, ada pula yang dibangun dengan bahan original. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan.

Bagi mereka yang tidak menyukai kebisingan, maka dapat memilih yang berdinding tembok atau Superior, namun kelemahannya tidak original lagi.

Bagi yang ingin menikmati atmosfer asli berkemping di Mongolia, maka di Standar lah yang tepat, suara orang jalan, suara kucing, kodok, jangkrik pun terdengar, bahkan gerimis juga terdengar.

Pengalaman kemping ada di sini, tapi dikemas dengan kemewahan The Mongolian yang elegan dan mewah sekelas bintang, maka ketika berkemah akan berbeda dengan berkemah biasa.

The Mongolian Camp memiliki tembok lalu mengerucut, sementara The Apache Camp memiliki bentuk tenda yang langsung mengerucut. Diameter keduanya sebenarnya sama, namun karena Apache langsung mengerucut jadi terlihat di dalamnya tidak terlalu luas.

Meski demikian, fasilitas dan dekorasi di dalam keduanya sama. Kapasitas untuk The Apache Camp maksimal 4 orang, sementara untuk The Mongolian Camp maksimal 8 orang.

Asal Mula
Made bercerita, awalnya tanah The Highland Park Resort-Hotel merupakan tempat pembibitan bunga Krisan dan Anthurium.

"Dulu, pemilik resort memiliki tanah ini yang ditujukan untuk pembibitan bunga, dan dijual di Jakarta, dan banyak pelanggan internasional, bahkan sempat diekspor," kata dia.

"Ketika itu Anthurium, seperti gelombang cinta, cukup mumpuni harganya, tapi ada satu jenis Anturium yang berbunga dibudidayakan dan hasilnya cukup mumpuni," sambung dia.

Kemudian, orang-orang yang berkunjung ke tempat pembibitan hingga sore hari kesulitan untuk mendapatkan tempat tinggal untuk menginap.

Menawarkan lokasi yang cukup baik, pengunjung disuguhi pemandangan seperti lukisan karena gunung Salak berada tepat di hadapan.

"Kami adalah satu-satunya dan yang pertama di sini. Dan, tidak ada satupun resort yang terletak persis di bawah kaki gunung," ujar Made.

"Dari situ keluar ide kenapa tidak buat resort saja, untuk menampung orang yang datang dan berwisata," lanjut dia.

Mengusung konsep tenda Mongolia dan Apache, The Highland Park Resort-Hotel ingin membuat resor yang paling unik di Indonesia. "Tenda tentara sudah ada, lalu tenda apa yang belum ada, ya tenda ini," kata Made.

Di negara Mongolia, menurut Made, juga terdapat resor bertema tenda Mongol. Orang yang ingin berkunjung ke resor tersebut harus mengantre, dan kebanyakan berasal dari penjuru dunia. Mereka ingin merasakan keunikan orang Mongolia yang tinggal nomaden di tengah salju di pegunungan.

"Lalu terbesitlah pemilik resort untuk membuat hal serupa. Kemudian, pemilik resort survey langsung ke Mongolia," ujar Made.

"Dan, The Mongolian Camp ini sudah kami patenkan. Jadi, kalau ada camp Mongolia harus kami yang mengoperasikan, tidak bisa berdiri sendiri," tambah dia.

Fasilitas
Selain kemewahan tenda, pengunjung juga dapat menikmati fasilitas gratis seperti kolam renang, arena bermain dan lapangan futsal.

Resor alam tersebut juga dilengkapi restoran yang menghidangkan menu layaknya hotel berbintang. Fasilitas berbayar lainnya yakni flying fox, perahu kayuh bebek, kolam pancing, lapangan golf mini, tenda spa, karaoke dan tunggang kuda.

Nantinya akan ada pelatihan berkuda atau sekolah berkuda, maupun penitipan kuda atau hotel kuda. "Siapa saja yang memiliki kuda boleh menitipkannya di sini untuk kami rawat. Kalau ingin menungganggi, bisa datang ke sini," kata Made.

Selain itu, The Highland Park Resort-Hotel juga akan melengkapi fasilitasnya dengan lapangan tembak yang saat ini telah dibangun dan tinggal menunggu perijinan selesai.

"Jadi, kami nyaris yang terlengkap. Sehingga ketika tamu datang tidak berpikir untuk keluar, dan menghabiskan waktu di sini," ujar Made.

Misi sosial
Menawarkan kemewahan, di sisi lain, pemilik resor mempunyai visi dan misi. Visinya membuat The Highland Park Resort-Hotel menjadi resor terlengkap di Indonesia.

"Kalau sudah lengkap, sudah mempunyai pangsa pasar tersendiri dan revenue yang baik, maka misi sosialnya bisa terwujudkan," kata Made.

Misi sosialnya, dalam tahun ini The Highland Park Resort-Hotel akan membangun sekolah pariwisata. Sekolah pariwisata itu akan digratiskan untuk masyarakat sekitar dan anak karyawan-karyawati resor alam tersebut.

Secara otomatis, langkah ini juga menjadi upaya untuk meningkatkan pariwisata di kabupaten Bogor pada umumnya, di kawasan Ciapus-Curug Nangka pada khususnya.

"Tujuannya, kami akan mudah mendapatkan tenaga kerja yang baik saat kami akan menambah fasilitas atau memperluas bisnis. Ketika kami memiliki tenaga kerja yang mumpuni dan berpendidikan, maka hotel akan baik karena orang-orangnya telah terlatih," ujar Made.

"Kami bukannya tidak percaya dengan tempat lain, tapi kami akan menyediakan tanpa memungut SPP, tapi diperuntukkan bagi warga sekitar karena banyak yang belum terakomodir, tidak mampu, bahkan setelah sekolah bingung mau melakukan apa," tambah dia.

Permintaan yang terus meningkat, tahun ini resor alam tersebut akan membangun hotel. Luas resor 10,8 hektar dengan 10 persen yang baru dibangun, akan digunakan 5 persen untuk membangun hotel berdinding tumbuhan atau vertikal garden.

"Jadi, kami membuat vertical garden. Hotel tersebut akan mengusung konsep go green. Walaupun warnanya tidak green, tapi dihiasi oleh tanaman hidup," ujar Made.

The Highland Park Resort-Hotel terletak di Jalan Ciapus-Curug Nangka, Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.

"Percaya atau tidak, keberadaan kami ini menjadi mukanya pariwisata Bogor. The Highland ada di Bogor, dan sebaliknya, di Bogor ada The Highland," kata Made.

"Kami ingin menjadi ujung tombak yang patut didukung, kalau tidak didukung tidak akan menjadi ujung tombak. Kami akan menjadi pemimpin pariwisata di Kabupaten ini yang didukung pemerintah," tambah dia.

ANTARA

Berita terkait

Sarapan Bareng Erick Thohir, Sultan HB X Bahas Borobudur Sampai Jalan Tol

21 Februari 2022

Sarapan Bareng Erick Thohir, Sultan HB X Bahas Borobudur Sampai Jalan Tol

Gubernur DIY Sultan HB X dan Menteri BUMN Erick Thohir juga melakukan pertemuan dan pembicaraan empat mata secara tertutup.

Baca Selengkapnya

Proyek Penataan Pulau Rinca Capai 94 Persen, tapi Tak Bisa Selesai Tepat Waktu

29 Juli 2021

Proyek Penataan Pulau Rinca Capai 94 Persen, tapi Tak Bisa Selesai Tepat Waktu

Pemerintah tengah melakukan penataan sarana dan prasarana wisata di Pulau Rinca untuk membuat kawasan wisata komodo yang terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Anggarkan Rp 1,2 T untuk Bangun Pariwisata Borobudur

6 Februari 2020

Kemenhub Anggarkan Rp 1,2 T untuk Bangun Pariwisata Borobudur

Kementerian Perhubungan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,2 triliun untuk membangun infrastruktur pariwisata di Borobudur.

Baca Selengkapnya

Dukung Pariwisata, PUPR Akan Bangun Trans Bangka Belitung

3 September 2019

Dukung Pariwisata, PUPR Akan Bangun Trans Bangka Belitung

Kementerian PUPR menyatakan, Trans Babel terdiri atas Trans-Bangka sepanjang 440 kilometer dan Trans-Belitung sepanjang 390 kilometer.

Baca Selengkapnya

Dukung Danau Toba, Kemenhub Bangun 2 Kapal Ro-Ro dan 5 Dermaga

14 Oktober 2017

Dukung Danau Toba, Kemenhub Bangun 2 Kapal Ro-Ro dan 5 Dermaga

Kemenhub mendukung Danau Toba sebagai tujuan pariwisata dunia.

Baca Selengkapnya

Genjot Pariwisata, Jokowi: Pelabuhan Internasional Mendesak

4 Oktober 2017

Genjot Pariwisata, Jokowi: Pelabuhan Internasional Mendesak

Ketiadaan pelabuhan internasional menjadi perhatian Presiden Jokowi karena bakal mempengaruhi jumlah wisatawan mancanegara.

Baca Selengkapnya

Dukung Pariwisata, Kemenhub Genjot Pembangunan Infrastruktur di 3 Destinasi

1 Oktober 2017

Dukung Pariwisata, Kemenhub Genjot Pembangunan Infrastruktur di 3 Destinasi

Bandar Udara di Kulonprogo ditargetkan mulai beroperasi pada 2019 untuk mendukung pariwisata di Yogyakarta, Solo, dan Semarang.

Baca Selengkapnya

Gaet Lebih Banyak Turis, Desa Gamelan Wirun Gandeng UGM dan Hotel  

22 September 2017

Gaet Lebih Banyak Turis, Desa Gamelan Wirun Gandeng UGM dan Hotel  

Desa Wirun yang dikenal dengan industri gamelannya menggandeng Universitas Gadjah Mada dan Jogjakarta Plaza hotel untuk meningkatkan pariwisata.

Baca Selengkapnya

Garap Potensi Wisata, Kota Tangerang Luncurkan E-Plesiran  

16 Agustus 2017

Garap Potensi Wisata, Kota Tangerang Luncurkan E-Plesiran  

E-Plesiran juga terintegrasi dengan Google Maps yang bisa diakses masyarakat luas.

Baca Selengkapnya

Patung Banteng Wulung di Gedung BEI Jadi Ikon Baru Pariwisata DKI

13 Agustus 2017

Patung Banteng Wulung di Gedung BEI Jadi Ikon Baru Pariwisata DKI

Patung Banteng Wulung seberat tujuh ton berasal dari kayu fosil berusia2,5 juta tahun.

Baca Selengkapnya