Menetap di Buleleng, Dari Mana Asal Usul Nyama Selam?  

Reporter

Minggu, 19 Juli 2015 15:11 WIB

Sejumlah remaja Desa Pegayaman memukulkan rebana saat melakukan takbiran di Masjid Jami Safinatussalam. Tempo/Bram Setiawan

TEMPO.CO, Buleleng - Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali memiliki luas 1.584 hektare persegi. Seluruh penduduknya adalah umat Islam Bali. Penduduk Bali menyebut mereka dengan istilah nyama selam. Nyama berarti saudara, dan selam berarti Islam. Atau, bisa diartikan sebagai orang-orang Islam yang menjalankan tradisi Bali.

Penghulu imam Desa Pegayaman, Haji Nengah Abdul Ghofar Ismail, 53 tahun, menjelaskan keberadaan Nyema Salam di Desa Pegayaman tak lepas dari sejarah masuknya Islam ke desa itu.

Menurut dia, pada saat itu Raja Buleleng Anglurah Ki Barak Panji Sakti diundang oleh Raja Mataram dalam rangka persahabatan. Saat kembali ke Bali, Ki Barak Panji Sakti dihadiahi seekor gajah dan delapan orang prajurit yang saat itu sudah beragama Islam untuk mengiringinya pulang.

Prajurit-prajurit inilah cikal bakal warga Islam di Desa Pegayaman. “Leluhur Desa Pegayaman disebut sitindih artinya orang-orang pembela kerajaan,” kata Nengah Abdul.

Mengutip catatan sejarah, Nengah Abdul bercerita, pada 1711, terjadi perang antara Kerajaan Mengwi dan Kerajaan Buleleng. Pada saat itulah orang-orang Pegayaman menghadang di Desa Gitgit, hingga terjadi pertempuran hebat sampai ke Desa Pancasari.

Kabar pertempuran tersebut diketahui oleh pasukan Teruna Goak (Pasukan Gagak Hitam) milik Ki Barak Panji Sakti dari Desa Panji yang segera bergabung untuk memukul mundur pasukan Kerajaan Mengwi.

Pada 1850 kapal kelompok imigran Bugis yang hendak menuju Jawa-Madura terdampar di pesisir Buleleng. Sebanyak 40 pasukan Bugis tersebut menghadap kepada Ki Barak Panji Sakti.

Oleh sang raja mereka diberikan kebebasan untuk memilih tinggal di pesisir atau di Desa Pegayaman mengingat mereka beragama Islam. Sebagian memilih tinggal di pesisir karena orang Bugis terkenal sebagai penjelajah laut dan sebagian lagi memilih bergabung dengan orang Pegayaman karena alasan agama. “Perpaduan tiga suku Jawa, Bugis, dan Bali inilah yang kini menjadi warga asli Desa Pegayaman,” ujar Negah Abdul.

Kisah masuknya agama Islam di Pegayaman diabadikan menjadi nama masjid, yaitu Masjid Jami Safinatussalam. Masjid Jami Safinatussalam merupakan masjid tertua di Pegayaman. Keberadaan masjid ini diperkirakan sudah ada sejak awal Desa Pegayaman.

“Safinatussalam berarti perahu keselamatan. Diberi nama safinatussalam karena datangnya menggunakan perahu dari Jawa, sampai dengan selamat di Bali,” jelas pria lulusan Pesantren Darussalam, Banyuwangi dan Pesantren Al-Falah, Kediri, Jawa Timur ini.

Asal-usul nama Pegayaman pun ada dua versi. Pertama, berasal dari kata gayam (bahasa Jawa) yang merupakan jenis tumbuhan. Dalam bahasa Bali disebut buah gatep. “Dahulu sebelum dibuka menjadi pemukiman, wilayah desa ini banyak ditumbuhi pohon gatep atau gayam sehingga disebut Pegayaman,” katanya.

“Sedangkan versi kedua berasal dari nama senjata, Keris Gayaman yang ada pada zaman Kerajaan Mataram,” katanya.

BRAM SETIAWAN

Berita terkait

Lebaran, Borobudur Targetkan 316.792 Pengunjung

21 Juni 2017

Lebaran, Borobudur Targetkan 316.792 Pengunjung

"Target jumlah pengunjung selama masa libur Lebaran tersebut naik sekitar delapan persen dari tahun lalu,"

Baca Selengkapnya

Tren Bingkisan Lebaran Tanda Silaturahmi

2 Juni 2017

Tren Bingkisan Lebaran Tanda Silaturahmi

Isi parsel mulai dari makanan, peralatan sholat, hingga peralatan rumah tangga.

Baca Selengkapnya

BI Aceh Siapkan Rp 3 Triliun Uang Pecahan untuk Lebaran

31 Mei 2017

BI Aceh Siapkan Rp 3 Triliun Uang Pecahan untuk Lebaran

Terjadi peningkatan antara 10 persen-15 persen, bila dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya Rp 2,7 triliun.

Baca Selengkapnya

Penukaran Uang Lebaran, BI Banten Siapkan Uang Rp 2 Triliun

30 Mei 2017

Penukaran Uang Lebaran, BI Banten Siapkan Uang Rp 2 Triliun

BI Wilayah Banten akan mengelola sendiri proses penukaran uang kertas untuk Lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

9 Langkah Penyesuaian Ini Membuat Anda Siap Beribadah Puasa

5 Mei 2017

9 Langkah Penyesuaian Ini Membuat Anda Siap Beribadah Puasa

Bulan Ramadhan tinggal menghitung hari. Lantas apa saja yang perlu kita persiapkan, agar tubuh siap menjalankan puasa?

Baca Selengkapnya

Pemudik Diminta Tak Tergantung Jalan Tol Pantura

4 Mei 2017

Pemudik Diminta Tak Tergantung Jalan Tol Pantura

Arus mudik Lebaran tahun ini lebih leluasa bagi masyarakat
karena jalur selatan maupun utara dipastikan siap.

Baca Selengkapnya

Persiapan Lebaran 2017, Jokowi Mulai Gelar Rapat Terbatas

3 April 2017

Persiapan Lebaran 2017, Jokowi Mulai Gelar Rapat Terbatas

Ada tiga hal yang menjadi sorotan presiden, yaitu pangan, transportasi, dan keamanan.

Baca Selengkapnya

Menteri Enggartiasto Kendalikan Harga Sembako di Ritel Modern

3 April 2017

Menteri Enggartiasto Kendalikan Harga Sembako di Ritel Modern

Kementerian Perdagangan saat ini telah bekerjasama dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk mengendalikan harga pangan pokok.

Baca Selengkapnya

Tradisi Lebaran Ketupat di Pantai Sanur Berlangsung Meriah  

13 Juli 2016

Tradisi Lebaran Ketupat di Pantai Sanur Berlangsung Meriah  

Ribuan warga Kampung Jawa, Denpasar merayakan Lebaran Ketupat di Pantai Sanur, Rabu sore, 13 Juli 2016.

Baca Selengkapnya

Pawai Dokar Hias dan Lebaran Ketupat di Bangkalan

13 Juli 2016

Pawai Dokar Hias dan Lebaran Ketupat di Bangkalan

Setiap tahun, tepat hari ke-7 lebaran Idul Fitri, warga di tiga desa: Jaddih, Parseh dan Bilaporah kompak menggelar pawai dokar hias keliling desa.

Baca Selengkapnya