Rawan Gas Beracun, Pendaki Dilarang ke Puncak Mahameru
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Senin, 27 April 2015 16:15 WIB
TEMPO.CO, Lumajang - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan pendakian Semeru hanya sampai di Pos Kalimati. Potensi konsentrasi peningkatan gas beracun dari kawah Jonggring Seloka di puncak Mahameru menjadi salah satu pertimbangan PVMBG mengapa pendakian dibatasi hingga Kalimati saja.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Purwanto, mengatakan pernyataan soal gas beracun itu disampaikan petugas pengamat Gunung Semeru, Soeparno, dalam rapat rencana pembukaan pendakian Semeru. Purwanto mengatakan pihaknya telah mendengar informasi ihwal pendakian akan dibuka kembali pada awal Mei 2015. "Informasinya, awal Mei ini, pendakian akan dibuka lagi," kata Purwanto.
Dalam rapat koordinasi yang digelar di Lumajang itu, pengamat Gunung Semeru mengatakan letusan asap yang bersinggungan dengan kabut di puncak Semeru berpotensi menjadi gas beracun. "Berbeda ketika ada sinar matahari, letusan asap akan terlontar ke atas," ujarnya. Namun, jika kabut masih tebal, letusan asap akan bercampur dengan kabut dan meracuni udara yang ada di puncak Mahameru. "Ini sangat berbahaya buat pendaki yang ngotot ke puncak Mahameru."
Hal itulah, kata Purwanto, yang membuat PVMBG merekomendasikan pendakian hanya sampai Kalimati. "Semeru bisa didaki kapan saja. Tapi Vulkanologi merekomendasikan hanya sampai Kalimati," tutur Purwanto. Selain PVMBG, rapat koordinasi itu juga dihadiri Dinas Kesehatan Lumajang, Badan Search and Rescue Lumajang, dan BPBD Lumajang. Dalam paparannya, wakil dari Dinas Kesehatan Lumajang menyampaikan sudah menyiapkan dua bidan desa yang bertugas di Desa Ranupane, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
"Kalau dokter di desa tidak ada. Jika diperlukan, dokter ada di Puskesmas Senduro," kata Purwanto. Sedangkan, baik BPBD Lumajang maupun SAR Lumajang, ujar Purwanto, siap mendukung pembukaan pendakian Gunung Semeru. Terkait dengan aktivitas Gunung Semeru, hingga saat ini statusnya masih pada level waspada. Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik BPBD Lumajang Hendro Wahyono mengatakan gempa letusan, tremor, dan eembusan masih mewarnai aktivitas vulkanis gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu.
"Saya berharap pendaki mematuhi aturan dan tidak menerobos mendaki ke puncak Mahameru," kata Hendro. Hal ini, kata dia, demi keselamatan para pendaki sendiri.
Seperti diberitakan, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) membuka kembali jalur pendakian Semeru per 1 Mei 2015. Pendaftaran sudah dilakukan via online sejak pekan lalu. Pendaki diminta mempersiapkan diri dengan membawa surat keterangan dokter, logistik yang memadai, mematuhi jalur yang ditentukan, tidak membuat api unggun, dan membawa pulang sampah. Semua pendaki juga dilarang menempuh rute lain kecuali dari Ranupane.
DAVID PRIYASIDHARTA